Happy reading!
***
Suara dering dari ponsel Vivi membangunkan sang empunya dengan malas. Vivi mengambil ponselnya di atas nakas dengan mata tertutup dan segera mengangkat panggilan itu tanpa melihat siapa yang membuat panggilan dengannya.
"Halo?"
"Vivi, Mami sama Papi harus berangkat ke KL--"
"Ka El? Apaan tuh?"
Sepertinya nyawa Vivi belum terkumpul seluruhnya. Walaupun begitu, ia sudah mengetahui bahwa Rina--Maminya lah yang menelponnya.
"Kuala Lumpur loh, Vi."
"Ngapain ke situ?"
"Nenek tiba-tiba masuk rumah sakit."
"Hah?"
Kali ini Vivi membuka kedua matanya dengan lebar. Ia sangat terkejut mendengar kabar neneknya-yang-sudah-tua masuk rumah sakit.
"Makanya ini Mami sama Papi lagi di bandara sama Vero. Kalian nanti jagain rumah ya. Cuma seminggu doang."
"Yah... Nggak ngajak-ngajak." Dengusnya kesal.
"Ih gimana sih kamu? Orang lagi darurat ini. Lagian tadi kamu dibangunin nggak bangun-bangun. Untung Vero bangun, jadi bisa nganter ke bandara."
Vivi mengerucutkan bibirnya, "Yaudah deh, Mi. Kalo udah sampe di sana, bilang ke nenek cepet sembuh. Vivi kangen nenek."
"Iya, Vivi. Kamu baik-baik ya di rumah. Mami pergi dulu."
"Iya iya."
Lalu sambungan terputus.
Vivi tersadar dan melihat jam dinding di kamarnya menunjukkan pukul 4.30 pagi. Masih ada cukup waktu untuk tidur. Cewek itu memutuskan untuk tidur kembali karena dia sangat ngantuk.
****
"AAAAA!"
Vivi terkejut mendengar suara teriakan khas lelaki dari luar kamarnya.
"APAAN SIH?!" Balas Vivi berteriak juga.
Vero berlari, membuka kasar pintu kamar Vivi dan memasukinya. "Vivi! Aduh! Gimana nih! Kita kesiangan!" kata Vero panik.
Vivi melihat jam dindingnya menunjukkan pukul 8.10. Terlambat sudah dia.
"Mampus!" pekik Vivi.
"Maaf ya, Vi. Aku kesiangan jadi nggak bangunin kamu. Sumpah aku ngantuk banget karna tadi pagi nganter Mami sama Papi ke bandara."
Vivi terdiam sedetik lalu mengangguk, ia tak begitu mempermasalahkannya. Bukan sepenuhnya salah Vero, kan kakaknya mengantuk karena telah mengantar orangtuanya pagi-pagi buta.
"Gak papa, Kak. Aku males lagian sekolah hari ini." Ujar Vivi sambil menggaruk kepalanya.
"Serius? Jadi kamu mau seharian di rumah?" Tanya Vero.
Vivi menggedikan bahunya, "Nggak tau. Kamu ada kelas?"
"Ada, jam 9. Aku siap-siap dulu ya. Kalo kamu mau makan, pesen gofood aja." kata Vero buru-buru lalu keluar dari kamar cewek itu.
Vivi menggeleng-gelengkan kepalanya melihat kelakuan Vero. Ia bersyukur Vero kesiangan hari ini. Jujur, Vivi masih marah kepada Kevin perihal kemarin.
Tentang perdebatannya dengan Karina.
Jika saja Kevin melarangnya datang ke restoran yang mereka tempati, pasti tidak begitu kejadiannya. Atau Kevin bisa bilang kalau dirinya sudah berada di rumah. Tidak usah terlalu jujur jika situasinya seperti itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hate You, Teacher!
RomanceCerita klasik tentang 'bad girl' yang membenci 'handsome teacher' *** "Muka pas-pasan aja belagu. Sok pinter lagi. Dasar tua!" -Vivi "Dasar murid ga sopan. Ngomong sama guru kayak ngomong sama orang gila." -Kevin