There all these
Moments you think
You won't survive
And then you survive
- David Levithan
Ada kalanya hidup menuntut kita untuk tetap kuat terlepas dari apapun jenis beban yang kita pikul, hidup akan setega itu karena meminta mu untuk terus berjalan.
Jika dulu ia bisa memeluknya tanpa harus meminta izin kini ia hanya mampu melihatnya dari kejauhan dan tidak berharap untuk dilihat kembali. Begini rasanya jadi pengagum rahasia, pikir laki-laki itu seraya menghisap sebatang candu dicelah jemarinya.
Kadang gadis itu melamun dengan segelas jus alpukat atau sekotak ultramilk, kesukaan nya dengan susu gak berubah dan gak akan pernah berubah karena gadis itu pernah bilang kalau ia adalah penggemar nomor satu susu UHT.
Kadang pula gadis itu terlihat antusias, tersenyum, tertawa, marah, atau kesal manakala gadis itu sedang berinteraksi dengan lawan bicaranya, membuat laki-laki ini ingin sekali memeluknya erat.
Ia selalu menggunakan topi berwarna hitam atau hoodie dengan kacamata setiap berkunjung ke tempat ini, ia bukanlah artis papan atas, ia tidak lebih dari seorang pecundang yang menyesali perbuatan nya.
Nathan. Dulu ia selalu terlihat tapi sekarang ini ia sama sekali tidak mau gadis itu tahu keberadaan nya.
Ia tahu Tuhan sedang menghukumnya dengan cara yang pantas dan menyakitkan.
Tempat ini memang tidak sebanding dengan kafetaria di fakultasnya makanannya pun tak jauh dari Indomie, gado-gado, siomay, dan makanan khas Indonesia pada umumnya tapi berada di tempat ini membuat celah-celah dihatinya terisi oleh kekuatan yang sempat hilang.
Cath, kamu dilihat dari jauh aja cantik banget gimana aku deketin? Serangan jantung sih.
"ada banyak cara buat bertahan salah satunya melepaskan tapi kalau diliat-liat kayaknya lo masih belum rela ya" ujar seseorang disebelahnya, arah matanya tertuju pada seorang gadis yang sedang ngobrol dengan teman nya.
"gue udah bego terus egois ya"
"bagus lo nyadar nyet" Kai kini menoleh mendapati Nathan sedang memandangi objek yang sama dengannya beberapa detik lalu.
"Cathaya emang cantik sih, andai aja dia lebih dulu ketemu gue daripada lo pasti sekarang dia lagi belajar masak sama bunda biar jadi istri yang baik"
Detik itu juga Nathan menoleh tatapan matanya seolah sedang menguliti Kai "mulut lo emang anjing ya"
"halah udah ah percuma udah gak ada lagi celah buat lo, tuh liat body guard nya dateng bisa-bisa dibawa ke tukang jagal lo" Ujar Kai ketika Chandra datang menghampiri Cathaya dengan Maya.
Ada rasa tak suka, marah, dan kesal yang menghampiri Nathan. Ingin sekali ia memberi pukulan pada laki-laki yang saat ini sedang duduk di hadapan Cathaya dan itu artinya menghalangi aksesnya untuk melihat Cathaya. Tapi lagi-lagi ia hanya bisa mendengus kasar.
"minta di tendang banget ya mulut nista lo itu" Nathan bersungut-sungut, telinganya memerah karena menahan emosi.
Kai tertawa seraya memegang perutnya, astaga ia pikir ini lelucon? "gue sangsi sih kalau Cathaya masih belum tau lo kuliah disini, udah mau dua bulan nih mana progressnya?"
Nathan memincingkan matanya "Mata lo progress! Om lo tuh nyuruh gue pelajarin asset-assetnya disini, heran gue aset udah banyak masih aja gila kerja"
Papa dan Mama Nathan memang gila kerja, seakan-akan mereka gak hidup kalau gak kerja padahal masih ada banyak hal yang harus diperhatikan ketimbang kerjaan. Terlalu ambisius kalau kata Nathan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Trilemma
General FictionTrilemma (noun) : Logic. a form of argument in which three choices are presented, each of which is indicated to have consequences that may be unfavorable. Judul sebelumnya: Moonlight.