32. Not Yet

1.4K 202 10
                                    

Sudah hampir seminggu sejak kejadian pernyataan cinta Chandra, Cathaya tidak bertukar pesan dengan Chandra apalagi bertemu dengan laki-laki itu.

Cathaya benar-benar membutuhkan waktu untuk mencerna semua ini. kinerja otaknya mendadak lamban karena pengakuan Chandra, ini sungguh diluar dugaan Cathaya karena demi apapun ia tidak mengharapkan laki-laki itu menginginkan dirinya lebih dari sekedar teman.

Cathaya serius soal menganggap Chandra sebagai sahabat terlepas dari betapa aneh nya perasaan yang kerap kali datang menghampiri nya. ia pikir semua ini hanya soal terbawa perasaan tapi sepertinya lebih dari itu karena disisi lain Cathaya juga tidak ingin kehilangan Chandra.

Astaga, seorang Chandra yang terkenal suka mempermainkan perempuan telah menyatakan cinta nya pada Cathaya! Bohong kalau Cathaya tidak sangsi atas kejujuran Chandra karena jauh di lubuk hati nya ia takut tersakiti lagi.

"Ngelamun mulu!" Maya menyenggol bahu Cathaya dengan bahu nya "Mikirin apa sih lo? Kuis dapat B+ masih murung aja, emang manusia gak pernah ada puasnya ya" Maya geleng-geleng.

Cathaya tersenyum simpul "udah makan siang May?" ujar nya berusaha mengalihkan kecurigaan Maya. yah hampir seminggu ini Cathaya sering kedapatan melamun oleh Maya. dia gak mau indera ke-enam Maya bekerja karena akan berdampak buruk.

"Udah dong. Lo kenapa sih Ya? lagi ada problem kah?" tanya Maya dengan tatapan menyelidik.

Cathaya menjauhkan wajah Maya dengan telapak tangan nya. kalau indera ke-enam Maya sudah bekerja repot urusan nya "Enggak, Cuma lagi gak enak badan aja"

Maya menjawil lengan Cathaya "Gue tahu lo tuh rajin tapi gak gini juga dong, sakit masih ke kampus!" ujar nya mirip ibu-ibu yang menasehati anak nya.

Cathaya tersenyum "Gak apa-apa, Cuma meriang"

"Merindukan kasih sayang kak Chandra ya?" kata Maya santai tepat saat itu juga Cathaya tersedak air liur nya.

"Astaga... Yaya asal gue sebut nama Kak Chandra kenapa lo keselek mulu sih?" Maya menepuk-nepuk punggung Cathaya.

Cathaya menggelengkan kepalanya. Ia tidak mau melanjutkan pembicaraan ini karena perasaan nya sedang dilanda bingung berkepanjangan.

Chandra benar-benar sebuah kejutan!

***

"Ndra masa ini typo lagi? Lo kalau kerja yang benar dong! Lo mampu gak?" begitu saja berkas Chandra dilempar diatas meja oleh atasan nya.

Baru kali ini Chandra merasa kecil di tempat nya bekerja. Ia hanya bisa menunduk menerima semua amarah atasan nya baik-baik.

"Revisi! malam ini juga harus sudah lo submit ke gue" ujar nya angkuh. Chandra hanya mengangguk saja lalu mengambil berkas yang tergeletak diatas meja.

Chandra keluar dari ruangan lalu melangkah ke kubikel yang beberapa bulan terakhir menjadi saksi bisu dirinya meniti karir di dunia kerja. Chandra kembali duduk di depan monitor lalu merevisi berkas hasil corat-coret atasan nya.

Seminggu ini semua kerjaan nya terasa lebih berat dari sebelum nya. efek cinta memang bukan main! Buktinya Chandra yang biasa lancar-lancar saja dalam menyelesaikan pekerjaan nya tiba-tiba menjadi lamban dan hampir di marahi setiap saat.

Duh Gusti.

Chandra menghela napas, mengingat kejadian seminggu lalu di apartemen Cathaya ketika atasan nya sedang menunggu hasil revisi nya. nyali nya patut di acungi jempol.

TrilemmaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang