15. Pacar Vero

6.7K 234 7
                                    

"Makanannya enak, Vi?" Tanya Nindra, Mama Kevin.

Vivi mengelap ujung bibirnya memakai tisu sambil tersenyum manis. "Enak, Tan." Katanya. "Makasih banget, Tante, Om."

'Sering-sering ya ngajak makan bareng gini. Biar berasa punya mertua gitu. Hehe.' Tawanya dalam hati.

"Nggak apa-apa, Vi. Kami emang harus melayani calon--" ucap Deny, Papa Kevin.

"Udah malem ini. Vi, ayo aku anter kamu pulang." Kata Kevin memotong ucapan Deny.

Vivi mendelik malas pada Kevin. Masih penasaran oleh ucapan Deny yang terpotong. "Calon apa, Om?" Tanya Vivi kepo, mengabaikan ajakan Kevin.

Kevin melotot sambil menggeleng kepada kedua orang tuanya yang memang duduk berhadapan dengannya. Sedangkan Vivi duduk di sampingnya.

Nindra dan Deny hanya menatap Kevin dengan senyum tertahan. Sepertinya mereka tahu bahwa Kevin akan marah jika mereka membuka mulut mereka.

"Calon murid yang berprestasi loh, Vi." Kata Kevin kesal.

Vivi melirik Kevin malas, "Aku nanya sama Om Deny padahal."

****

Vivi berjalan gontai ke kamarnya saat sampai di rumah tercintanya. Ternyata lelah juga jika makan terlalu banyak. Jadi kenyang. Jadi ingin tidur cepat. Jadi capek.

Hm.

Vivi melihat notifikasi di ponselnya. Dari si orang gila.

Untung saja Kevin tidak tahu kalau nama kontaknya diganti Vivi menjadi 'orang gila'.

orang gila: tidur
orang gila: bsk ada kuis matematika
orang gila: saya kasih kamu nilai bagus kalau kamu nurut sm saya

Vivi memutar bola matanya. Padahal dia berencana bolos besok. Matanya terlalu lelah untuk melihat angka-angka sialan di pelajaran Matematika.

Vivi: iya pak
Vivi: manggilnya kevin atau bapak?

orang gila: kakek

Vivi: oke kakek

orang gila: kevin
orang gila: kalau kamu berdua sama saya, manggilnya kevin
orang gila: 😏

Vivi: dih males
Vivi: om aja

orang gila: inget nilai

Shit. Bisa bisanya dia mengancam Vivi di saat seperti ini. Mengancam nilai pula.

Vivi: serah
Vivi: lo gak ada kerjaan selain ngancem?🙂

orang gila: ga

Oke. Vivi hanya membaca pesan itu tanpa membalasnya.

orang gila: yah marah.

"Mampus. Gak peduli gue, anjing!" Teriak Vivi.

Vivi menatap geram layar ponselnya.

Tiba tiba...

Incoming Call
orang gila

"Ngapain ah si tai nelpon."

Vivi mengangkat panggilan dari Kevin, "Halo?" Katanya sedikit kesal.

"Besok jangan bolos. Nanti nilai kamu terancam."

Vivi memutar bola matanya dengan malas, "Bodo amat, Pak. Rencananya gue gak mau sekolah lagi. Mau mati aja."

"Ck ck, kamu gak boleh ngomong seperti itu."

Hate You, Teacher!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang