"Someday when the pages of my life end, I know that you will be the one of its most beautiful chapters."
-SWEETPEA-
Banyak orang yang hanya menilai sesuatu dari permukaan. Dari tampilan luar. Dari cover. Tanpa mencoba melihat lebih jauh, meneliti, menelaah ataupun memahami apa yang disembunyikan dibalik tampilan luar yang mungkin tampak mengagumkan atau justru biasa saja.
Dimata orang lain, mungkin ia tak lebih dari seorang remaja–ralat, pria muda arogan yang suka membuat masalah. Membolos, bahkan berkelahi hingga balapan liar adalah hal-hal yang biasa ia lakukan. Tanpa peduli sekitar selain dirinya, serta kesenangannya. Dan sejujurnya hal itu bukan hal baru lagi untuk seorang Johnny.
Johnny hanya bisa tertawa miris dalam hati kala mendengar bagaimana orang menilai dirinya. Mereka yang memberi nilai negatif besar-besaran tanpa sedikit pun berusaha membayangkan ada diposisinya. Hidup dengan nama Seo Youngho atau akrab disapa Johnny yang menuntut kesempurnaan tanpa cela sedikitpun.
Hidupnya tak lebih dari skenario yang sudah tersusun rapi bahkan sejak ia kecil, atau malah sejak ia belum muncul ke dunia. Kalau ada yang mengenal bagaimana rasanya terpenjara, mungkin Johnny layak mendapat predikat orang yang paling memahami bagaimana hidup terpenjara itu.
Seiring berjalannya waktu, ia bersyukur. Sungguh, bersyukur kala itu ia bertemu Im Yoona yang dengan baik hati menolongnya tanpa tahu darimana asal usulnya. Menyadarkannya bahwa masih ada, masih banyak orang yang peduli pada orang disekelilingnya. Dan tanpa sadar menariknya dari jurang hitam bernama kesepian itu.
-SWEETPEA-
"Youngho-ssi, kenapa melamun?" Ah, suara itu. Suara yang terdengar selalu merdu ditelinganya.
Suara yang selama sebulan ini selalu terdengar mengalun indah memasuki indra pendengarannya. Suara seseorang yang membuatnya tetap tegar menghadapi kenyataan yang hampir membuatnya berpikir untuk mengakhiri hidupnya.
"Tidak apa-apa noona. Bukankah sudah kubilang untuk tidak memanggilku dengan embel-embel 'ssi'. Aku merasa tua saja. Johnny, cukup itu saja." Katanya sambil menatap ke arah depan karena tak tahu dimana posisi lawan bicaranya itu berada.
"Baiklah, Johnny-ya. Sekarang biarkan aku memeriksa kondisimu."
Gadis itu, seorang dokter disebuah rumah sakit ternama di Seoul yang menolongnya. Im Yoona. Menyelamatkannya dari maut saat dirinya mengalami kecelakaan lalu-lintas karena terlibat balapan liar dijalanan, disaat teman-temannya pergi meninggalkannya.
"Noona, apa Tuhan membenciku karena sering berbuat kenakalan? Apa ini yang namanya karma karena aku memberontak pada orang tuaku. Kecelakaan itu hingga kebutaan ini–." Belum selesai dengan perkataanya Yoona yang tadinya akan menempelkan stetoskopnya guna pemeriksaan menghentikan kegiatannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
FLOWERS FOR YOU
FanfictionAku kembali dengan bunga-bunga di tanganku❁|❁"Setiap bunga menyimpan makna tersirat dalam kelopaknya. Menyimpan rahasia pada tangkainya. Menimbun perasaan dalam semerbak aromanya. Karena itu semua hal yang tak sempat terucap, kusampaikan dengan bung...