EPILOG

318 13 8
                                    

"Untuk Clara, kesan pertama kamu ke Ferdinal gimana?"

Bukan jenis pertanyaan yang disukai Clara kalau ada yang bersangkutan disampingnya.

"Kesan pertamaku ke Didik itu..."

Kalimatnya menggantung. Hanya benaknya yang berani menjawab secara jujur. Sudut matanya mencuri pandang Ferdinal dan merasakan debaran hebat didadanya. Baginya, sosok Ferdinal adalah segalanya.

My mood booster.

My heart beating.

My roller coaster.

My start.

The beginning.

"Gimana ya? Aduh, pokoknya dia tipeku deh. Cowok yang 'aku banget' lah," lanjutnya sambil menutupi wajah dengan bantal sofa.

Ia masih diam-diam memandangi Ferdinal yang selalu tampak tenang minim emosi di wajahnya. Air mukanya tak berubah sama sekali dan Clara harusnya tidak merasakan kecewa.

"Ferdi? Kesan pertamamu ke Clara gimana?," kembali Alex mengulang pertanyaan.

Tanpa ada yang mendengar dari dua orang di dekatnya, ia berbisik pada hatinya, "The ending."

Benar.

Mungkin sejak pertama bertemu hatinya telah memilih gadis itu sebagai akhir untuk dirinya. Sesuatu yang walau telah ia upayakan untuk selalu menghindar dan menjauh namun nyatanya malah makin menyiksanya. Hanya saja bukan sekarang. Saat ini dia tidak boleh menyukainya. Tatapannya sedikit beralih pada Clara yang masih malu-malu bersembunyi di balik bantal sofa.

Setengah tersenyum jahil ia berkata, "Kesan pertama gua ke Clara itu nggak banget pokoknya. Oke, lanjut."

Clara meninju lengan Ferdinal sekuat tenaga hingga pemuda itu bergeser sedikit dan meringis kesakitan. Alex memutar kunci yang menunjuknya lagi.

Dan secara tak sengaja jari mereka bertumpuk dibawah meja, reflek Ferdinal berjengit dan mengangkat tangan namun ditarik kembali oleh Clara. Dibawah meja, dalam diam, jemari keduanya bertaut, dan hanya mereka berdua yang mengerti arti debaran yang sedang bergemuruh di dada masing-masing.

***


Re: Start!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang