18. Karina

5.7K 220 2
                                    

Vomments nya manaaa?!

Hmmzz

Happy reading!

***

Waktu berlalu dengan cepat tanpa kita sadari. Seperti halnya yang dirasakan oleh Vivi. Sudah 1 minggu kepergian Kevin dan selama itulah Kevin menelpon Vivi tiap malam.

Pagi ini, Vivi berjalan menuju kelasnya dengan malas, seperti biasa. Ia sempat melihat Karina yang senyum-senyum sendiri di depan kelasnya.

"Pagi," sapa Karina saat Vivi melewatinya.

Vivi membalikkan badannya. Padahal ia sudah berjalan cepat agar Karina tidak melihatnya.

"Pagi, Bu Karina." sapanya balik dengan ramah, fake.

Karina tersenyum. Vivi pun berlalu dan masuk ke dalam kelasnya. Dia menggeleng-gelengkan kepalanya setelah melihat wajah Karina yang tampak sebelas dua belas dengan orang gila bagi Vivi.

"Udah gila dia." gumam Vivi.

"Siapa yang gila?" tanya Sam, ketua kelas yang selalu mencampuri urusan orang.

"Ih Sam!" kata Vivi terkejut.

"Hehehe... Abisnya muka lo kusut amat." Canda cowok itu.

"Apasih Sam. Via mana?" Vivi celingak-celiguk mencari keberadaan teman sebangkunya yang saat ini batang hidungnya belum kelihatan.

Sam menunjukkan sebuah surat, itu surat sakit Via. Ia mendapatkannya saat seorang murid mengantarkan surat itu ke kelas.

"Via sakit?" Tanya Vivi cemberut. "Engga, mati." Jawab Sam cepat.

"Ih lu mah. Pergi sono." Usir Vivi, mendorong bahu Sam agar menjauh dari tempatnya.

***

Setelah bel istirahat berkumandang, Vivi memutuskan untuk pergi ke kantin karena dia sangat lapar. Bodo amat jika tidak ada yang menemaninya, karena dia bisa pergi ke kantin sendiri.

Saat di luar kelas, ia melihat ada segerombolan murid, ramai sekali. Seperti sebuah konser, tetapi tidak sebanyak penonton konser One Direction.

"Pak Kevin udah balik, guys!" seru seorang cewek di samping Vivi kepada beberapa temannya.

Vivi memperjelas pandangannya, itu memang Kevin.

Wtf. Kevin sedang berada di tengah-tengah gerombolan itu.

Yang membuat Vivi makin terkejut adalah Karina. Wanita itu berdiri di samping Kevin.

"Kevin udah pulang?" tanyanya pada dirinya sendiri.

Vivi menyadari pria itu melihat ke arahnya, lalu Vivi dengan segera berlari ke arah toilet perempuan. Ia memegangi dadanya yang berdegup kencang.

Ini pertama kalinya mereka bertemu setelah satu minggu tidak berjumpa. Dan satu minggu itulah masa 'sayang-sayang'nya mereka.

"Kenapa cepet banget? Katanya 9 bulan. Ini baru seminggu udah balik. Dia boongin gue? Lagian gue bego banget mau percaya."

Vivi memukul-mukul kepalanya menyesal.

"Gue harus hindarin dia."

***

Untung saja hari ini tidak ada pelajaran Matematika, jadinya Vivi tidak perlu repot-repot sembunyi saat jam pelajaran berlangsung.

Vivi tidak langsung pulang. Ia menunggu sampai sekolahnya sepi. Sekitar 1 jam dia duduk di bangku kelasnya.

Hate You, Teacher!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang