Happy independence day, guys! Semoga Indonesia jadi makin maju.
Sebenernya sih banyak harapan aku buat Indonesia tercinta, tapi ga mungkin aku tulis semua hehehe :D
Oke, lanjut aja... Happy reading!
***
"Apa dia sekarang bergabung dengan kita?" bisik Mark dengan suara pelan pada Rick.
Rick megedikkan bahunya tidak tahu setelah kepala Mark menjauh dari telinganya. Clarke dan Ally saling melirik karena mendengar bisikan Mark, mereka berdua tahu siapa 'dia' yang dimaksud oleh Mark. Sedangkan Theo memutar matanya mendengar bisikan Mark.
"Ya. Dave dan aku sekarang berteman." Jawab Theo acuh.
Mark dan Rick nyaris berteriak mendengar ucapan Theo yang menjawab pertanyaannya, mereka berdua tidak benar – benar yakin mendengar jawabannya. "Kau mendengar bisikanku?" tanya Mark tidak percaya sambil menggeleng – gelenggkan kepalanya.
"Aku bahkan berbisik sangat, sangat, sangat pelan." Ucap Mark dengan suara yang dibuat – buat misterius.
Rick mendelik jijik mendengar suara Mark yang kedengaran seperti orang yang mendesah, lalu memukul belakang kepala Mark. Asal tahu saja, Rick memang hobi menggeplak kepala orang.
"Kau sudah menyiapkan seseuatu untuk ulang tahun Dave?" tanya Joanne mengalihkan pembicaraan yang sudah jauh melenceng dari rencana mereka.
"Aku akan membuatkannya sesuatu, itu saja." jawab Ally.
Mata Clarke melotot menatap Ally. "Itu saja?!" pekiknya sambil bangkit berdiri.
Theo yang kebetulan berdiri di samping Clarke langsung menarik tangannya untuk duduk, karena seluruh pengunjung cafe menatap kearah meja yang ditempati mereka. Semuanya kecuali Clarke meringis sambil meminta maaf kepada pengunjung cafe, sedangkan muka Clarke memerah menahan malu. Dia benar – benar lupa jika sedang tidak ada di sekolah.
Saat ini Ally, Theo, Joanne, dan Clarke dengan dayang – dayangnya tanpa Dave sedang ada di salah satu cafe yang berada di Callister Falls. Mereka sengaja tidak mengajak Dave bersama mereka, karena mereka sedang merencanakan kejutan untuk ulang tahun Dave.
"Aku ke toilet dulu." Ucap Ally lalu bangkit dari kursi sambil membawa ponselnya.
Ally mulai berjalan menuju kamar mandi, meninggalkan teman – temannya yang masih sibuk merencanakan kejutan untul ulang tahun Dave yang ke delapan belas. Ally mendorong salah satu bilik toilet perempuan yang ada di dalam cafe.
Setelah beberapa menit, Ally keluar dari bilik kamar mandi. Dia sekarang sudah berdiri di depan cermin besar dengan wastafel di dekatnya, meletakkan ponselnya ke sisi wastafel yang kering. Ally mendorong tombol dengan telapak tangannya, sabun cair keluar melalui lubang kecil dan berpindah ke telapak tangan satunya.
Ally menyalakan air di wastafel, tangannya sibuk membersihkan busa sisa sabun cair tadi. Ally masih membilas tangannya tidak mempedulikan angin yang menerpanya, ia tersentak ke belakang ketika melihat seorang perempuan berambut pirang yang menatapnya benci dari pantulan cermin besar dihadapannya.
Ketika menoleh ke belakang, ia tidak menemukan siapapun, hanya suara pintu tertutup yang ia dengar. Siapa yang berani mengerjainya seperti ini. Ally tidak takut, dia hanya kaget saja. Tanpa ragu Ally kembali membersihkan tangannya.
Setelah bersih dan kering, Ally mengambil ponselnya dan segera melangkah keluar toilet. Ally kembali tersentak kaget begitu mendapati seseorang yang menyiramnya dengan air yang ada di cup pegangannya. Air yang merembes melalui bajunya membuat Ally meringis kesakitan.
"Shit!" makinya pada seseorang yang kini sudah menghilang dari hadapannya.
***
Hayooo siapa yang nyiram Ally?
Terus dia nyiram air yang mengandung apa?
Remember to
Vote
and
Comment
KAMU SEDANG MEMBACA
Frozen Vampire (Complete)
VampireAku akan menghancurkan dinding yang sudah dia bangun, setebal apapun dia membangunnya. - David Thomas William Aku tidak ingin jatuh cinta. Aku tidak ingin orang lain mempunyai perasaan untukku. Karena aku berbeda. Karena aku...