Clarke menghampiri Dave yang masih terdiam, berdiri di tempatnya. "Ikut aku, akan ku jelaskan semuanya padamu." Ucap Clarke yang langsung menggandeng Dave, membawanya melesat ke tempat parkir.
Theo mengendarai mobil dengan kecepatan penuh, tidak mempedulikan keadaan sekitar atau bahkan orang yang akan ia tabrak. Yang dia pedulikan saat ini adalah membawa Ally pulang ke rumahnya dan membaringkannya ke kasur. Menunggunya hingga sadar.
Theo kembali membopong Ally setelah sampai ke rumahnya, mendorong pintu dengan kakinya. Rumah Xander dibangun atas namanya, jadi dengan mudah Theo bisa masuk tanpa izin. Karena rumah yang pemiliknya adalah vampire bisa dimasuki dengan bebas oleh sesama mereka, termasuk rumah sewaan seperti rumah sakit, hotel, motel, cafe atau bar dan tempat – tempat umum lainnya.
Sambil membopong Ally, Theo melesat ke kamar Ally, menaruhnya di atas kasur. Theo melepas sepatu Ally dan melemparnya ke samping, menaikkan selimut sampai ke dadanya. Theo memperhatikan Ally yang masih belum tersadar.
Theo menajamkan pendengarannya begitu mendengar seseorang membuka pintu. Suara ribut langsung terdengar begitu seseorang menutup pintunya. Theo kembali fokus pada gadisnya, berharap dia cepat bangun.
Sepertinya dia harus mengurungkan niatnya untuk menemani Ally hingga tersadar, karena sesuatu yang ada di bawah lebih menarik perhatiannya. Theo membelai pipi Ally sebelum akhirnya melesat ke bawah.
Dengan cepat, Theo langsung menghampiri Dave yang sedang duduk di sofa, menarik kerah bajunya. Menatapnya dengan tatapan membunuh, sedangkan Dave hanya menatapnya bingung.
Clarke yang melihatnya tidak tinggal diam, dia melesat dan menepis tangan Theo yang mencengkram kerah baju Dave. Menyuruhnya untuk duduk dan tenang. Mau tidak mau, Theo menurutinya.
"Dia dihipnotis," Theo menoleh pada Clarke. "Aku yakin itu." ucapnya yakin.
Theo menghempaskan tubuhnya ke single sofa. Memijat batang hidungnya, dia tidak habis pikir siapa yang melakukan itu pada Dave yang tidak tahu apa – apa. Sesuatu tiba – tiba muncul di kepalanya. Dia teringat kejadian yang ada di cafe kemarin.
Clarke yang melihat perubahan ekspresi Theo langsung mengerti. "Kau berpikiran sama denganku, ya?" Theo mengangguk.
Dave tiba – tiba bangkit dari duduknya. Menatap Clarke dan Theo secara bergantian. Dia tidak mengerti apapun saat ini. "Hello? Aku disini? Seseorang tolong katakan padaku apa yang sebenarnya terjadi." Ucap Dave.
"Diamlah, Dave!" bentak Clarke.
Dave kembali duduk dengan pasrah. Ketiganya menoleh begitu melihat pintu ganda terbuka yang memunculkan Xander dari baliknya. Clarke menelpon Xander sebelum pulang tadi, dan secepat ini dia sampai.
"Siapa yang menghipnotismu?" tanya Xander to the point.
Jika sesuatu mengganggu atau mengancam keselamatan keluarganya, Xander tidak akan berbasi – basi. Xander berjalan menghampiri Dave dan langsung duduk disampingnya. Sepertinya dokter itu langsung menuju kemari setelah Clarke menelponnya, lihat saja masih dengan jas putih dan stetoskop yang menggantung di lehernya.
Xander memegang pipi Dave dengan satu tangannya. Menatap Dave tepat dimatanya. "Siapa yang menghipnotismu?!" tanya Xander dengan hipnotisnya.
"Aku tidak tahu." Jawabnya jujur.
Xander langsung melepaskan genggamannya pada pipi Dave. "Sial!" pekik Theo.
"Dia vampire yang pintar, Xander. Dia menyuruh Dave untuk melupakan siapa dia." Clarke menyimpulkan.
Xander mengangguk menyetujuinya. "Siapapun dia, pasti menginginkan Ally." Clarke danTheo mengangguk secara bersamaan.
***
Remember to
Vote
and
Comment
KAMU SEDANG MEMBACA
Frozen Vampire (Complete)
VampireAku akan menghancurkan dinding yang sudah dia bangun, setebal apapun dia membangunnya. - David Thomas William Aku tidak ingin jatuh cinta. Aku tidak ingin orang lain mempunyai perasaan untukku. Karena aku berbeda. Karena aku...