aku baru publikasikan cerita terbaru berjudul RICH MAN'S MAID.
bagi yang berusia 15 tahun ke atas boleh membaca. tapi yg dibawah 15 tahun... boleh baca juga deng, tapi hati-hati dgn part yg enghh gitulah.
aku baru publikasikan prolognya dulu. mwehe. semoga kalian suka.
mampir dong, dibaca...
vomments tetep..
***
Vivi menatap layar ponselnya yang menampilkan wajah seseorang yang dikenalnya. Wajah Kevin, yang sedang memejamkan wajahnya. Masih ingat saat Vivi mengambil gambar guru tampannya itu secara diam-diam?
"Sayang." Ucap Vivi geli sambil terkikik. Dia menggeleng-gelengkan kepalanya. "Gumoh ih, sayang-sayang begituan. Kayak anak SD baru pacaran aja."
"Kenapa lo?" Tanya Via yang baru sampai di kelas, melihat teman sebangkunya bertingkah sedikit aneh hari ini.
Ralat, setiap hari aneh.
"Lo pas pacaran sama Jonathan, manggilnya gimana sih?" Tanya Vivi kepo tiba-tiba.
"Ayang, honey, bebeb, pokoknya gitu-gitu lah. Kenapa?" Via mengibas-ngibaskan tangannya.
"Anjir lebih parah." Gumam Vivi yang masih bisa didengar oleh Via.
Mata Via menyipit, sedikit curiga dengan gelagat dan gerak-gerik Vivi dari tadi. "Kenapa sih lo?"
"Gak papa sih. Gue bingung aja, nanti kalo gue pacaran sama Harry manggilnya apa."
Via menoyor kepala Vivi dengan kesal, "Gue panggil Bu Karina, mampus lo mati berdiri."
Mendengar nama Mak Lampir itu disebut-sebut, wajah Vivi merengut. Nama itu, Vivi membencinya. Satu-satunya orang yang menghalangi hubungannya dengan Kevin, ya, si Mak Lampir itu.
"Apa sih nyebut-nyebut nama tuh tante girang. Via rese!"
Via mengusap-usap kepala Vivi yang tadi menjadi korban atas toyorannya. "Sorry to say ya Beb, tadi gue liat Bu Karina merangkul Pak Kevin." Katanya pelan.
Karina merangkul Kevin.
Karina merangkul Kevin.
Karina merangkul Kevin.
"APA?!" Sontak Vivi berdiri dari duduknya, menggebrak meja dengan kedua tangannya.
"Sssttt, jangan berisik. Orang mau belajar juga." Peringat Yusuf kesal.
Vivi menatap geram ke arah Yusuf dan mengepal tangannya keras. "Diem lo, Jeri! Diem!" Teriaknya sambil menunjuk-nunjuk Yusuf.
Via menatap Yusuf dan menaruh telunjuknya di bibir, mengisyaratkan Yusuf untuk diam. Vivi sedang berada dalam mode singa. Waktu yang tepat untuk mengajak Vivi baku hantam, alias cari mati.
"Gue Yusuf keleus." Ucap Yusuf singkat lalu berlari keluar kelas.
Vivi duduk kembali. Inhale. Exhale. Inhale. Exhale. Dia mencoba meredakan emosinya yang menggebu-gebu. Lagipula, tidak ada untungnya jika dia marah-marah disini. Karina tetap saja menempel pada Kevin.
"Via, gimana dong? Gue kalah ya?" Tanya Vivi parau.
Via menggeleng-gelengkan kepalanya. Tangannya terulur dan menarik Vivi ke dalam dekapannya. Masa bodoh jika Yusuf yang paling rese itu masuk ke dalam kelas dan menemukan mereka berpelukan lalu mengatakan mereka lesbi.
Nyatanya, Yusuf itu memang gila.
Via menghela napas lalu mengusap punggung Vivi. "Jangan nyerah. Gue yakin Pak Kevin nggak bener-bener serius sama Bu Karina."
KAMU SEDANG MEMBACA
Hate You, Teacher!
RomanceCerita klasik tentang 'bad girl' yang membenci 'handsome teacher' *** "Muka pas-pasan aja belagu. Sok pinter lagi. Dasar tua!" -Vivi "Dasar murid ga sopan. Ngomong sama guru kayak ngomong sama orang gila." -Kevin