[57] COREOPSIS

241 37 5
                                    

"Kau tidak perlu kekuatan dan kekuasaan, kau juga tak perlu pintar dalam segala hal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kau tidak perlu kekuatan dan kekuasaan, kau juga tak perlu pintar dalam segala hal. Hanya bahagia dan sehat, mungkin itu saja yang kuinginkan darimu."







-COREOPSIS-





Im Yoona memasuki kelas dengan penampilan kusutnya. Rambut terurai acak-acakan, seragam yang tidak rapi dan wajah datar. Ia duduk di bangku paling belakang. Tidak seperti biasanya, suasana kelas menjadi sunyi dalam sekejap. Seolah terheran-heran dengan kehadirannya yang tidak biasa saja, membungkam semua mulut di sana. Ada apa dengannya?

Brak!

Bangku di sebelah Yoona bergeser dengan suara gaduh. Kemudian tubuh seorang lelaki jatuh menduduki bangku itu. Lengkap dengan kedua kaki yang terjulur ke atas meja.

"Selamat pagi, semuanya!" Cari mati. Itulah pikiran seluruh penghuni kelas saat itu. Anak itu menggangu Yoona yang dalam mode 'berbahaya'.

Yook Sungjae menyapa dengan suara nyaring seolah itu kelasnya sendiri. Sungguh jika ada ajang penghargaan untuk 'Junior paling tidak tahu malu, paling tidak sopan, paling berani, dan paling-paling yang lainnya' sudah tentu Sungjae akan mendapatkan gelarnya.

Sungjae sengaja melakukannya karena ingin mengusik tuan putrinya. Di tempatnya, Yoona memejamkan matanya. Menahan emosi yang seketika menggebu setiap matanya melihat sosok berandalan Sungjae. Lelaki yang sayangnya sudah dikenalnya sejak lama, sejak mereka jadi tetangga saat keluarganya pindah kesebelah rumah lelaki itu tujuh tahun yang lalu. Dan satu-satunya lelaki yang berani dan konsisten mengusiknya enam tahun belakangan ini.

"Selamat pagi, princess. Bagaimana tidurmu tadi malam?"

Sungjae menoleh pada Yoona yang mengabaikannya. Jurus andalannya dalam menghadapi Sungjae adalah menganggap bahwa lelaki itu tidak ada. Sementara Sungjae hanya terkekeh di tempatnya. Sudah terbiasa dengan balasan itu.

Tanpa merasa bersalah, Sungjae bernyanyi keras. Cukup keras karena suasana kelas yang memang sunyi. Lagi-lagi mengusik kedamaian Yoona. Gadis itu memejamkan matanya erat. Menghitung dalam hati, berusaha menemukan kesabarannya. Terus melakukannya hingga menyerah pada hitungan ketiga belas.

Gadis dengan marga Im itu meledak.

"Apa yang sebenarnya sedang kau lakukan dikelasku?!"

Dengan gigi terkatup, Yoona meneriakinya. Masih memandang tajam pada tersangka yang kini hanya memandangnya dengan wajah polos. Seluruh penghuni kelas sudah biasa melihat scene ini. Dua orang pemeran utama yang terlibat pertengkaran konyol.

"Bernyanyi. Kurasa kau masih bisa mendengar suara indahku ini."

Sungjae menjawab polos sementara Yoona semakin tampak menyeramkan.

"Kau bisa melakukannya di kelasmu dan berhenti menggangguku. Kau bukan bagian dari kelas ini, sadari posisimu."

Alis Yoona terangkat. Memandang Sungjae yang kini sedang menahan senyum. Tidak bisa memungkiri perasaannya yang lagi-lagi menyukai pemandangan di depannya. Tampilan Yoona saat gadis itu kesal-atau bahkan murka-benar-benar merupakan pemandangan yang amat disukainya. Itulah kenapa ia suka sekali membuatnya marah.

FLOWERS FOR YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang