Sepuluh

8.4K 495 0
                                    

Dave's pov

Aku sengaja datang pagi - pagi ke sekolah hari ini, tentu saja supaya aku tahu bagaimana keadaan Ally. Jujur, aku sangat khawatir kemarin. Dan sepertinya aku harus memberikan perhitungan pada Clarke yang tidak memberitahuku jika Ally sudah pulang.

Aku berdiri diparkiran sekolah, duduk diatas motorku sambil menunggu kedatangan Clarke. Sesekali aku tersenyum dan membalas sapaan teman - teman yang menyapaku. Tidak hanya yang kukenal, bahkan aku harus membalas sapaan orang yang tidak kukenal. Apa semua murid disini genit? Tadi saja ada rombongan junior yang coba menggodaku sambil menggerlingkan matanya padaku.

Ini semua gara - gara Mark, jika saja dia tidak memintaku bergabung dengan tim football, pasti namaku tidak akan seterkenal ini. Tapi yang pasti aku seksi dan aku tahu itu. Ahh, sisi narsistikku sepertinya keluar lagi.

Aku turun dari motorku begitu aku melihat mobil silver milik Clarke terparkir ditempat biasanya. Aku menghela nafas lega begitu Ally turun setelah Clarke. Aku segera berlari menghampirinya.

"Hai." Sapaku.

"Hai." Sahut Clarke. Ally mengangguk padaku sebagai jawaban. Duh, dia susah sekali sih diajak bicara.

Damn, Ally! Kau membuat ini menjadi sulit. Seharusnya tidak perlu teka - teki untuk membuka hatimu. Kau tinggal katakan apa yang ada dipikiranmu sehingga aku tahu apa yang harus kulakukan. Berhentilah menjadi orang yang misterius, itu menyeramkan.

Kami bertiga berjalan memasuki gedung sekolah dalam keheningan yang menyelimuti. Sesekali aku menengok pada Clarke yang langsung diresponnya dengan gelengan. Dengan pasrah aku menurutinya, daripada aku semakin dikacangi olehnya.

"Aku duluan, kelas pertamaku sejarah." Ucap Ally lalu meninggalkanku dan Clarke dengan berbelok kearah kanan dimana kelas sejarah berada.

Aku berhenti tepat di depan Clarke dan langsung menanyakannya. "Dia kenapa, sih?" tanyaku.

"Ally butuh waktu, Dave. Kau tidak bisa memaksanya." Ucap Clarke.

Hmm, waktu ya? Entah mau sampai kapan. Kalian tahu kan menunggu itu menyebalkan? "Santai, Dave. Aku pasti membantumu kok." Ucap Clarke. Aku menghela nafas beratku.

***

Sialan, gara - gara kemarin aku pergi tanpa izin dengan Pelatih Westin, dia memberikan tugas untuk membuat makalah pelajaran sejarah. Gara - gara sekolah ini belum menemukan guru sejarah pengganti, kepala sekolah meminta Pelatih Westin sebagai pengganti sementara.

Aku menatap Mark dan Rick yang saat ini masih sibuk menertawakanku hingga terpingkal - pingkal. Wajahnya memerah karena kebanyakan tertawa. Ditambah lagi Clarke yang baru datang dan langsung menertawaiku. Tenggelamkan, aku!

"Sudah, sudah. Kasihan Dave." Lerai Clarke. Dia sepertinya tidak ikhlas mengucapkan itu, karena dia berbicara sambil tertawa.

Clarke tiba - tiba berhenti tertawa, memandang kearah belakangku. "Ally, kemarilah!" teriaknya.

Mark dan Rick yang tadi tertawa langsung terdiam begitu Clarke memanggil Ally. Aku berusaha untuk tidak menoleh ke belakang karenanya. Aku mendengar langkah kaki yang berjalan kearah kami, dan berhenti disampingku.

"Bergabunglah disini," tawar Rick padanya.

"Tidak usah, aku cari tempat lain saja." tolaknya.

"Mau dimana? Tempatnya sudah penuh semua." Ucap Mark menambahkan.

Aku bisa mendengar nafas panjang yang dihelanya, "Baiklah." ucapnya. Aku menggeser tubuhku ke samping, menyisakan tempat untuknya.

Begitu Ally mendaratkan bokongnya, aku bisa merasakan detak jantungku yang berdetak sangat kencang. Hanya duduk disampingku saja dia sudah membuatku seperti ini, apalagi jika dia memelukku. Ally, kau susah sekali ditaklukan.

"Tidak ada yang menganggumu, kan?" tanya Mark. Pertanyaan bodoh macam apa itu, Mark?

Ally mendongak menatap Mark lalu menggeleng. Haha sukurin kau, Mark. Belum pernah kan dijawab seperti itu sama murid disini. Mark menatapku kesal karena aku memberikan senyum meledek padanya.

Tiba - tiba aku merasakan perubahan yang terjadi pada Ally, tubuhnya menjadi tegang seketika ketika menatap seseorang yang menatap kearah kami. Ralat, tepatnya kearah Ally. Kulihat muka Ally yang menjadi pucat seketika.

Tanpa basa - basi, Ally bangkit dari duduknya. Berjalan melewati Clarke sambil berkata, "Ikut aku, Clarke." Tanpa bertanya, Clarke pun ikut bangkit dari duduknya. Berjalan tergesa - gesa mengikuti Ally dibelakangnya.

Mike dan Rick saling bergantian menatap wajah mereka masing - masing, lalu menatapku secara bersamaan. "Apa yang terjadi?" tanya Mark. Aku pun ikut bangkit mengikuti jejak Ally, sepertinya Mark dan Rick pun mengikuti langkahku. Aku berhenti berjalan ketika tidak tahu kemana arah mereka pergi. Cepat sekali.



***





Remember to

Vote

and

Comment

Frozen Vampire (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang