[21] ORANGE ROSE

941 109 11
                                    


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



"Aku tak mengerti mengapa setiap bertemu denganmu, hatiku selalu bermasalah dan merasa tegang. Aku jadi semakin penasaran denganmu."




-ORANGE ROSE-



Aku Im Yoona, siswi kelas XI Sains 2. Di kelas, aku tergolong lumayan, setidaknya peringkat 2 selalu berhasil kukantongi setiap melihat hasil ujian semester. Tapi, adakah yang tahu bahwa menjadi nomor 2 sejak kau duduk di bangku sekolah dasar itu membuatku muak. Aku hanya seperti menjadi bayangan dari si nomor 1-sahabatku sendiri, Seohyun. Meski begitu demi apapun aku tak pernah membenci Seohyun, aku hanya membenci diriku yang selalu menjadi nomor 2. Seohyun adalah sahabatku sejak kecil, orang itu menjadi satu-satunya orang yang memahami atau memaklumi berbagai kelakuan absurd yang kerap kulakukan. Dan yahh-

"Yoona, lihat! ia sepertinya baru saja dari ruang Dewan." Teriak Seohyun heboh sendiri, ck. Aku mengikuti arah tunjukkan Seohyun. Orang itu namanya Park Chanyeol, ia adalah ketua Dewan Siswa di sekolah ini. Ia seangkatan denganku dan belajar dikelas unggulan-XI Sains 1. Menurut kabar burung yang beredar, Chanyeol hafal nama seluruh siswa-siswi di sekolah ini-mulai dari teman seangkatannya, kakak kelas sampai adik kelasnya bahkan kabarnya ia dapat langsung mengingat semua materi dalam Biologi Campbell hanya dengan sekali baca sampai ke titik komanya. Orang itu memiliki otak yang mengerikan.

"Hyun, sebentar ya!"

Entah mengapa ide gila ini muncul tiba-tiba di otakku. Aku ingin mengikuti Chanyeol sesekali dan mengetahui apa saja yang ia lakukan di jam istirahat seperti ini. Mungkin ini akan menjadi berita yang menarik untuk majalah sekolah edisi berikutnya. Sekedar info beberapa bulan lalu, aku resmi menyandang status sebagai pemimpin redaksi majalah disekolah. Entah orang gila mana yang meletakkan namaku sebagai kandidat dan lebih tak bisa dipercayanya lagi saat voting aku memperoleh suara terbanyak. Kuharap majalah sekolah tak mengalami suatu kemalangan karena diriku.

Aku keluar kelas dan berjalan santai di belakangnya. Semoga saja ia tak curiga. Untunglah aku tadi sempat menyambar buku Biologi Campbell yang tergeletak di mejaku. Jika Chanyeol melihatku, maka aku akan pura-pura membaca buku. Perfect plan. Saat sepanjang perjalanan ini, Chanyeol berkali-kali disapa oleh siswa-siswi, entah itu laki-laki ataupun perempuan. Bahkan banyak kakak kelas dan adik kelas genit yang menyapa Chanyeol dan menunjukkan ketertarikannya terang-terangan. Mereka menjijikkan.

Ia terus berjalan menaiki anak tangga menuju lantai dua, menuju lorong kosong yang berada di ujung belakang gedung sekolah. Untuk apa Chanyeol kemari? Seingatku tak ada apapun lagi disini, kecuali semacam balkon terbuka yang menghadap langsung dengan taman belakang sekolah. Suasana ini mulai membuatku sedikit takut, sepi dan tak ada tanda kehidupan. Mungkinkah ada hantu disini? Ah! Atau jangan-jangan Chanyeol diam-diam mempunyai kekasih dan selalu bertemu dengannya di tempat ini? Wow jika itu memang benar ini akan jadi berita yang luar biasa. Senyumku mengembang seolah naluri papparazi pro-ku telah mode on. Aku seperti dispatch saja, keke.

FLOWERS FOR YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang