Inilah Akhirnya
XXVII
Sudah sekitar 2 bulan Ren tidak masuk kuliah. Seharusnya sudah sejak bulan lalu dia kembali masuk kuliah, namun setelah terjadinya tragedi di Adyl. Ada hal yang harus Ren dan Eliza lakukan sebelumnya. Saat masuk kelas, Ren merasa seperti orang asing. Tentu ia merasa demikian, karena biasanya Ren hanya berbicara dengan Eriana. Berangkat bersama Eriana dan pulang pun bersama Eriana, Ren hampir tidak memiliki seorang teman di kelasnya karena dia selalu bersama Eriana. Hal ini Ren anggap wajar, dan dia menganggap bahwa dirinya adalah mahasiswa pindahan dari universitas lain.
Terdengar gosip bahwa ada dua orang mahasiswa Towa yang tewas di laut. Ren yang tidak pernah sempat membaca koran ataupun menonton acara berita tentu tidak mengetahui hal itu. Ren ingin bertanya namun hal itu sulit untuk di lakukan. Karena seluruh teman di kelasnya seperti tidak mengenal Ren sama sekali. Tiba-tiba.
"Ren..." Lisa memanggil Ren dari pintu masuk.
Ren menghampirinya. Terkejut sekaligus senang karena dapat bertemu lagi dengan Lisa setelah sekian lama.
"Ada apa Lis?"
"Ikutlah denganku." Lisa menarik Ren menuju atap kampus.
"Ren pertama aku ingin meminta maaf padamu. Karena dulu aku menghindar darimu dan pergi tanpa memberitahukan apapun padamu."
"Jadi kamu tidak marah?"
"Aku kesal padamu, tapi ya sudahlah. Itu memang dirimu, mungkin sifat anehmu itu juga yang aku suka darimu walaupun menjengkelkan."
"Syukurlah, aku kira kamu pergi karena marah padaku."
"Aku tidak sebodoh itu. Dan aku tidak selemah itu. Hanya karena hal kecil aku tidak akan menyerah dengan cinta yang aku punya."
"Lalu. Untuk apa kamu pergi?"
"Aku pergi untuk mencari Riyu dan Eriana."
"Lalu, apa kamu menemukannya?"
"Aku menemukan mereka Ren."
Ren sangat senang, walau sebenarnya Ren masih khawatir. Dia takut Riyu akan mencoba untuk membunuhnya lagi.
"Di mana mereka Lis?"
Lisa terdiam. Dia enggan untuk menjawabnya. Ren terus memaksa Lisa agar dia memberitahukan keberadaan Riyu dan Eriana. Akhirnya Lisa mengajak Ren ke sebuah tempat.
"Ikuti aku Ren. Jika kamu memang ingin tahu keberadaan mereka."
Tanpa di diminta pun Ren pasti mengikutinya. Mereka berjalan sedikit jauh dari Towa hingga akhirnya mereka sampai di sebuah pemakaman.
"Mengapa kita kesini Lis?"
Lisa tidak menjawab. Lisa hanya memberikan sebuah koran pada Ren. "Bacalah di halaman tengah."
Ren tersungkur ke tanah setelah membaca koran itu. Ren tidak percaya dengan apa yang di tulis di koran itu.
"Kamu dengar, tentang dua mahasiswa Towa yang meninggal di lautan?"
"Ya aku dengar tadi pagi."
"Mereka adalah Eriana dan Riyu. Mereka pergi berlayar untuk meninggalkan kota ini bersama dengan ibunya Riyu."
"Kapan itu terjadi?"
"Itu terjadi saat badai besar Ren. Di hari yang sama ketika kita sampai di kota ini. Namun kita di selamatkan oleh sebuah keajaiban. Mungkin ayahmulah yang menyelamatkan kita dari badai itu."
Ren menangis. Dia meminta maaf di depan makam Riyu dan Eriana.
"Maafkan aku Riyu. Aku bukanlah sahabart yang baik. Dan Ana, aku mohon maafkan aku yang pernah menyakiti hatimu. Sungguh aku tidak bermaksud seperti itu." Ren memeluk batu nisan makam Eriana.
"Tenanglah Ren. Bukan semua salahmu, sebagian dari itu juga salahku."
"Apa inikah akhir dari persahatan indah kita berempat."
"Aku tidak ingin menyebutnya akhir persahabatan kita berempat Ren. Tapi takdirlah yang telah memutuskan persahabatan kita berempat. Yang tersisa sekarang hanya kita berdua."
Mereka kembali ke rumah masing-masing. Ren menceritakan semuanya pada Eliza, Eliza tersenyum.
"Kenapa ibu malah tersenyum!?" Ren marah.
"Lalu apa yang harus ibu lakukan? Jika ibu menangis, itu akan membuatmu semakin bersedih."
Mendengar hal itu Ren langsung pergi ke kamarnya.
=d7k��n8.�

KAMU SEDANG MEMBACA
BUALAN
RomanceBunga yang indah saat dia mekar namun tidak selamanya bunga itu akan mekar, Bintang yang menghiasi langit malam sangat indah namun sulit di gapai, dan Rembulan yang menyinari langkahmu di malam hari. manakah yang kamu inginkan? pilihlah salah sa...