"Seseorang memulai untuk hidup ketika ia dapat hidup diluar kehidupan dirinya."
17.
Yoona tidak bisa mempercayai matanya saat memandang dua digit angka tersebut bertengger dengan indah di kolom nilai miliknya—hell itu nilai apa usianya saat ini. Memalukan. Dan sekali lagi, dua angka indah itu adalah musuhnya—musuh abadinya kalau boleh ia deklarasikan mulai sekarang; Sastra Inggris.
Untuk mata pelajaran sial satu itu, Yoona mendapat nilai terrendah sekelas. Satu kelas—memiliki nilai yang lebih tinggi darinya. Bagaimana mungkin sesuatu yang katanya simple present tense dan kawanannya itu ternyata begitu rumit dalam kepalanya. Yoona tidak tahu bagaimana harga dirinya bisa lebih terluka lagi.
"Hah."
"Kau tahu. Sepertinya Sastra Inggris sangat tidak cocok untukmu."
Kalau memungkinkan Yoona bisa saja melompat lima puluh meter dari tempatnya sekarang ini ketika wajah tak berdosa Kibum muncul tepat di samping kepalanya secara tiba-tiba. Yoona rasa ia bahkan telah kehilangan 10 tahun masa hidupnya saat itu juga.
"Kau mengagetkanku!"
Iris jelaga lelaki itu memandangnya sekilas kemudian kembali melihat ke papan pengumuman nilai sambil menyunggingkan senyum kemenangan.
"Nilaiku yang tertinggi dalam Sastra Inggris di kelas; 98. Kyuhyun mendapat nilai tertinggi dalam Matematika; 90. Seohyun tertinggi dalam Biologi; 91. Nilaimu yang tertinggi dalam Kimia di kelas; 100. Kau tahu, menjadi pintar itu bukan berarti kau harus menguasai semua bidang."
Yoona rasa wajahnya sudah semerah tomat saat itu. Perpaduan antara malu dan murka. Sementara Kibum masih memperhatikan papan pengumuman nilai ujian semester tersebut.
"Lalu kenapa? Tidak ada artinya kalau hanya menguasai satu bidang! Satu bidang tidak akan membawamu kemana-mana!" Semburnya kemudian dengan ketus.
Mendengar itu, Kibum menoleh, dan—Oh demi Tuhan, tersenyum. Tersenyum.
Itu bukanlah senyuman mengejeknya yang biasa, atau senyum sinis, atau senyum kemenangan menjengkelkan yang biasanya sukses membuat Yoona jengkel setengah mati ketika melihatnya.
Itu hanya sebuah senyuman
Senyum sedih, Yoona segera menyadari.
Dan hanya dengan melihat senyum itu, Yoona kehilangan semua kemarahan dan rasa malunya.
"Satu bidang yang kau sukai bisa membawamu kemana-mana. Bahkan mengelilingi dunia sekali pun."
Begitu saja, kemudian lelaki itu berbalik dan pergi meninggalkan Yoona mematung di tempatnya berdiri. Tak bergeming. Dan sementara manik emas miliknya memandangi punggung Kibum yang berjalan menjauh, sesuatu menghantam kesadaran Yoona saat itu juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
FLOWERS FOR YOU
FanfictionAku kembali dengan bunga-bunga di tanganku❁|❁"Setiap bunga menyimpan makna tersirat dalam kelopaknya. Menyimpan rahasia pada tangkainya. Menimbun perasaan dalam semerbak aromanya. Karena itu semua hal yang tak sempat terucap, kusampaikan dengan bung...