"Bunga Lotus sangat pintar menyembunyikkan diri di dalam lumpur, seperti layaknya dirimu."
-LOTUS-
Sinar rembulan yang tengah menghiasi malam seakan menjadi saksi bisu, menatap seorang lelaki yang kini tengah menyandarkan tubuhnya di bawah pohon yang teduh untuk sekadar menghirup oksigen. Lelaki itu hanya menatap balik sang rembulan dengan tatapan datar, bulan seakan sedang mengejek dirinya. Matanya seakan menerawang, ada kesedihan dan mungkin kerinduan yang terpendam terhadap seseorang. Namun ia menutupinya dengan sangat sempurna.
Angin malam yang dingin serasa menusuk pemiliknya, namun ia menghiraukannya. Rambutnya yang hitam legam itu berkilauan saat sang angin mulai bermain dengannya, menerpa rambutnya. Pepohonan Cemara dan Pinus berderet menjulang tinggi dengan angkuhnya. Ia hanya mencari ketenangan malam, kesunyian malam inilah yang selalu dinantikkan oleh seorang Shim Changmin. Menyatukan jiwanya dalam kesunyian malam, menghirup aroma pepohonan dan angin malam yang sangat menenangkan hatinya.
Ia terus melamun, matanya menerawang jauh ke dalam dunianya. Changmin tenggelam ke dalam duniannya sendiri. Duduk termangu bersandar di pohon yang rindang, berpijarkan sinaran bintang yang menghias malam, tak menyadari bahwa bintang kini tengah berkelap-kelip seperti menyahut satu sama lain seakan sedang 'menggosipkan' lelaki betubuh tinggi tersebut.
Mungkin hanya pada malam ini Shim Changmin merekahkan senyumnya yang sangat indah itu. Membiarkan bulan, langit serta bintanglah yang melihat keindahannya. Ia memandang kearah rawa berlumpur yang terhampar didepannya. Changmin tersenyum kecil. Ia teringat dengannya, gadis itu yang bagaikan bunga Lotus. Merekah sendirian di antara genangan lumpur yang kotor. Sesaat memang terkesan menjijikan dan dipandang sebelah mata, tapi disaat yang sama pula ia begitu mempesona.
-LOTUS-
"Kenapa oppa memberiku ini?" tanya seorang gadis dengan tatapan kebingungan.
"Apa kau tahu bunga ini?" lelaki disebelahnya balik bertanya.
"Lotus?"
"Benar. Tanaman yang tumbuh di lumpur yang pekat dan kotor." Gadis itu jadi semakin bingung. Apa maksudnya?
"Oppa, aku tidak mengerti maksudnya?" lelaki itu, Changmin hanya mengangkat sebelah alisnya sebagai jawaban.
Mereka berdua bersandar pada sebuah batang pohon besar yang mungkin sudah berumur raatusan tahun. Lalu mulai mendongak memandang langit yang bertabur kristal salju seraya memberi penjelasan.
KAMU SEDANG MEMBACA
FLOWERS FOR YOU
FanfictionAku kembali dengan bunga-bunga di tanganku❁|❁"Setiap bunga menyimpan makna tersirat dalam kelopaknya. Menyimpan rahasia pada tangkainya. Menimbun perasaan dalam semerbak aromanya. Karena itu semua hal yang tak sempat terucap, kusampaikan dengan bung...