First Strike

89 7 6
                                    

Chapter 3: First Strike


Di dalam Hutan

"Hmm... Maki-chan?"

"Hmm.... Apa?!"

Kedua gadis itu memasuki bagian dalam hutan dekat bukit untuk mengumpulkan lebih banyak tanaman obat dan sayur-sayuran yang bisa mereka simpan sebagai bahan makanan. Tidak banyak yang bisa dilakukan oleh Rin selain mematuhi komando Maki yang sejak tadi tidak mengeluarkan ekspresi muka apapun. Sementara itu suasana ditempat itu menjadi sunyi karena atmosfer kelam terpancar keluar dari Maki Nishikino sendiri.

"Kamu tidak apa-apa, kan, Maki-chan? Rin perhatikan kamu tampak semakin murung setelah keluar dari perkemahan?"

"gapapa." ujarnya singkat. Maki terus membuang muka sementara memilah rerumputan yang ada di bawah kakinya.

"Apakah... Kamu masih kepikiran dengan kata-kata Hanayo tadi?"

"E-Ehh?!! Ngomong apa sih kamu itu Rin?! Tentu aja enggak lah!" kata Maki menghela nafas. "A-Aku tidak akan pernah menganggap serius perkataan gadis gila seperti dia!"

"Tapi..."

"Udah deh, gak usah dibahas lagi! Pertanyaanmu seperti itu tuh yang malah bikin aku sakit hati aja! Itu sama sekali gak penting, tahu?!" seru Maki dengan nada tinggi. Setelah mendengar itu Rin membatalkan niatnya untuk meneruskan pertanyaan lainnya namun tangannya terulur maju menjangkau pundak Maki yang terlihat tegang itu sehingga kedua wajah mereka saling bertatap muka.

"Maki-chan, aku bersumpah seandainya ketiga warrior itu berbalik menjadi musuhmu maka Rin sendirilah yang akan orang terakhir untuk melindungimu!" Rin mengucapkan itu dengan pandangan serius, seolah-olah ada musuh di dekat mereka. "Karena aku percaya kepadamu! Jadi, Karena itulah... Tolong percayalah kepadaku juga!"

Mendengar itu wajah Maki menjadi memerah dan segera menampik tangan Rin di pundaknya. "B-Baka... Aku tidak minta kamu melakukan itu, tahu?! Lagian, M-Mana mungkin aku tega melihat sahabatku sendiri terluka?!" jawab Maki sambil membuang muka. "Sudahlah, lebih baik kita segera lekas pergi dari sini."

"H-Haik..!"

Kedua gadis itu kemudian meneruskan perjalanan mereka ke dalam hutan yang lebih dalam hingga sampai di bawah kaki gunung batu yang menjulang tinggi di dalam hutan tersebut. Namun sebelum Rin hendak mencabut sejumput rumput di sekitar pekarangan bukit tersebut tiba-tiba Maki secara refleks berteriak keras.

"R... Rin merunduk!!"

"A-Ada apa, nyaa?!!"


Swwwoooozzzz!!!

Tiba-tiba sebatang tombak kayu melesat dengan kencang di atas kepala mereka. Rin yang menyadari itu bergerak refleks sehingga kehilangan keseimbangan dan terperosot ke tanah dengan keras.

"Aduuhh? M-Maki-chan! A-Apa itu, Maki-chan?!!" suaranya semakin berat menandakan bahwa aia sedang ket

"Cepat! Rin... Lari!!"

"Ehh?"

"Sudah, Cepatlah kemari! Kita tidak punya waktu lagi!!"


Swwwoooozzzz!!!

Swwwoooozzzz!!!

Swwwoooozzzz!!!


Bahkan, Kini serangan tombak itu berlipat kali ganda san semakin menjadi-jadi untuk mengejar Rin dan Maki. Tanpa membuang waktu lagi Rin segera bangkit dari tempatnya terpuruk dan berusaha berlari sekuat tenaga untuk menghindari senjata aneh tersebut. begitu cepat dia berlari hingga dia tidak sadar bahwa Maki sudah tidak ada bersamanya namun langkah kakinya masih terus berlari hingga pada akhirnya dia sadari bahwa semuanya sudah terlambat setelah dia melihat ujung tebing di arah tempat dia berlari. Rin berusaha menahan kaki depannya dan berbalik langkah namun badannya semakin condong maju ke depan ketika berada di ujung terbing sehingga membuatnya badannya oleng dan dia.... Terjatuh!

Love Live!: μ's, Super Idol WarriorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang