Ingatan Tentang "Sepucuk Surat" XVIII

103 11 0
                                    


Ingatan Tentang

"Sepucuk Surat"

XVIII

Hari demi hari mereka lalui. Mereka selalu berkumpul di bukit itu. Membuat kenangan bersama di bawah pohon di bukit tersebut. Hingga pada suatu hari Ren sedikit mengingat gadis teman masa kecilnya itu, namun Ren masih belum mengingat siapa nama gadis tersebut.

Mereka bermain di sana, canda, tawa, bahagia, dan duka mereka lalui bersama di sana. Ren mengingat sebuah janji yang ia buat bersama gadis itu sebelum dia pergi meninggalkan Ren. "Suatu saat kita akan bertemu lagi. Jika kamu mengingatku maka tulislah sebuah surat dan simpanlah di celah batang pohon ini." Seingat Ren dia menerima surat yang berada di kotak itu di hari yang sama saat malam hari. Dan pada saat itu gadis itu di temani ayahnya.

Ren yang mengingat hal itu segera menulis surat yang berisi "Aku mulai mengingatmu." Ren meletakannya tanpa sepengetahuan teman-Teman yang lain.Hh

Esok harinya Ren dan yang lainnya kembali bermain di sana, tentu pulangnya Ren mengecek ke celah pohon tersebut dan ternyata surat yang Ren tulis sudah tidak ada di tempatnya. Ren merasa senang akhirnya teman masa kecilnya ada di kota ini.

Ren menantikan hari esok, benar saja esok harinya ada surat baru di sana. Ren mengambilnya, dia membawa surat itu ke rumahnya. Saat di buka isinya yaitu "Aku sudah mengingatmu dan mulai mengenalmu." Ren terkejut. Dan berpikir mungkinkah dia adalah orang yang berada di sekitar Ren. Mungkinkah dia berada di Towa. Atau bahkan berada di kelas yang sama dengan Ren. Ren kembali menulis surat dia menanyakan "Sebenarnya kamu siapa? Bisakah kita bertemu hari sabtu?" Ren menyimpan surat itu, berharap teman masa kecilnya segera mengambil dan membaca surat itu.

Esok hari nya Ren mendapat pesan dari Eriana "Ren bisakah kamu menemaniku berkencan hari sabtu?" Sontak Ren terkejut. "Mungkinkah Eriana yang aku cari selama ini?" pikirnya. "Ah tapi itu tidak mungkin." gumamnya. Ren menyetujuinya, bahkan Ren sangat senang saat itu. Mereka berjanji akan bertemu di stasiun pada hari sabtu.

Hari sabtu Ren pergi keluar rumah menggunakan pakaian yang rapi dan menggunakan parfum. Dia sangat senang dan lupa tidak mengecek surat yang ada di pohon di bukit itu. Dia lupa akan hal itu karena dia sangat senang ketika Eriana mengajaknya berkencan. Seperti biasa, Ren yang datang terlalu pagi kembali menunggu Eriana.

"Hay Ren, maaf membuatmu menunggu." Eriana datang dengan baju dan celana pendek serta topi di kepalanya. Kesan anggun yang selama ini Ren lihat menghilang yang terlihat sekarang hanyalah sesosok gadis tomboi yang sangat cantik.

"Tidak Eriana, aku baru saja datang." Jawab Ren.

Eriana menatap Ren dan berkata "Panggil aku Ana!"

"Eh, kenapa?" Ren terkejut.

"Tidak apa-apa, namaku terlalu panjang untuk di ucapkan dan aku tidak ingin terlihat asing di dekatmu. Maka dari itu panggil aku Ana." Eriana pun tersenyum kearah Ren.

"Baiklah Ana." Ren merasa senang, Rasa sukanya terhadap Eriana bertambah. Mungkinkah rasa suka itu akan berubah menjadi rasa cinta.

Ana dan Ren pergi ke sebuah gedung bioskop. Mereka memilih sebuah Film untuk di tonton. Ana memilih film romantis yang tayang perdana pada hari itu. Mereka pun menontonnya, adegan-adegan romantis yang ada di tunjukan film itu membuat Ana menangis. Ren melihat kearah Ana, dia melihat wajah menangis Ana yang sangat cantik dan lucu seperti anak kecil. Film pun selesai, saat berjalan ke pintu keluar Ana tiba-tiba memegang tangan Ren. Jantung Ren berdegup kencang, Ren membalasnya Ren pun memegang tangan Ana. Akhirnya mereka keluar dari bioskop dengan berpegangan tangan. Saat di luar Ren melihat kearah Ana. Di sana terlihat Ana dengan pakaian tomboinya dan wajahnya yang memerah. Wajah memerahnya membuat Ana menjadi semakin Imut. Jantung Ren kembali berdegup kencang. Hari sudah mulai malam mereka pulang ke rumah masing-masing. Ren teringat dengan suratnya, dia pergi ke bukit itu untuk mengambil surat balasan. Di surat balasan itu tertulis "Baiklah kita akan bertemu." Ren kembali terkejut, dan berpikir mungkinkah teman masa kecilnya itu Ana. Ren langsung membalas Surat itu, Ren menanyakan siapa namanya dan kenapa dia masih mengingat Ren.

rt_{��~A4E

BUALANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang