Vivi menatap Kevin yang sedang mengajar di depan kelasnya. Ia sama sekali tidak melirik Vivi. Lalu Vivi mengambil headset yang baru ia beli, mengingat headset lamanya disita oleh Kevin.
Ia memasangnya di telinganya. Lalu dia mendengarkan lagu yang berasal dari handphonenya. Berharap-harap kalau Kevin menegurnya.
Mengapa ia malah berharap Kevin menegurnya? Padahal dia sangat tidak suka bila ditegur guru.
Entahlah, Vivi merasa aneh saja karna Kevin tidak berbicara sama sekali padanya. Padahal, Kevin selalu saja menceramahinya dengan ocehan yang tidak berguna bagi Vivi.
"Siapapun yang tidak berniat belajar, silahkan keluar dari kelas." ucap Kevin tiba-tiba.
Vivi melirik Kevin sambil tersenyum tertahan, dan masih melanjutkan aktivitasnya mendengarkan lagu.
Via menyenggol pelan lengan Vivi, "Saran gue, lo simpen tuh headset." bisik Via pelan.
Vivi hanya mengangguk malas. Ia tidak melakukan apa yang disarankan oleh Via.
'Semoga tuh guru nasehatin gue.' batinnya.
"Vivi! Saya sudah bilang kalau tidak niat belajar, silahkan keluar!"
Dua kali. Dua kali Kevin membentak Vivi. Kali ini dihadapan orang banyak. Vivi hanya berharap Kevin menasehati nya, tidak membentaknya seperti itu.
Vivi langsung berdiri, lalu meninggalkan ruangan itu. Melihat itu, Via hanya menggelengkan kepalanya.
***
Vivi melihat seseorang yang sedang merokok dari kejauhan. Ia mendekati seseorang itu lalu terciumlah bau asap yang sangat menyengat di hidungnya.
"Woi." panggilnya.
Angga menoleh acuh dan melanjutkan kegiatan merokoknya.
"Matiin kek rokoknya. Gue bisa sesak nyium asap mulu."
Cowok itu membuang puntung rokoknya lalu menginjaknya. "Iya deh, Vi."
"Btw, lo pernah masuk kelas nggak sih? Cabut mulu. Inget loh, udah mau UN. Masih aja main-main." ucap Vivi sok menceramahi.
"Refresh otak." sahut Angga asal. "Oh ya, lo kenapa cabut? Masih pagi ini loh." tanya cowok itu.
"Diusir." jawab Vivi kesal.
Angga terkekeh. "Sama Pak Kevin?" Vivi mengangguk.
"Pasti dia masih marah sama lo gara-gara kita bohongin kemarin. Seolah-olah dia itu pacar lo."
Vivi hanya memutar bola mata, "Gak tau."
"Kasih tau gue dong."
"Apaan?"
"Lo pasti ada suatu hubungan sama dia."
"Iya, emang ada."
"Hah?!"
"Hubungan guru dan murid. Ya kan?" ucap Vivi.
Angga menggeleng, "Bukan itu. Lo pasti udah tau maksud gue apa. Kenapa dia seprotektif itu sama lo?"
"Oke. Tapi janji jangan kasi tau siapa-siapa ya."
Angga mengangguk antusias.
"Bokap gue udah kenal sama Pak Kevin. Dia nyuruh gue pacaran sama tuh guru."
Angga terbelalak lalu sedetik kemudian menyembunyikan ekspresi terkejutnya. "Oh..."
Vivi mengangguk malas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hate You, Teacher!
RomanceCerita klasik tentang 'bad girl' yang membenci 'handsome teacher' *** "Muka pas-pasan aja belagu. Sok pinter lagi. Dasar tua!" -Vivi "Dasar murid ga sopan. Ngomong sama guru kayak ngomong sama orang gila." -Kevin