Chapter 3: Missing Link

190 9 2
                                    

Part 1: The Arch Legend and No Way!


Pukul 15:00 PM


Langit yang semakin terik telah berlalu seiiring dengan rerimbunan dahan pepohonan yang menaungi mereka bertujuh saat ini. Di depan mereka berdiri seorang gadis misterius, sementara ketiga gadis itu berdiri tegak membelakangi tiga perempuan lainnya yang berbaring lemah tidak sadarkan diri. Perempuan itu adalah Eli dan Umi yang mereka temukan tergeletak di depan pintu gerbang sekolah dan seorang perempuan lagi adalah Ibu Kepala Sekolah Otonokizaka yang juga merupakan ibu kandung Kotori.

Mrs. Minami, nama wanita paruh baya itu mereka jumpai telah pingsan sejak awal namun tidak seperti kedua kawannya. Dia ditemukan pingsan bersama dengan seorang gadis lainnya yang menggendongnya sedari awal.

Nama gadis itu adalah Hanayo Koizumi, seorang Keeper. Gadis itu berpenampilan antik layaknya seorang penyihir london di abad pertengahan yang memakai baju serba hitam dengan jubah bermotif hijau kotak. Di lengan kanannya menempel sebuah alat mekanik yang barusan dia gunakan untuk mengeluarkan sebuah tali guna turun dari atas gedung sekolah barusan.

Ketiga gadis Otonokizaka itu berdiri tegak menghadapi seorang gadis misterius, Sang Keeper. Ketiga gadis yang masih memakai seragam sekolah compang-camping ini adalah para murid Otonokizaka yang berhasil selamat dari bencana di sekolah pada pagi ini yaitu Kotori, Maki dan Rin. Mereka disini semua berkumpul layaknya sekumpulan anak kecil yang hendak bermain petak umpet namun perbedaan besar diantara mereka dan wanita asing ini adalah sang Keeper itu sejak awal telah menunjukkan sikap tidak bersahabat kepada ketiga gadis ini yang membuat mereka sangat keheranan.


"TIDAK MUNGKIN!" seru Kotori, Rin dan Maki seirama.

"Duuhh, kalian ini memang bodoh atau apa yah?!" keluh sang penyihir sambil menepuk dahinya. Dia melanjutkan perkatannya sembari memalingkan muka dan menggerutu. "Untuk sekali ini saja apakah kalian tidak bisa berpikir dengan jernih?!. Aku benar-benar heran mengapa para Dewi malah memilih kalian?."

"Dewi? Hei, apa maksud ucapanmu?!" sela Maki yang tidak mengerti arah pembicaraan gadis berjubah hijau tersebut.

Hanayo hanya mengangkat kedua tangannya ke atas sembari menundukkan kepala ke bawah karena merasa begitu kecewa. Dia menghela nafas sejenak sebelum menerangkan komplainnya kepada mereka.

"Ya sudahlah, apa boleh buat jika kalian memang tidak tahu apa-apa maka aku akan menceritakan apa yang sebenarnya terjadi saat ini. Yah, Lagipula memang itulah tugasku sebagai seorang Keeper dalam rangka menemukan para Warrior lainnya." gumamnya dengan suara muram.

"Huh?!"

"Mau dengerin gak nih?!"

"Kami mendengarkan" jawab Maki.

"Yah, seperti perkataanku tadi. Memang benar pada akhirnya mereka berhasil menemukan keberadaan "Kuil Energi Kekal" kami. Aku tidak tahu mengapa mereka mendatangi tempat itu, ini jelas bukan usaha yang mudah untuk menemukan lokasi tempat ini karena itulah aku harus mengatakan bahwa aku salut dengan kegigihan mereka yang sudah berhasil menemukan dan memasuki lokasi kuil suci kami setelah melewati semua rintangan dan perangkap yang telah dipasang di sana."

"Namun bagaimanapun juga, para manusia kotor itu, mereka tidak sepantasnya memasuki Kuil suci ini. Ini adalah tempat keramat yang disucikan oleh para Dewa-Dewi dan kedatangan mereka merupakan sebuah penistaan yang telah menodai kesucian tempat kami, itu benar-benar perbuatan yang tidak bisa dimaafkan!."

Love Live!: μ's, Super Idol WarriorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang