Dua Puluh Sembilan

4.2K 315 0
                                    


Author's POV

Dave dan Theo saling bertukar cerita tentang bagaimana rasanya menjadi pacar dari seorang Ally. Dave sebenarnya tidak keberatan mendengar cerita Theo yang sangat antusias tentang bagaimana hubungan mereka dulu. Karena Dave yakin jika Theo hanya masa lalu Ally, tidak lebih.

Setelah Theo selesai bercerita, keadaan menjadi hening seketika. Theo memandang Ally yang masih tertidur dari tempatnya. Dave pun melakukan hal yang sama. Hanya saja, sebelum melihat Ally, Dave sempat melihat tatapan Theo yang berbeda dari sebelumnya. Dave tahu arti dari tatapan itu, seperti tatapan orang yang berharap jika dirinya bisa kembali memilikinya, mengulangi masa lalu mereka yang sempat berakhir.

Dave tahu jika pria yang ada sampingnya saat ini masih memiliki perasaan yang lebih untuk gadisnya. Tapi Dave masih yakin pada Ally, yakin jika gadis itu benar – benar mencintainya, bukan merasa kasihan padanya. Tapi Dave juga yakin, jika hubungan mereka pasti akan dibumbui oleh drama cinta segitiga, dengan Theo yang berada di tengah – tengah mereka.

Theo mengalihkan pandangannya pada Dave. Menatapnya dengan tatapan serius. "Maukah kau berjanji," Theo terdiam, Dave pun juga ikut menatap Theo dengan serius. Dave tahu kemana arah pembicaraan mereka. "Untuk tidak menyakitinya?"

Dave terdiam. Seperti dugaannya, Theo akan berkata seperti itu padanya. Dave beralih pada Ally yang baru saja mengubah posisi tidurnya menjadi miring. "Aku berjanji." Jawab Dave penuh keyakinan.

"Jika kau menyakitinya," Theo merubah ekspresi seriusnya menjadi tatapan membunuhnya. Rahangnya mengeras menatapnya, Dave meneguk ludahnya. "Bukan Xander yang akan mendatangimu. Bukan Clarke yang akan melemparmu dengan heels-nya." Theo kembali terdiam.

"Tapi aku yang akan mendatangimu duluan." Tambah Theo.

Dave bergidik ngeri mendengar nada bicara Theo yang dingin tapi tegas di dalamnya. Kedengarannya seperti sebuah ancaman bagi Dave. Dan dia tidak tahu apa yang akan terjadi padanya jika dia benar – benar menyakiti Ally. Yang pasti Theo akan datang menemuinya, menghajarnya, atau mungkin menghabisinya.

Theo tidak bermaksud mengancam Dave, hanya saja dia takut jika Ally kembali merasakan bagaimana kehilangan orang yang dia cintai. Dan dia tidak ingin mengulanginya lagi, dia tidak ingin melihat orang kesayangannya jatuh untuk yang kedua kalinya.

Karena jika vampire sudah merasa sedih, dia akan merasakan berkali – kali lipat kesedihannya. Begitu juga dengan senang, marah, kecewa, duka. Dan begitu juga jika mereka terluka, mereka akan lebih sakit merasakan lukanya. Dan jika vampire tidak kuat menahan rasa sakit itu, kemungkinan besar mereka akan mematikan emosinya.    






***






A/N: Makasih buat 2k lebih, guys. ga nyangka sumpah kalo cerita absurd ini bisa melebihi harapan aku. ga bisa ngucap apa-apa selain makasih. buat yang udh vote serita ini dari awal, aku makasih banget buat kalian. Once again, thank you guys!!!!!


Remember to

Vote

and

Comment

Frozen Vampire (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang