9. Time 4 Acting

7.5K 279 0
                                    

Vivi melemparkan pandangannya ke jendela di sampingnya. Mimpi apa dia sekarang bisa satu mobil dengan gurunya sendiri, Kevin. Sungguh suasana yang canggung.

Bagaimana tidak? Daritadi yang terdengar hanyalah suara mesin mobil. Tidak ada yang berbicara, baik Vivi maupun Kevin.

Vivi mengambil handphonenya yang ada di sakunya lalu memainkannya. Jujur, ia sangat bosan berada dalam satu mobil bersama pangeran es seperti Kevin. Mana diem aja lagi, kan Vivi jadi gregetan.

Handphone Vivi bergetar, seseorang mengirimkan pesan padanya.

Angga Reynaldi: vi
Angga Reynaldi: lu plg bareng pak kevin?

Cewek itu membelalakkan matanya, bagaimana Angga bisa tahu?

Padahal ia sudah menunggu parkiran menjadi sangat sepi, lalu masuk ke dalam mobil Kevin.

Vivi: engga kok

Angga Reynaldi: liat ke samping kiri

Vivi menolehkan kepalanya, dan crap! Ada Angga yang tengah duduk di motor besarnya sambil memegang sebuah handphone.

Angga Reynaldi: biasa aja kali mukanya

Vivi memutar bola matanya lalu mengetikkan balasan.

Vivi: dia yg maksa gue buat plg bareng
Vivi: maklum ngefans

Seketika, lampu jalan yang tadinya merah berubah menjadi hijau. Tidak ada balasan dari Angga lagi.

"Rumah kamu yang mana?" tanya Kevin tiba-tiba.

Mereka masuk ke dalam komplek perumahan rumah Vivi. Vivi melihat jalanan dan menunjuk rumah bertingkat megah yang berwarna putih dan memiliki pagar berwarna emas.

Dia tidak berbicara sama sekali. Entah kenapa tiba-tiba moodnya jatuh seperti itu. Mungkin karena Angga mengetahui bahwa dia pulang bersama guru Matematikanya.

'Gimana kalo tuh anak nyebar gosip gaje tentang gue dan Pak Kevin? Bisa mampus gue!'

Vivi menggelengkan kepalanya keras-keras, 'Gak boleh! Gak ada yang boleh tau masalah ini. Gue pasti bakal dibully sama fans-fans guru sialan ini.'

"Mau ikut saya pulang atau gimana nih?"

Sebuah suara bariton mengejutkan Vivi, siapa lagi kalau bukan Kevin?

"Makasi." ucap Vivi singkat lalu bergegas keluar dari mobil Kevin dan berjalan gontai masuk ke rumah.

"Loh? Muka kamu kok kusut gitu?" tanya Vero saat melihat Vivi masuk ke dalam rumah.

Vivi menaikkan bahunya acuh dan berlalu. Moodnya benar-benar anjlok. Sangking buruknya mood Vivi, sampai-sampai Vero yang hanya bertanya malah diacuhin.

Vero yang melihatnya hanya menggeleng-gelengkan kepalanya. Lalu dia melihat ke arah luar rumah, ada sebuah mobil yang tak lama terparkir di depan rumahnya kemudian melesat.

"Itu... Pacar baru Vivi?" tanyanya, tepatnya pada dirinya sendiri.

***

Vivi meringkuk di kamarnya. Dino membuat suasana lebih buruk saat tadi di meja makan, berkata bahwa Kevin akan mengantar Vivi ke sekolah besok.

Bisa-bisa Vivi mati dicabik-cabik fans Kevin yang anarkis itu. Bagaimana ini?

Ia mengambil handphonenya lalu mencari kontak seseorang dan membuat panggilan.

"Halo?"

"Via, sumpah gue butuh bantuan lo."

"Apaan sih? Penting banget kayaknya."

Hate You, Teacher!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang