6. Teave (1/2)

4.6K 420 52
                                    


Teave

Tears and Leave


If you were to go
If you were to leave
I don't know how to send you away
It keeps hanging on my mind

Kata orang, kesan buruk akan lebih mudah di ingat daripada kesan baik. Cathaya sempat mikir kalau hal-hal kayak gitu hanya sebatas 'stereortype' tapi kenyataannya enggak. Sejak pulang sama Chandra dari Bandung kemarin, di dalam pikiran dia hanya ada Nathan.

Nathan memang meninggalkan kesan yang buruk. Meskipun kejadiannya sudah satu tahun yang lalu entah kenapa kesan itu masih menempel jelas di ingatannya.

Dan Cara terbaik untuk mengalihkan fokusnya adalah dengan membaca. sampai-sampai Chandra dianggurin dari 30 menit yang lalu.

"Fokus banget, Gue sampe di kacangin" kata Chandra. daritadi laki-laki itu hanya menopang dagunya, ngeliatin Cathaya yang lagi sibuk baca materi untuk mata kuliah hari ini.

Cathaya sama sekali gak noleh, malah dia sibuk nyari bindernya yang gak tau ada dimana. Belajar di taman itu memang kurang kondusif ya, tapi menyenangkan.

"nyari apa 'sih?" tanya Chandra penasaran.

"binder," jawab Cathaya singkat tanpa mengalihkan pandangannya dari dalam tas.

"ketinggalan gak sih di mobil lo?" tanya Cathaya.

Tadi pagi Chandra sengaja jemput Cathaya. Padahal Cathaya udah bilang gak usah tapi gimana dong pas buka pintu tau-tau Chandra udah nyengir sambil bilang "berangkat sama gue".

Jelas itu bukan pertanyaan lebih terdengar seperti paksaan atau pernyataan mungkin? Yang jelas Cathaya hanya bisa bernapas pasrah.

"gak tau" Jawab Chandra seadanya.

Cathaya memutar bola matanya bosan lalu dia terpaksa harus mencatat di kertas seadanya.

"Eh Chandra daritadi gue muter-muter nyariin lo, gak taunya disini"

Kedatangan Bian yang tiba-tiba merusak suasana disambut malas oleh Chandra ditambah lagi dia datang sama laki-laki yang kerjaannya molor mulu di Warpin. Warung pinggir jalan yang di belakang kampus.

"balikin 'nyet kaset PES gue" ujar Kai nyolot. Iya, laki-laki yang kerjaannya molor mulu di Warpin itu Kai.

Namanya Gafriel Kai Mahesta. Teknik Mesin, semester 3.

Hampir sama populernya kayak Chandra tapi Kai terlalu cuek orangnya jadi kayaknya dia gak tau kalau banyak perempuan yang naksir. saat jam kosong biasanya tidur di Warpin atau baca komik marvell sambil sesekali garukin kakinya yang jarang dipakein kaos kaki sama dia.

Dan di setiap sesi perkenalan dia akan selalu bilang "panggil aja Kai, nanti juga nengok" hanya karena menurutnya 'Gafriel' tuh agak ribet untuk dijadikan nama panggilan.

Kadang namanya suka di plesetin sama Bian jadi "Tai ganteng ya, ih Bian naksir deh"

Kan. Songong.

 Songong

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
TrilemmaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang