22. Heartache

1.4K 210 2
                                    

So they say that time

Takes away the pain

But I'm still the same

And they say that I will find another you

That can't be true

I wish that I could do it again, turnin' back the time, back when you were mine.

Now playing: heartache by one ok rock.

"Nathan"

"You Again"

Saat telinga Nathan kembali mendengar suara itu, ada rasa gemuruh yang melanda entah apa ia pun tak tahu. Ia bisa melihat ekspresi terkejut gadis di hadapanya ini namun detik berikutnya gadis itu kembali ke ekspresi biasa, datar.

Keduanya diam saling menatap satu sama lain. Melalui sorot matanya, Nathan bisa tahu kalau gadis ini baik-baik saja beda dengan dirinya yang sudah menyimpan rasa rindu dan penyesalan sejak lama.

"Boleh aku lewat?" Tanya gadis itu sopan, tangan kirinya terlihat sedang membawa bungkusan yang ntah isinya apa.

Nathan memberanikan diri, ia berharap dewi fortuna dan semesta sedang berpihak padanya kali ini.

"Boleh minta waktu kamu sebentar?" tanya Nathan ragu, ada harapan yang ia sematkan dalam pertanyaanya.

Setelah itu Nathan tahu kalau sebanyak apapun dosanya dimasa lalu, dewi fortuna dan semesta sedang berpihak padanya.

Kini Nathan dan Cathaya duduk di salah satu pojok starbucks.

"Jadi gimana kabar kamu?" ujar Cathaya setelah tersenyum pada pramusaji yang mengantarkan pesanan mereka.

Cathaya masih sama seperti dulu, masih tersenyum saat pramusaji mengantarkan pesanan dan to the point.

"hmm mau tau banget?" jawab Nathan santai walaupun detak jantungnya sudah gak karuan demi apapun dia nervous man! Akhirnya ketemu Cathaya juga setelah diam-diam hanya bisa melihatnya dari kejauhan.

Cathaya tertawa renyah membuat Nathan ingin sekali menarik dia kedalam pelukanya.

"gimana rasanya satu semester kuliah disini?" kata Cathaya, terkesan nyindir daripada bertanya.

Nathan langsung tersedak minumanya. Sementara Cathaya? Menatapnya malas.

"da—dari mana kamu tau?"

Cathaya tekekeh, lebih seperti mencibir "every hawa talks about you"

Telak. Dia tahu hal ini pasti akan terjadi gak mungkin Cathaya gak mengendus bau-bau kepindahan Nathan.

Nathan tersenyum, menahan malu lebih tepatnya "populer ya aku padahal baru satu semester"

"Nathan," ujar Cathaya, nada bicaranya terdengar serius dan seketika atmosfer diantara keduanya berubah.

"udah lama aku mau ngomong ini sama kamu" Cathaya diam sejenak, jari telunjuknya tergerak untuk mengitari pinggiran cangkir americano.

"kamu tau kan kita putus secara sepihak dan kamu yang memilih untuk kabur lebih tepatnya" matanya menatap Nathan lurus.

Kalimat Cathaya terasa seperti sebilah pedang yang menghunus hatinya, rasanya diingatkan betapa tidak gentleman-nya dia dulu itu menyakitkan dan memalukan disaat bersamaan.

Nathan diam, menyimak kemana arah pembicaraan ini.

"kalau kamu sudah ambil keputusan dan semuanya sudah terjadi kamu gak bisa lagi mengembalikan keadaan menjadi seperti sebelumnya,"

TrilemmaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang