Vote dan Comment!! Wajib!! :)
***
Suara langkah kaki terdengar dengan jelas di koridor sekolah. Seorang perempuan berseragam sekolah tengah berlari sekuat tenaganya untuk menghindari wanita bertubuh gempal yang sedang mengejarnya.
"Vivi, jangan lari kamu!"
Perempuan itu tidak mengindahkan panggilan yang ditujukan kepadanya dan tetap berlari.
"VIVI ANDIRA PUTRI!" teriak wanita itu.
Seketika, yang disebut namanya menghentikan acara berlarinya. Suara wanita gempal itu benar-benar menakutinya. Tak hanya itu, cewek bernama Vivi ini pun juga merasa lelah dengan acara kejar-kejaran ini.
Wanita gemuk yang berstatus sebagai guru itu berlari dan berhenti di hadapan Vivi.
"Vivi, tolong dengarkan saya. Kamu ini anak yang pintar dan cerdas, tidak ada salahnya kan jika kamu setuju untuk dipindahkan di kelas unggulan?" tanya wanita itu baik-baik.
Vivi menghela napasnya malas. "Bu Novi, saya nggak mau pindah kelas." kata perempuan itu dengan malas.
"Tapi kenapa, Vi?"
"Gak mau aja. Saya nggak suka, nanti saya bakal asing disitu. Krik banget gitu."
"Jangan begitu, Vivi."
"Gimana dong, Bu? Saya nggak mau." Lagi lagi Vivi menghela napas.
Wanita gemuk itu memegang kedua bahu Vivi sambil tersenyum. "Kamu akan bisa beradaptasi disana." lanjutnya.
Melihat senyuman tulus di wajah gurunya, membuat Vivi menghela napasp pasrah lalu mengangguk. Perempuan itu tersenyum kaku saat melihat guru di hadapannya memasang wajah senang.
"Jangan hari ini deh. Besok aja, Bu."
Bu Novita mengangguk, "Ini jadwal pelajarannya." Dia menyodorkan sebuah kertas pada Vivi.
Vivi mengambilnya dan membacanya.
'Mati gue, kaga kenal semua nih guru guru nya. Mana murid-muridnya juga gak kenal lagi.' batin Vivi.
"Yaudah kamu masuk kelas sana. Oh iya, hari ini kalian tidak ada kelas karena guru guru rapat untuk olimpiade nasional."
Vivi mengangguk lalu berjalan gontai menuju kelasnya.
***
"Gue bakal kesepian deh disini kalo gak ada lo." ucap Ghita, teman sebangku Vivi.
Mau bagaimana lagi? Dia sudah menyetujui kepindahan kelasnya itu sebab dia adalah murid paling pintar di kelasnya.
"Gak ada lagi deh yang ngerjain Pak Botak. Kalo gak ada lo, kelas gak bakal rame. Aneh ya, anak bandel kaya lo disuruh masuk ke kelas unggulan." kata Ghita sambil mencubit kedua pipi Vivi.
"Aw! Sakit anjir! Main cubit pipi gue aja lo."
"Hahaha.. Sorry ye, abisnya gemes gue."
Vivi memutar matanya malas. "Setau gue, reputasi gue di mata guru buruk banget ya? Kenapa bisa dipindahin ke kelas unggulan?" tanya Vivi.
Ghita hanya menaikkan bahu. "Tau tuh. Nilai lo kali, kan tinggi."
"Mungkin sih. Tapi, gimana ya, nih kelas kan corot abis. Istilahnya gue itu yang paling pinter di kelas terbego."
"Berarti... gue juga bego dong ya?"
"Gak usah gue jawab, lo udah tau jawabannya."
Ghita menjitak kesal kepala teman sebangkunya itu. "Lo tau si Ronald gak?" tanyanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hate You, Teacher!
RomanceCerita klasik tentang 'bad girl' yang membenci 'handsome teacher' *** "Muka pas-pasan aja belagu. Sok pinter lagi. Dasar tua!" -Vivi "Dasar murid ga sopan. Ngomong sama guru kayak ngomong sama orang gila." -Kevin