Have you ever been told that you should stop because someone you love doesn't feel the same?
Have you ever asked yourself why you should stop?
Have you ever asked yourself why you should go on?
Have you ever thought that you should choose Stay or Away?
Pernah gak sih ngerasain gimana rasanya di suruh move on entah sama seorang teman atau komentar di sosial media dari orang yang gak terlalu kita kenal?
Pernah gak sih nanya sama diri sendiri kenapa move on adalah sebuah keharusan?
Seorang Nathan yang terkenalnya modusin cewe sana-sini nyatanya gak tau kenapa dia harus move on kalau dia bisa stay? Dia udah cukup dewasa untuk mengerti segala konsekuensi hal yang ia pilih.
Dan ketika dia memilih untuk stay ntah sampai kapan dia tau konsekuensinya apa, karena stay membuat dia jauh lebih kuat dari sebelumnya, jauh lebih bisa menerima kenyataan dari sebelumnya.
Juga, membuat dia menjadi lebih bijak dari sebelumnya.
Seminggu lagi liburan musim panas-nya akan berakhir itu artinya besok atau lusa Nathan harus pulang ke Berlin dengan membawa rasa kangen yang gak tau mau di simpan sampai kapan.
Satu bulan di Jakarta rasanya memang masih kurang apalagi dia udah gak bisa ngobrol banyak dengan Cathaya, gak ada lagi cerita atau candaan yang bisa dia bagi ke Cathaya.
Sebenarnya, dia sengaja memilih Jakarta setelah Eropa sebagai destinasi terakhir liburan musim panas-nya karena udah gak ada alasan kenapa dia harus berlama-lama di kota ini.
Lagipula, kasian Bunda-nya Kai juga harus ngasih makan dan sering terbangun karena ulah Nathan yang selalu pulang dari Club tengah malam, untung Bunda sabar ya Bun. Kalo Kai sih, Bunda gak terlalu khawatir karena dia main nya di pos ronda, gitaran sama anak komplek sampe di bubarin sama Pak RT karena ganggu ketenangan warga padahal kan kalo rame begini warga juga yang untung, maling di komplek mana mau beraksi pas lagi rame?
"kamu cepet banget sih Than kok udah mau pulang aja?" Ujar Bunda yang lagi asik nonton acara talkshow kesayangan-nya.
Sementara itu Nathan yang duduk di sofa tak jauh darinya hanya menghela napas pelan
"yah-bun liburan nya udah selesai" jawab Nathan seadanya.
Bunda mengangguk pelan lalu beliau mengalihkan pandangan nya ke layar Tv.
"lagian, kasian Bunda juga kalo Nathan lama-lama disini. Nanti beras Bunda cepet abis" kata Nathan diakhiri dengan suara tawa, membuat Bunda Cuma bisa geleng-geleng kepala.
"coba Mami kayak Bunda, pasti Nathan betah di rumah"
Mendengar perkataan Nathan membuat Bunda menoleh, menatap anak laki-laki di belakangnya ini dengan ramah.
"Mami kamu kerja juga buat kamu, inget nih ya sayangnya Mami kamu tuh lebih dari sayangnya Bunda ke kamu. Gak boleh gitu ah"
Belum sempat Nathan membalas kalimat Bunda tiba-tiba Kai nongol dari kamar sambil pake baju, rambutnya agak basah maklum akhir pekan buat Kai sadar kalo Air itu penting jadi dia Cuma mandi di sore hari.
"ih Bunda gaboleh bohong sama anak kecil Bun" ujar Kai sambil cengengesan tanpa dosa.
"hus Kai, kangen Bunda kasih cabe ya mulutnya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Trilemma
General FictionTrilemma (noun) : Logic. a form of argument in which three choices are presented, each of which is indicated to have consequences that may be unfavorable. Judul sebelumnya: Moonlight.