Double update, guys!
Happy reading, hope you like it...
***
Ally kembali menjadi pendiam setelah Clarke yang mengatakan jika Dave dalam keadaan tidak sadar, atau lebih tepatnya dihipnotis ketika mengatai Ally monster. Tapi percuma saja, mau dalam keadaan sadar atau tidak, kata monster sangat mempengaruhi Ally.
Mengingatkannya dengan dirinya yang dulu.
Dalam perjalanan menuju sekolah, Ally hanya terdiam, membiarkan Clarke yang masih berbicara mengenai kejadian kemarin. Clarke sudah menghipnotis Dave untuk melupakan kejadian kemarin, tapi belum berhasil mengetahui siapa dalang dibalik semuanya.
Ally sengaja berangkat bersama Clarke, dia sedang tidak ingin membawa mobil. Bukannya membawa mobil dan mengendarainya, yang ada Ally hanya terdiam di dalamnya. Memikirkan sesuatu yang menganggu pikirannya dari kemarin.
Dia menyesal karena telah melukai Dave, dia benar – benar tidak menyangkan akan melakukan itu padanya. Kata monster terlalu besar efeknya pada Ally, dan bisa membahayakan orang sekitarnya.
Ally langsung membuka pintu mobil begitu mobil Clarke berhenti di parkiran sekolah, tidak mempedulikan panggilan Clarke yang memanggilnya. Gadis itu bahkan tidak menoleh sama sekali.
Ally berjalan dengan cepat menuju kelas pertamanya, dia bahkan tidak menyadari jika Dave sudah menunggunya di depan gedung sekolah. Dave yang bingung hanya menatap Mark dan Rick yang juga menunjukkan ekspresi yang sama.
Selama pelajaran Pak Robin, Ally masih terdiam, dia tidak fokus dengan pelajaran. Walaupun dia berhasil menjawab soal yang diberikan oleh guru Biologi-nya itu, sebenarnya pikirannya melayang kemana – mana.
Dave yang merasa aneh dengan pacarnya, melemparkan gulungan kertas kearahnya. Bukannya menoleh, Dave malah mendapatkan lirikan sinis darinya. Dave mendengus, dia merasa jika Ally kembali seperti dulu. Menjadi cewek beku padanya.
Saat istirahat belangsung, Ally bahkan memilih untuk duduk sendiri di meja yang ada di pojok ruangan, tidak ingin bergabung dengan Clarke dan dayang – dayangnya serta Theo yang sedang duduk di meja mereka seperti biasa.
Clarke membisikkan sesuatu pada Theo yang langsung dibalas anggukkan olehnya. Theo bangkit dari duduknya dengan membawa nampan berisi makanannya, menghampiri Ally yang duduk dipojok ruangan.
"Biarkan dia sendiri dulu." Ucap Clarke, dia mencengkram tangan Dave yang juga ingin bangkit menghampiri Ally. Dave mendengus dan kembali duduk.
Theo menaruh nampannya diatas meja, pikiran gadis itu benar – benar tidak ada disini, dia bahkan tidak menyadari kehadiran Theo. Theo berdehem, membuat Ally sadar dari lamunannya.
Theo duduk di bangku yang ada dihadapan Ally setelah menatap makanan yang bahkan tidak disentuh olehnya. Theo terenyum pada Ally yang langsung dibalas senyuman tipis olehnya.
Theo tahu jika dalam diamnya, Ally pasti sedang diselimuti oleh perasaan bersalah dan penyesalan karena kejadian kemarin. Tipikal Ally, ketika dia merasa bersalah, dia pasti akan selalu menghindari siapapun.
"Kau tidak perlu menyesal Ally, saat itu kau bukanlah dirimu." Ally langsung menatap Theo yang juga menatapnya, Theo menelan kentang goreng yang baru saja selesai dikunyahnya.
"Aku tahu." Jawabnya. "Tadinya aku bertekad untuk menjaga Dave dari dirimu. Aku takut jika kau melukainya. Tapi apa?" Ally tertawa hambar.
"Aku lah yang melukainya." Ally tersenyum miris. "Aku menyesal."
"Aku memang monster, Theo." Lirih Ally. Clarke yang mendengar ucapan Ally dari mejanya hanya bisa menggeleng menyangkal ucapannya.
Theo menggeleng, dia menggenggam tangan Ally. "Kau bukan monster!" Theo berusaha menenangkan Ally.
Ally memalingkan wajahnya kearah lain begitu Dave memandangnya dengan tatapan sendu dari mejanya. Jika keadaannya tidak seperti ini, Ally juga akan membalas tatapan Dave, atau mungkin dia akan berlari menghampirinya, memeluknya denga penuh kasih sayang. Hanya saja, dia tidak bisa melakukannya saat ini.
Untuk saat ini, dia harus menjaga jarak dari Dave.
***
Maaf ya kalo cerita ini makin lama makin gaje, alur nya kecepetan atau apa lah. Karena aku juga masih belajar.
Remember to
Vote
and
Comment
KAMU SEDANG MEMBACA
Frozen Vampire (Complete)
VampiroAku akan menghancurkan dinding yang sudah dia bangun, setebal apapun dia membangunnya. - David Thomas William Aku tidak ingin jatuh cinta. Aku tidak ingin orang lain mempunyai perasaan untukku. Karena aku berbeda. Karena aku...