4. Muka Vivi Pasaran

9.6K 362 0
                                    

Vomments dulu, baru lanjut:)

***

"Salvia Ananda!" seru Vivi pada panggilannya yang tersambung dengan Via.

"Apasih njir? Gue lagi nyantai juga. Ganggu aja lo di hari Minggu."

"Yailah, gue cuma mau ngajak jalan. Bosen nih."

"Nasib jomblo!"

"Diem lo! Mau apa nggak nih?"

"Ga. Gue mau jalan sama Jonathan hari ini."

"Sempak, udahlah. Tambah bosen gue ngomong sama lo."

"Oke. Bye jomblo!"

Via langsung memutuskan sambungan telepon itu.

Di lain sisi, Vivi mengumpat habis habisan dan menggeram. "Dasar Via tai. Abis banget deh gue dikatain jomblo sama dia. Bla bla bla..."

Tak berapa lama setelah acara mengumpatnya, seakan muncul bola lampu bersinar di atas kepalanya. Vivi mendapat ide.

"Vivi yang imut ini punya ide."

Cewek pemalas itu keluar kamarnya dan berjalan masuk ke kamar kakaknya. Vivi menemukan Vero sedang mengerjakan tugas di laptopnya.

'Sok serius ini orang. Eh tapi ganteng juga.' batinnya.

"Kak Vero!" panggilnya.

Vero hanya membalasnya dengan gumaman malas, masih fokus dengan tugasnya.

"Kak..." rengek Vivi seperti anak kecil.

"Apa, Vivi?"

"Jalan yuk? Bosen."

Vero memutar bola matanya malas. "Nggak bisa. Aku lagi ngerjain tugas. Kamu jalan aja sama pacar kamu."

'Ini orang ngasih saran atau ngejek? Kok gue merasa kalo dia lebih ke ngejekin ya?'

"Tapi aku nggak punya pacar." Lirih Vivi.

"Oh." Jawab Vero seadanya.

Vivi menggoyang-goyangkan lengan Vero tidak sabar. "Ih kak Vero!"

"Apaan sih. Ganggu aja kamu."

"Jalan jalan ke mall ya? Ya? Ya?" Bujuk Vivi dengan puppy eyes andalannya yang sayangnya tidak dilihat Vero sangking sibuknya dia.

"Nggak bisa. Liat nih tugas aku banyak banget."

Vivi menjambak rambut Vero dengan gemas. "Gak mau. Kak Vero harus jalan sama aku. Ke mall. Titik. Gak pake penolakan."

Vero mengaduh kesakitan berkat jambakan baday Vivi. "Aduh sakit, Vi. Sakit. Iya iya aku bakal nemenin kamu. Lepasin dulu. Sakit banget!"

Vivi melepaskan jambakannya dengan senyuman licik terpampang di wajahnya.

"Oke, aku siap siap 15 menit ya." Dia mencium pipi Vero lalu secepat kilat berlari ke keluar kamar Vero.

****

"Kita belanja dulu yuk!" ajak Vivi pada Vero yang memasang muka malas.

"Terserah kamu. Aku ngikut aja." jawab Vero malas.

"Nggak ikhlas banget nemenin aku. Yaudah Kak Vero pulang aja. Biarin aku disini sendiri, terus ada penjahat kelamin nyulik aku, nanti—" perkataan tidak jelas Vivi dipotong dengan cepat oleh Vero.

"Berisik elah. Yaudah aku temenin."

"Yeay! Makasi kakakku tercinta!" seru Vivi bahagia.

'Walaupun jomblo, tapi kak Vero bisa menyamar jadi pacar gue.'

Hate You, Teacher!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang