Dua Puluh Empat

5.6K 333 2
                                    


Author's POV

Dave terbangun merasakan sinar matahari yang masuk melalui jendelanya yang terbuka. Seingatnya, semalam jendela itu tertutup, dia yakin itu. Saat ingin beranjak, Dave merasakan ada yang menahan pinggangnya. Dave menoleh dan tersentak karena kaget.

Ally? Apa yang dia lakukan disini.

Dave merubah posisi tidurnya, miring menghadap ke arahnya. Dave tersenyum begitu melihat tenang dan damainya wajah Ally ketika tidur. Dave memindahkan anak rambut Ally yang menutupi wajahnya, agar dia bisa melihatnya dengan jelas.

"Hai." Dave menjadi kelabakan karena mendengar suara Ally yang serak, dan terkesan seksi. Baginya tidak ada yang lebih indah selain suara Ally di pagi hari, bahkan kicauan burung dipagi hari kalah dengan suara Ally.

"Hai." Jawabnya ragu. Tak lama, Ally membuka kelopak matanya. Mata coklat tua nya menatap Dave, ia tersenyum.

"Kapan kau kesini?" tanyanya, jujur saja, Dave pun bingung kapan Ally bisa ada disini, tepatnya kapan dia ada disini.

"Tadi." jawabnya singkat.

Ally bangkit dari tidurnya setelah menyibakkan selimut yang tadi menutupi badannya. Dave menggeruti dalam hatinya, Ally hanya memakai celana hot pants berwarna hitam ke sini, bagaimana jika orang lain melihat kaki jenjangnya. Tidak ada yang boleh melihat kakinya selain Dave.

"Kau pakai celana itu ke sini?"

"Tentu saja,"jawabnya. "Dave, aku pinjam bajumu, ya?" pintanya.

Dave mengangguk, menunjuk lemari dimana dia menyimpan baju atau kaosnya. Dave hanya melihat Ally dari atas sampai bawah, dia benar – benar terlihat seksi pagi ini. Ahh, andai saja Dave bisa, Dave akan menerkamnya sekarang juga.

Ally mengambil kaos dengan lambang 'S' di dadanya, kaos yang Dave beli ketika demam Batman v Superman beberapa bulan yang lalu. Setelah diambilnya, Ally berjalan ke kamar mandi, membawa kaos itu bersamanya.

Dari sini, Dave mendengar air yang dinyalakan oleh Ally. Sambil menunggu nya selesai mandi, karena Dave tahu jika perempuan mandi, akan membutuhkan waktu lama, Dave menyiapkan pakaian yang ingin dipakai hari ini.

Sepuluh menit kemudian, pintu kamar mandi terbuka. Dave meneguk ludahnya sendiri ketika melihat Ally dengan kaosnya yang terlihat cocok pada tubuhnya, walaupun terlihat kedodoran. Ally memiringkan kepalanya, mengeringkan rambutnya yang basah dengan handuk Dave.

Dave salah rupanya, Ally bukan seperti perempuan pada umumnya. Jika perempuan lainnya, bisa menghabiskan waktu hingga satu jam lamanya di kamar mandi, dia tidak membutuhkan waktu sebanyak itu. Dia hanya membutuhkan waktu sepuluh menit.

Lamunannya buyar karena merasakan sesuatu mendarat di wajahnya. Dave menyadari jika Ally telah melemparkan handuk pada Dave. Dave menatapnya dengan kesal, Ally hanya meringis, menunjukkan gigi nya yang rapi.

"Mandi sana!" usirnya pada Dave. Ini kan rumahnya, seharusnya Dave yang mengaturnya. "Kita akan jalan – jalan hari ini." Dave berjalan dengan malas menuju kamar mandi. Seenaknya saja dia menyuruhnya.

Dave meletakkan baju dan celana ganti di wastafel. Ia menyalakan shower, mulai membasahi seluruh badannya setelah melucuti semua kain yang membalut tubuhnya. Tidak perlu waktu lama, Dave langsung menyabuni badannya. Menuangkan shampoo di telapak tangannya sebelum menaruhnya di kepalanya.

Dave langsung membilasnya hingga bersih, diambilnya handuk yang tadi disangkutkan pada pintu. Mengelap badannya hingga kering. Dave mulai memakai baju gantinya, kali ini Dave memakai celana jeans hitam, kaos abu - abu dengan lambang kelelawar berwarna hitam di dadanya. Barulah dia menggosok giginya.

Frozen Vampire (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang