"Pagi, Vivi." sapa Via saat menemukan Vivi yang sedang menenggelamkan kepalanya di lekukan kedua tangannya, di dalam kelas.
"Hm..." balas Vivi.
Vivi masih memikirkan kejadian kemarin yang membuatnya tak bisa tidur. Setelah Kevin menanyakan hal gila itu, terdengar suara mobil Vero yang baru saja parkir di garasi.
Tak butuh waktu lama, Vivi langsung mengusir Kevin sehingga Vero tidak melihatnya, lalu melengos ke kamarnya sambil memegangi jantungnya yang berdisko ria.
"Kenapa lo? Sakit? Atau kurang tidur?" tanya Via bingung. Tak biasanya Vivi seperti itu.
Vivi tersadar kembali. Tak seharusnya dia memikirkan kejadian sialan itu yang membuatnya harus menanggung malu karna telah mengatakan bahwa dia cemburu.
"Stress." jawabnya, tak bergerak dari posisinya.
"Oh." balas Via seadanya. Ia tak akan bertanya lagi karena ia tau bahwa teman sebangkunya itu memang stress.
"Eh, by the way, tadi gue ngeliat cowok lo senyam-senyum mulu. Apalagi pas di depan cabe-cabean, malah tebar pesona."
Vivi terduduk, "Cowok gue? Zayn Malik?"
Vivi memang stress, pikir Via. "Jangan mimpi trus dong, sayang. Maksud gue itu Pak Kevin."
"Oh." balasnya lalu kembali ke posisi semula dimana ia menenggelamkan kepalanya di lekukan tangannya.
"Kok cuma 'oh' doang? Lo nggak cemburu gitu?" tanya Via kepo.
"Udah." jawab Vivi ceplos.
"Hah?"
"Udahan ngomongnya. Gue lagi nggak mood."
Untung saja Vivi memberikan alasan yang cukup masuk akal sehingga Via tak mengoceh lagi.
"Selamat pagi." ucap suara bariton yang khas dan dikenal semua orang di kelas itu, termasuk Vivi.
Vivi segera memperbaiki posisinya menjadi duduk dan menutupi wajahnya dengan buku panjang, berpura-pura membaca.
"Pak Kevin. Ini kan belum bel. Kenapa Bapak masuk kelas?" tanya Yusuf, salah satu murid yang tidak rajin dan tidak pernah rajin, tapi sok peduli dan suka carmuk.
Alias cari muka.
"Berhubung masih ada waktu 15 menit lagi sebelum bel, saya mau memberitahu kalian untuk mengulang materi yang saya ajar minggu lalu. Karna hari ini akan ada ulangan."
Vivi dapat melihat Via yang membuka setengah mulutnya karna terkejut. Vivi pun menyenggol pelan lengan Via, menyadarkan perempuan itu.
"Lah, baru aja ujian, masa ujian lagi sih, Pak?"
"Banyak tanya kamu, Jeri."
"Saya Yusuf, Pak. Kok Jeri sih?"
"Oh iya, Yusuf. Maaf." Ujar Kevin sedikit tersenyum merasa bersalah.
"Nama, Kevin. Hobi, ngadain ulangan." gumam Vivi malas yang dihadiahi tatapan bingung oleh Via.
Setelah Kevin keluar kelas, Vivi pun menghela napas lega. Tapi cewek itu sempat berpikir, ia tak pernah mencatat materi yang diajarkan Kevin.
Apalagi ia telah beberapa kali bolos, dan dua kali tidak mengikuti pelajaran Matematika karna kakinya sakit lalu dia masuk UKS, dan karna dia terlambat masuk kelas lalu dia pingsan karna dihukum.
Dan sepertinya ada banyak kejadian lagi yang membuatnya tidak mengikuti pelajaran Matematika.
Bagaimana dia bisa mengerjakannya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Hate You, Teacher!
RomanceCerita klasik tentang 'bad girl' yang membenci 'handsome teacher' *** "Muka pas-pasan aja belagu. Sok pinter lagi. Dasar tua!" -Vivi "Dasar murid ga sopan. Ngomong sama guru kayak ngomong sama orang gila." -Kevin