10

107 7 0
                                    

ALEX

Tak pernah ku bayangkan secepat ini

Aku takutkan benar terjadi adanya

Perbedaan mengalahkan rasa

Dan kita menyerah kalah pada keadaan

Kau putuskan pergi, melepaskan kita ...

*

Sudut-sudut bibirnya tertarik hingga meninggalkan seulas senyum tanpa makna. Ditengah kemacetan menunggu lampu berganti warna dalam mobilnya Alex menikmati alunan musik dari CD player. Lebih dari lima belas menit yang lalu dia tiba di perempatan Bubutan dan hingga detik ini mobilnya hanya maju tak lebih dari dua meter.

Benaknya masih memutar lagu tadi. Penyanyi bersuara serak yang melantunkannya pasti tahu suasana hatinya. Jangan tanya isi pikirannya karena sudah pasti sama. Selalu sama.

Jemarinya mencengkeram roda kemudi hingga buku-bukunya memutih, terus mempertanyakan keputusan yang pernah ia ambil lima tahun lalu. Salahkah ia jatuh cinta pada perempuan yang berbeda dengan dirinya? Bukankah Tuhan yang menganugerahkan rasa itu padanya, lantas mengapa ia tak bisa menjalani layaknya orang lain? Mengapa semua terasa salah saat ini?

Tuhan kita cuma satu, kita yang berbeda

Hingga tak mungkin menyatu cinta yang terluka

Ku terima semua ini sebagai rahasia

Biar ku simpan selamanya kau di hatiku

Mungkin lagu ini benar. Jawaban yang ia butuhkan telah tersedia sejak lama, yang semestinya ia lakukan adalah menerima. Bahwa ia memang LDR bukan hanya terbatas jarak tapi juga kepercayaan. Jarak yang paling jauh diantara dirinya dan Say adalah perbedaan tempat ibadah, bukan perbedaan negara.

Long Distance Religionship.

***

Re: Start!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang