34. Trilemma

2.1K 235 27
                                    

Trilemma

Logic. A form of argument in which three choices are presented, each of which is indicated to have consequences that may be unfavorable.
Friends, Lovers, or Nothing?
We can never in between

Apa yang Cathaya lakukan ketika mendapati Chandra berdiri di hadapan nya dengan senyum mengembang? Lari. Mirip film India, bedanya tidak ada yang menari-nari ketika Cathaya menangis.

Hidup memang drama dengan Tuhan sebagai sutradaranya.

Ketika mobil yang Cathaya kendarai masuk ke pekarangan rumahnya, disana sudah ada Chandra duduk di bangku taman.

Cathaya menghela napas lalu turun dari mobilnya kemudian langsung disambut oleh Chandra dengan senyum mengembang hingga menampakan lesung pipinya. Tapi sebelum itu, darimana Chandra tahu kalau Cathaya sudah tidak lagi tinggal di apartemen? Dan apakah Chandra lupa dengan dosa nya? dia membuat Cathaya menunggu tanpa kepastian selama dua tahun!

Memang dua tahun itu sebentar? Bayi dua tahun saja sudah bisa berjalan dan berbicara. Chandra kelewatan.

“Mau lo apa?!” ujar Cathaya sinis setelah menutup pintu mobil. Tahan Cathaya jangan sampai ada air mata yang keluar. Lagi.

Chandra tersenyum lalu melangkah menghampiri Cathaya “Maafin gue. Maaf”

Cathaya memalingkan wajahnya “Gue capek mau tidur” ia berlalu meninggalkan Chandra tapi laki-laki itu justru mengikutinya.

Jujur, bukan pertemuan seperti ini yang Cathaya inginkan. Selama ini ia mengharapkan pertemuan dengan senyum bahagia tapi sekarang rasanya malas melihat Chandra. Padahal Cathaya sangat merindukan nya.

Belum sempat Cathaya menutup pintu, Chandra menahan nya “Let me in, please. We have to talk”

Cathaya diam ketika sorot mata Chandra penuh harap “Aya” ujar Chandra dengan suara lirih dan detik berikutnya Chandra merasakan pipi kanan nya panas.

Cathaya menamparnya.

Chandra mengusap pipi kanan nya sambil meringis. Tanpa berakata-kata Cathaya meninggalkan Chandra.
ia berusaha menutup pintunya tapi lagi-lagi Chandra menahan nya lalu dengan sigap masuk ke dalam dan barulah Chandra menutup pintu nya.
“Aya kita ngobrol baik-baik ya-“

“Pergi Ndra!” Cathaya menarik napas lalu menghembuskan nya dengan kasar “Dua tahun lo gak ngabarin gue Ndra! Lo pikir itu mudah?”

“Gue juga sulit Ya. Sulit buat gue dua tahun hidup tanpa lo tapi hanya ini yang bisa gue lakukan untuk membuat lo sadar”

Cathaya memalingkan wajahnya. Enggan menatap Chandra.

“Gue bisa jelasin semuanya Aya. Please dengerin gue”

Cathaya menutup kedua telinganya dengan kedua tangan nya “NGGAK!” Teriak Cathaya “GUE GAK MAU DENGAR!”
Tangan Chandra meraih lengan Cathaya, sontak gadis itu menepisnya. Cathaya mendorong keras tubuh Chandra hingga dia mundur beberapa langkah.

Setelahnya, tangan Cathaya memukul-mukul Chandra dengan kesal dan laki-laki itu hanya bisa pasrah atas perlakuan Cathaya.

“Brengsek lo Ndra! Pergi Lo! Lo yang membangun jarak kenapa lo sekarang balik lagi? Kenapa lo balik lagi ketika gue sudah baik-baik saja tanpa lo! Hah?!”

TrilemmaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang