Trilemma

9. Talk

Talk

We talk about a lot of thing

We talk about universe

We talk about idea

We talk about ourselves

And the most complicated is when,

We talk about feeling

Chandra keluar dari ruang sekre dengan tampang kesalnya, ia berjalan ke arah parkiran sambil sesekali menelpon seseorang.

Ah anjing

Ujarnya dalam hati, dia bahkan gak ngerti sama dirinya sendiri kenapa bisa jadi kayak gini. Menelpon orang tanpa ada jawaban gak pernah membuat dia sekesal ini sebelumnya, biasanya dia Cuma slow aja. Tapi ini beneran buat dia kalut sih, Cathaya udah dua jam di telpon tapi gak ada jawaban.

Di hari Minggu begini Cathaya memang gak ngampus, tapi bukan berarti dia di rumah, dan Chandra gak tau harus nyari dia kemana.

Chandra yang baru aja masuk ke mobil spontan memukul stir di hadapan nya lumayan kencang hingga ia merasa sedikit nyeri.

Aya lo kemana sih ya,

Biasanya Cathaya risih kalau room chatnya di spam sama Chandra. tapi ini udah puluhan Chat ia kirim, namun tak kunjung di read. Chandra lantas menelpon Cathaya, niatnya mau ngajak dia jalan sore ini setelah urusan Chandra di kampus selesai, tapi nomor telpon nya gak aktif membuat Chandra kesal sekaligus cemas di saat yang bersamaan.

Ah kampret, kenapa gue jadi lebay gini sih

Bisa aja hape Aya lowbat terus dia pergi gak bawa powerbank

Atau Aya tidur seharian?

Atau...

Tiba-tiba Chandra teringat sesuatu, Malam itu di parkiran klub malam. Mantan pacar Cathaya yang ia belum tau siapa namanya itu masih ngejar-ngejar Cathaya. Apa Cathaya masih sayang sama cowo itu? tapi kalo masih, Cathaya mana mungkin minta Chandra untuk bawa dia pergi, bisa aja mereka mengobrol banyak hal waktu itu mengingat cowo itu tinggalnya di Berlin sana. Harusnya Cathaya kangen

Harusnya Cathaya bisa aja meluk cowo itu

Bukan menangis, bukan membuat Chandra ingin merengkuh tubuhnya

Dan Bukan ngasih Chandra semacam lampu hijau.

Atau Aya lagi have fun sama si-dia?

Chandra menurunkan kaca mobil secara perlahan, ia menghirup napas lalu mengeluarkan nya. Dia kalo lagi stress selalu begitu, kata Kak Alsy, "biar rileks, kasian urat-uratnya pada tegang ntar ketahuan tukang bakso malah di minta lagi, dijadiin bakso urat"

Lagi-lagi sebatang rokok akan selalu menjadi obat dikala ia banyak pikiran. Terkadang orang yang kelihatan nya happy-happy aja, justru nyimpan banyak masalah di dalam pikiran nya. Kayak, Chandra.

Sesering apapun dia bertingkah baik layaknya laki-laki flamboyan, ngajak cewe pergi kesana-kemari, tapi belum pernah Chandra merasa seperti ini.

Penasaran, tertarik, pengen kenal lebih jauh lagi. Suka? Chandra juga belum tau.

Awalnya Cuma penasaran. Iya, mana pernah sih Chandra nganggurin cewe cantik? Karena menurut dia, Cathaya adalah definisi cantik.

Rok span hitam selutut, sepatu converse, kemeja putih, rambutnya di kuncir satu, tampangnya bingung tengok kanan-kiri di gedung fakultas Teknik.