22. Permintaan Maaf

5.3K 234 15
                                    

updatenya entaran aja ya kalau votenya udah banyak mwehehehe:)

Happy reading!

****

Dengan berat hati--seberat Buk Endut guru BK, Vivi meninggalkan Angga dan mengikuti Kevin ke mobilnya.

Sebelum ke rumah Vivi, Kevin memutuskan untuk membeli sesuatu ke minimarket. Tetapi, ia berjumpa dengan dua bocah yang sedang berbelanja bahan kue di tempat yang sama.

"Kamu mau pulang sama saya atau sama laki-laki itu?" Tanya Kevin.

'Gue udah berdiri di samping mobilnya. Pake nanya lagi si anying.' Batin Vivi kesal.

"Kenapa? Lo nggak mau nganter gue?" Tanya Vivi berusaha tidak sewot. Kalau sewot juga tidak apa-apa sih. Jika Kevin menolak mengantarnya pulang, Vivi bisa pulang dengan Angga.

Sabar ya, Angga, kamu dijadikan pilihan kedua.

Dia menggeleng, "Mungkin aja kamu mau pulang bareng dia."

"Yaudah deh gue pulang bareng Angga aja."

Kevin mencegatnya sebelum dia pergi. "Jangan. Kamu pulang sama saya aja."

"Gitu kek daritadi." Gumam Vivi.

Lalu mereka masuk ke mobil Kevin dan menuju rumah Vivi yang tidak terlalu jauh dari minimarket itu.

"Itu Angga yang sering ngajak kamu bolos kan?" Tanya Kevin sambil melihat jalanan, menyetir.

Vivi mengangguk pelan.

"Dia pindah sekolah?" Tanyanya lagi. Vivi mengangguk lagi tanpa mengeluarkan suara.

"Kamu pacaran sama dia?"

"Enggak." Jawab Vivi cepat. "Oh begitu." Kevin mengangguk-angguk.

'Nih orang kenapa sih?' Batin Vivi.

"Tapi mesra banget tadi. Manggilnya pakai 'sayang' segala."

"Yaelah. Gitu aja diribetin. Apa salahnya sih kalo gue manggil 'sayang' ke dia? Gausah terlalu berlebihan deh, Pak."

Kevin sedikit terkejut karena aksi penyerangan Vivi. Ia tidak menyangka Vivi akan marah seperti itu. Walaupun, ya, Vivi orangnya memang pemarah.

"Maaf, saya nggak bermaksud begitu."

Vivi hanya diam melihat ke arah jalanan di sampingnya. Dia berpikir Kevin merendahkannya karna memanggil seseorang dengan sebutan 'sayang'.

Padahal apa salahnya? Pikirnya.

Saat sampai di depan rumah, Vivi langsung mengucapkan terima kasih dan keluar dari mobil itu cepat-cepat.

"Vivi, tunggu!"

Kevin mengejar Vivi yang memasuki rumahnya.

"Maaf ya, gue nggak enak badan. Mending lo pulang aja." Usir Vivi secara halus.

"Maaf kalo perkataan saya tadi menyinggung perasaan kamu. Saya sama sekali nggak nyalahin kamu, Vi. Saya pikir pertanyaan saya nggak bakal membuat kamu tersinggung."

Vivi terdiam sebentar. Moodnya belum membaik karena perkataan Kevin tadi.

"Iya, gue maafin. Tapi gue mau istirahat. Lo pulang aja." Katanya kekeuh. Lalu ia berjalan masuk ke rumahnya meninggalkan Kevin.

****

orang gila: maaf
orang gila: :(
orang gila: :(
orang gila: :(
orang gila: :(
orang gila: :(
orang gila: :(
orang gila: :(
orang gila: :(
orang gila: :(
orang gila: :(
orang gila: :(
orang gila: :(
orang gila: :(
orang gila: :(
orang gila: :(
orang gila: :(
orang gila: :(
orang gila: :(
orang gila: :(
orang gila: :(
orang gila: :(
orang gila: :(
orang gila: :(
orang gila: :(
orang gila: :(
orang gila: :(
orang gila: :(
orang gila: :(
orang gila: :(
orang gila: :(
orang gila: :(
orang gila: :(
orang gila: :(
orang gila: :(
orang gila: :(
orang gila: :(
orang gila: :(
orang gila: :(
orang gila: :(
orang gila: :(
orang gila: :(
orang gila: :(
orang gila: :(

Hate You, Teacher!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang