Nothing Left

107 7 0
                                    

Part 5: Nothing Left


Hari semakin sore, kini jam tangan mereka menunjukkan pukul 4 sore. Terlihat bahwa langit biru itu kini telah berubah warna menjadi semakin jingga sementara matahari kini terlihat semakin terbenam tanda bahwa hari menjelang gelap. Sebenarnya tidak ada lagi yang bisa dilakukan di tempat itu apalagi perut mereka kini semakin lapar namun perasaan takut mereka diserang oleh makhluk aneh membuat mereka tetap bertahan untuk berkumpul bersama ditempat itu.

Kotori dan kawan-kawan mengambil inisiatif untuk sekali lagi mencoba mencari ke sekeliling sekolah untuk memastikan apakah benar-benar tidak ada orang lain yang masih ada di sekolah itu. Mereka juga bertujuan untuk mencari air minum atau makanan ringan yang bisa mereka makan jadi kemudian mereka membagi diri menjadi 2 kelompok: Kotori bersama dengan Ibunya, Hanayo dan Eli menyusuri bagian dalam gedung. Sedangkan kelompok lainnya adalah Maki, Rin, dan Umi menyusuri bagian luar sekitar gedung sekolah.


Di dalam Gedung Sekolah

"Hanayo-san, Apakah menurutmu hanya kita bertujuh sajalah orang terakhir di kota ini?" tanya Kotori kepada Hanayo.

"Entahlah, Aku rasa tidak." jawabnya singkat. "Pada dasarnya, hanya orang yang mempunyai kekuatan hati yang murni bisa selamat dari serangan awan gelap itu, seperti halnya ibumu."

"Tapi kemana perginya semua orang-orang?" giliran Eli yang bertanya. "Apakah mungkin mereka semua sudah berubah menjadi monster?."

Tiba-tiba suasana menjadi hening karena Hanayo enggan untuk menjawab pertanyaan tersebut. Kondisi ini hanya menyisakan dua kemungkinan, antara itu benar ataupun tidak.

"Tapi seandainya itu benar..." Eli melanjutkan pertanyaannya. "Masih ada kemungkinan untuk mereka bisa kembali lagi menjadi manusia normal, kan?" tanyanya dengan suara cemas.

"Aku meragukan itu" jawab Hanayo dengan suara pelan. "Jika seandainya itu yang terjadi maka..."

"Sekali mereka telah berubah menjadi monster maka sesungguhnya mereka tak ubah layaknya orang mati."

Kotori dan lainnya tersentak menghentikan langkah mereka ketika selesai mendengar perkataan Hanyo tersebut. Dari semua hal yang telah mereka bicarakan barusan jelas jawaban tersebut bukanlah sesuatu yang ingin mereka dengar. Seandainya realitasnya adalah seperti itu, bukankah itu berarti bahwa mereka adalah makhluk terakhir di muka bumi ini?.

"APA?! K... Kamu pasti sedang berbohong kan?!" Kata Kotori dengan terbata-bata namun gadis itu mengacuhkan Kotori dan berkata:

"Kamu akan mengerti apabila telah melihatnya sendiri..."

Singkat cerita, setelah merasa sudah cukup lama untuk melakukan pencarian dan tidak dapat menemukan seorangpun juga maka mereka memutuskan untuk menghentikan pencarian dan kembali ke tempat semula. Kelompok Kotori hanya mendapati kondisi ruangan kelas yang telah rusak dengan tas para murid yang masih tergeletak di atas mejanya.

Sementara kelompok Maki juga mendapati hal yang sama ketika mereka berada di ruangan kantin, tidak ada seseorangpun yang bisa mereka temui di tempat tersebut selain beberapa roti dan snack yang bisa mereka ambil untuk dimakan bersama-sama. Karena matahari juga sudah mulai terbenam, Hanayo menyarankan mereka untuk segera pulang meninggalkan tempat itu.

"Hari sudah semakin menjelang malam, aku pikir bukan hal yang bagus jika kalian tetap diam disini. Lebih baik sekarang kalian pulang saja ke rumah masing-masing untuk beristirahat sekaligus memastikan apakah keluarga kalian selamat disana."

"Hanya saja aku harap kalian bisa mempersiapkan diri untuk kemungkinan terburuknya."

Tidak ada balasan dari ucapan yang sedikit kasar itu. Seluruh gadis di tempat itu juga menyetujui saran Hanayo tersebut dan segera mempersiapkan diri untuk segera pulang ke rumah masing-masing tapi dia mendadak menyela aktifitas mereka.

"Ahh, Satu hal lagi.."

"Apabila kalian bersedia aku ingin membicarakan sesuatu kepada kalian, aku mohon kalian mau datang berkumpul kembali di tempat ini pada besok pagi."

"Heh, Kenapa tidak sekarang saja?" tanya Maki heran. Pertanyaan yang juga mewakiili pemikiran para gadis lainnya disana juga.

"Sudah terlalu banyak hal yang telah terjadi pada hari ini, aku pikir saat ini kalian lebih membutuhkan istirahat yang cukup." jawab Hanayo kepada mereka.

"Lagipula jika aku meneruskan percakapan ini, dengan kondisi kalian saat ini yang tidak dapat berpikir secara jernih dan bijak mungkin itu hanya akan menyulut emosi kalian saja.".

Sebenarnya itu adalah jawaban yang aneh dan tidak bisa diterima oleh Maki namun karena dirinya juga sudah terlalu capek untuk berdebat maka dia memilih untuk diam dan segera pulang.

"Segeralah pulang ke rumah dan jangan lupa mengunci pintu dan jendela rumah kalian." tegas Hanayo.

"Apapun yang terjadi pada malam hari nanti... JANGAN PERNAH MEMBUKAKAN PINTU DI MALAM HARI!""

"HEEHH?!" sahut seluruh gadis itu keheranan secara serentak.

Kata-kata terakhir Hanayo itu sekali lagi hanya menimbulkan tanda tanya besar bagi mereka namun mereka sepertinya bisa mengerti alasan tersebut mengingat kejadian yang terjadi pada hari ini mungkin lingkungan rumah tempat mereka tinggal saat ini tidak lagi dalam kondisi yang aman.

Para gadis itu satu per satu mulai meninggakan sekolah dan pulang ke rumah mereka masing-masing dan meninggalkan Hanayo yang masih bertahan di tempat itu. Kotori yang memperhatikan itu lalu menjadi heran dan bertanya kepada Hanayo.

"Hanayo-san, apakah kamu tidak ingin pulang juga?"

"Aku, Aku tidak memiliki tempat tinggal lainnya selain di dalam kuil." jawabnya singkat.

"Kalau begitu bagaimana jika kamu ikut pulang ke rumahku? Boleh kan, Ma?!" bujuk Kotori kepada ibunya.

"Yah, lagipula tidak baik seorang gadis tinggal sendirian di tempat terbuka seperti ini." Ibu Kotori menawarkan Hanayo untuk tinggal bersama.

"Jangan khawatirkan aku. Aku sudah terbiasa hidup sendirian di dalam Kuil sebelumnya. Lagipula, aku tahu bagaimana caranya untuk bertahan hidup di lingkungan luar." jawab Hanayo menolak ajakan mereka secara lugas.

"Namun, tetap saja aku melarangmu untuk tinggal disini!" tegas Mrs. Minami kepada Hanayo

"Di area sekolah ini akulah yang menjadi pemimpinnya! Maka sebagai Kepala Sekolah Akademi Otonokizaka, aku tidak mengijinkanmu untuk menginap di bangunan sekolah ini pada malam hari."

"Oleh karena itu kamu harus ikut pulang bersama kami."

Kembali Ibu Kotori mengulurkan tangan kepadanya dan memaksa dia untuk ikut pulang ke rumah mereka. Setelah berpikir matang-matang maka Hanayo menganggap bahwa tidak ada salahnya untuk tinggal bersama mereka hanya untuk satu malam saja maka diapun menyetujui ajakan tersebut.

"Baiklah... Baiklah... Aku mengerti!"


-Chapter 3: End-

Love Live!: μ's, Super Idol WarriorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang