Julukan Sang Ratu
VI
Hari demi hari pun mulai terbiasa, Elium dan Eliza lalui sebagai Raja dan Ratu kerajaan Adyl. Eliza yang sudah lama hidup di hutan, dia mengerti banyak tentang tanaman dan cara membuat obat-obatan, dia pun mengajari para petugas kesehatan istana tentang apa yang dia ketahui. Dengan bantuan peralatan istana yang cukup memadai Eliza dapat membuat racikan obat-obatan yang sebelumnya belum pernah dia buat.
Suatu hari kota Adyl di serang pemberontak, para pemberontak menerobos masuk melalui pedesaan, mereka menyerang siapapun yang menghalangi mereka, sangat kejam dan tidak pandang bulu, wanita dan anak kecil pun mereka serang, seorang penjaga gerbang berlarian menuju sang raja, "Baginda raja, kita sedang di serang pemberontak, dan banyak warga sipil terluka di pedesaan."
Elium dan Eliza terkejut, mereka tidak mengira kota yang sangat damai ini sekarang sedang di landa kericuhan yang di sebabkan oleh sekelompok pemberontak.
"Baiklah, kumpulkan seluruh pasukan dan ayo kita lawan mereka!" Dengan cepat Elium mengambil keputusan. Ya itulah Elium, tidak ragu dalam memutuskan suatu hal itulah prinsip yang dia pegang sedari dulu.
"Baiklah Elium, aku akan menyiapkan tenaga medis untuk mengobati warga yang terluka." Eliza pun bergegas melakukan tugasnya.
Elium dan para pasukannya telah tiba di tempat di mana para pemberontak itu melakukan aksinya, Elium pun meminta mereka untuk menyerahkan diri, namun para pemberontak itu tidak mau menyerah.
Perang tidak dapat di hindari, tetap berlangsung dan tentu pemenangnya adalah pihak kerajaan. Elium bangga akan keberhasilannya menangani hal tersebut. Di sisi lain Eliza ikut turun tangan membantu menyembuhkan luka para warga, warga pun berhasil terselamatkan namun ternyata ada dua orang pemberontak yang lolos, dia berlari membawa pedangnya dan menyandera seorang anak kecil, Eliza terkejut!
"Apa yang akan kau lakukan dasar pecundang?"
Pemberontak itu pun tertawa, "HaHaHa, apa yang bisa kau lakukan ratu? Kau hanyalah wanita lemah!"
"Jika kau pikir aku ini lemah, lepaskanlah anak itu dan lawanlah aku!"
"Baik! Kemarilah kau!"
Eliza pun mengambil sebuah pedang, pertarungan di mulai, para warga ketakutan dan khawatir akan apa yang terjadi, warga di sana tidak mampu berbuat apa-apa dan hanya mengandalkan ratu muda yang memegang sebuah pedang di tangannya. Eliza berhasil mengalahkan satu pemberontak, namun ketika dia menumbangkan lawannya tersebut, pemberontak yang lain menyerangnya dari belakang dan tangan Eliza pun tertusuk.
"Aaa, dasar pengecut." Kata Ratu Eliza pada pemberontak yang ada disitu.
Eliza mengerang kesakitan, pemberontak itu dapat menumbangkan Eliza. Namun Elium datang tepat waktu, saat Eliza akan di tusuk kembali, Elium menghunuskan pedangnya kearah leher pemberontak tersebut dan menangkapnya. Eliza yang kesakitan langsung di bawa ke istana untuk mendapatkan perawatan, karena wajah dan rambutnya yang putih terang bagaikan rembulan dan berkat keberaniannya tersebut warga memberinya julukan, "Kesatria Rembulan."
KAMU SEDANG MEMBACA
BUALAN
RomanceBunga yang indah saat dia mekar namun tidak selamanya bunga itu akan mekar, Bintang yang menghiasi langit malam sangat indah namun sulit di gapai, dan Rembulan yang menyinari langkahmu di malam hari. manakah yang kamu inginkan? pilihlah salah sa...