Sambil menggandeng tangan Xander, Clarke mendorong pintu kaca Cally Cafe, dan pandangannya langsung tertuju pada teman – temannya. Sudah ada Dave, Mark, Rick, dan Joanne. Ally sengaja datang terakhir, dia hanya ingin memberikan kejutan untuk ulang tahun Dave.
"Selamat ulang tahun, Dave!" ucap Clarke yang langsung mengecup pipi Dave sekilas.
Xander langsung menarik Clarke kembali ke pelukannya. Mark tertawa melihat sikap Xander yang terlalu cemburu. Clarke menepis tangan Xander yang ada di pinggangnya, membuat Xander menjadi kesal. Clarke memberikan kadonya untuk Dave, yang langsung diterimanya dengan senang hati.
Wajah berbinar Dave terlihat disaat pria itu sudah merobek sebagian kertas kadonya. Berharap jika kado yang ada di tangannya saat ini berisi komik favoritnya yang edisi terbaru. Tapi tatapan itu sirna seiring dengan kado nya yang sudah terbuka sempurna. Dave mendesah kecewa disaat mengetahui kadonya.
Kaus kaki?
Dave mengambil kaus kaki dari dalam kadonya, ia menggerakkannya ke udara, menimang – nimangnya sambil menatapnya. Dave merasa risih mendengar cekikikan yang berasal dari teman – temannya, termasuk si pemberi hadiah dan pacarnya.
"Kau memberiku kaus kaki?" tanya Dave setelah ia memasukkan kaus kakinya kembali ke tempat asalnya.
Jujur saja, Dave merasa bingung dengan gadis pirang yang ada di depannya ini. Clarke, dengan mudahnya bisa menyewa cafe untuk malam ini, yang biayanya tidak bisa dibilang murah. Tapi kenapa dia hanya memberinya kaus kaki?
Clarke mengangguk, ia menyengir selebar kuda. "Kau kan pernah mengeluh jika kaus kakimu bolong semua." Ucap Clarke dengan wajah tanpa dosa. Dave terperangah mendengar alasan Clarke. Dia menyesal sudah bercerita tentang kaus kakinya yang bolong.
"Ya-ya-ya. Terimakasih. Kau sangat perhatian, Clarke." Ucapnya.
Xander menghampiri Dave, memeluknya ala pelukan cowok. "Happy birthday, bro." kata Xander setelah ia melepaskan pelukannya.
Dave mengangguk. "Thanks. Adikmu tidak ikut?" tanya Dave.
Xander menggeleng. Dave terlihat kecewa, karena hanya Ally-lah yang ia harapkan kedatangannya di hari spesialnya. Tapi sepertinya gadis yang ia harapkan tidak akan datang saat ini.
"Sudah mulai saja acaranya, aku sudah lapar." Mark berkata sambil mengelus perutnya.
Rick seperti biasa, langsung me mukul bagian belakang kepala Mark. Joanne menggeleng melihat pacarnya yang hobi sekali memukul kepala orang. Pacar Rick sering kali menasihati Rick untuk tidak memukul kepala orang sembarangan, bagaimana jika yang dipukul-nya bisa bodoh?
Kue yang sudah menjadi pajangan dari tadi, akhirnya menjadi pusat perhatiannya. Dinyalakan lilin dengan korek yang sudah Mark bawa. Lilin dengan angka delapan belas diatasnya menyala dengan terang.
"Make a wish, Dave!" Joanne menyodorkan kue yang tadi baru diambilnya dari atas meja.
Dave memejamkan matanya, berdoa dalam hati. Tak lama Dave membuka matanya dan meniup lilinnya. Tepat setelah lilin mati, seseorang mendorong pintu kaca cafe. Dave tersenyum sumringah melihat siapa yang baru saja datang.
Ally. Gadis itu datang.
Tapi senyuman Dave luntur setelah melihat Theo menyusul di belakang Ally. Ada perasaan kecewa begitu Dave tahu jika Ally datang bersama Theo. Entah dia harus merasa senang karena Ally datang, atau merasa kecewa karena ia datang bersama Theo.
Ally mencium bibir Dave sekilas, pria itu belum sadar juga dari dunianya. "Dave?"panggil Ally, Dave mengerjapkan matanya lalu menatap Ally. "Selamat ulang tahun." Ally tersenyum, ia menyerahkan kotak berisi kue yang sudah ia buat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Frozen Vampire (Complete)
VampierAku akan menghancurkan dinding yang sudah dia bangun, setebal apapun dia membangunnya. - David Thomas William Aku tidak ingin jatuh cinta. Aku tidak ingin orang lain mempunyai perasaan untukku. Karena aku berbeda. Karena aku...