6. Lovely Brother

9.3K 313 4
                                    

"Kalian kerjakan dulu soal yang tadi saya berikan. Saya permisi ke kamar mandi."

"Iya, Pak."

Kevin beranjak keluar dari kelas yang dia ajar dan dikejutkan oleh seorang gadis yang hampir pingsan di luar kelas. Dia langsung berlari ke arah gadis itu.

"Vivi, astaga." pekiknya saat muridnya tergeletak lemah di atas lantai.

Kevin langsung menggendong muridnya itu ke UKS. Dia menidurkan Vivi di salah satu ranjang yang berada di UKS.

Dia merasa bersalah, seharusnya dia tidak sekasar itu pada anak muridnya. Ya, setidaknya dia harus mendengar alasan muridnya mengapa bisa terlambat.

"Maafin saya ya, Vivi. Saya nggak tau kalo kamu sakit. Malah muka kamu pucet banget juga."

Kevin baru sadar tidak ada guru yang menjaga di UKS.

"Jadi siapa yang jagain nih bocah?" tanyanya pada diri sendiri.

"Hoammm..."

Sebuah suara orang menguap mengejutkan Kevin. Dengan hati-hati dan penuh kecurigaan, ia berjalan ke arah ranjang sebelah yang ditutupi oleh tirai. Lalu membukanya.

"Ngapain kamu tidur disini?" tanya Kevin sinis.

Seorang laki-laki baru bangun dari tidurnya dan sudah dikejutkan oleh suara Kevin memarahinya.

"Ngantuk, Pak." jawabnya seadanya.

Kevin menggeleng-gelengkan kepalanya melihat kelakuan anak SMA jaman sekarang. Maunya lulus, tapi masuk kelas saja malas. Keseringan cabut.

"Nama kamu siapa? Kelas berapa?" tanya Kevin.

"Angga Reynaldi 12 IPA 5, Pak." jawabnya.

"Yaudah, balik sana kamu ke kelas."

Laki-laki yang bernama Angga itu melirik ke ranjang sebelah, terbaring seorang gadis yang pucat pasi. Angga melihat name tagnya, Vivi Andira Putri.

"Cantik." gumamnya.

"Apa kamu bilang tadi?" sinis Kevin.

Angga tersadar dan langsung ngacir keluar dari UKS meninggalkan Kevin dengan Vivi.

Setelah Angga keluar dari UKS, Kevin pun segera keluar dari ruangan itu juga. Vivi kan sudah besar tidak perlu dijaga lagi, pikirnya.

***

Vivi terbangun dari tidurnya. Kepalanya masih sangat pusing. Suhu badannya benar-benar tinggi. Matanya menangkap seorang gadis tengah duduk di kursi dekat ranjang yang ia tiduri.

"Vivi, lo minum tehnya. Terus makan buburnya. Abis itu minum obatnya ya. Gue gak bisa disini terus, soalnya udah bel dari tadi."

Via yang berada di dekat Vivi itu pun memegang dahi Vivi, "Panas bener tuh dahi."

"Udah lo masuk aja ke kelas. Nanti ketinggalan pelajaran."

"Oke. Tapi kalo lo mau pulang, telpon gue ya. Biar gue yang mapah lo."

"Iya, Via. Makasih banyak ya."

Via tersenyum dan melambaikan tangannya pada Vivi lalu keluar dari UKS.

Setelah kepergian temannya, Vivi melihat jam di tangannya yang sudah menunjukkan pukul 10 pagi.

Drrttt drrttt

Incoming Call
Vero ketjeh

"Halo, Kak?"

"Kamu masih bisa sekolah? Atau aku jemput aja?"

Hate You, Teacher!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang