Keberuntungan
XXIV
Beberapa hari berlalu Ren akhirnya siuman. Ren belum dapat bergerak, tubuhnya kaku karena beberapa hari terbaring. Ren belum menceritakan apapun dan Lisa tidak menanyakan apapun karena Ren masih belum sepenuhnya sadar.
Di hari berikutnya Elium tiba-tiba menghilang dan dia menulis sepucuk surat di sana. "Jika Ren sudah benar-benar pulih. Pergilah ke pantai tempat kalian datang." Lisa yang telah di beritahu cara membuat obat akhirnya dia membuatkannya untuk Ren.
"Ren makanlah obat ini." Lisa menyodorkannya pada Ren. Ren langsung meminumnya.
Sesaat kemudian Ren tiba-tiba pingsan.
"Reeeen..... Ada apa ini, mungkinkah aku salah membuat obat." Lisa panik , dia berlari mencari Elium.
"Pamaan.. Pamannnn... aku butuh bantuan. Dimana kamu pamaaan...?" Lisa mengelilingi hutan hanya untuk mencari Elium. Namun pada akhirnya Lisa tidak menemukan Elium di manapun. Dengan hati yang tidak karuan rasa takut yang menghantui. Lisa pulang, dia mengecek denyut nadi Ren. Syukurlah nadi Ren masih berdenyut, tapi kenapa dia malah pingsan. Lisa yang terlalu lelah karena berkeliling tadi tertidur memegang tangan Ren.
{{{
Di pagi hari Lisa terbangun. Ren sudah tidak ada di tempatnya.
"Reeeen... Reeeen... kemana kamu?"
"Selamat pagi Lis, Aku mencari makanan untuk kita."
"Kamu sudah sehat Ren? Bukankah kamu kemarin masih belum dapat bergerak, bahkan semalam kamu kritis?"
"Entahlah, sekarang aku merasa benar-benar sehat. Mungkin karena kamu memegang tanganku semalaman."
Mendengar hal itu terucap dari mulut Ren, Wajah Lisa memerah karena malu. Namun dia sangat senang karena Ren telah pulih kembali.
"Ren ayo kita kembali ke laut untuk pulang!"
"Kita tidak bisa pulang Lis."
"Kenapa?"
"Kapal yang kita naiki telah di bawa pergi oleh Riyu."
"Itu tidak mungkin Ren. Bukankah dia sahabatmu sejak kecil. Dia tidak mungkin melakukan hal seperti itu."
"Tapi dialah yang telah menembakku dan memukulmu hingga pingsan."
"Apa!!!"
Ren menceritakan semuanya pada Lisa. Lisa yang mendengar cerita itu memeluk Ren yang menangis menceritakan hal itu. Lisa mengerti bagaimana sakit yang Ren rasakan sekarang. Lisa tidak dapat membantu apapun. Dia hanya bisa mencoba menenangkan Ren saat ini.
"Tapi Ren. Kita tetap harus pergi ke sana. Kita belum tahu apakah mereka meninggalkan kita atau tidak."
"Ya kamu benar. Tapi aku takut."
"Sudahlah Ren. Tenang saja, kita akan pergi kesana mengendap-endap."
Mereka berdua pergi ke laut. Di sana tidak ada apapun. Benar saja kata Ren, mereka telah meninggalkan Lisa dan Ren di pulau Adyl. Entah apa yang akan terjadi sekarang, Lisa dan Ren duduk di tepi pantai. Mereka kebingungan bagaimana caranya untuk pulang.
Pada tengah hari lelaki paruh baya yang bertemu dengan Ren di malam itu datang menaiki sebuah kapal.
"Hey paman Eliiiiiiiiiuuuuuupsssss." Teriak Lisa yang hampir membocorkan bahwa itu adalah Elium.
"Hey pak tua kau datang menjemput kami?" ucap Ren.
"Eh Ren, kamu pernah bertemu dengannya?"
"Ya, dialah yang menolongku pertamakali dari beruang ganas saat aku tersesat."
KAMU SEDANG MEMBACA
BUALAN
RomanceBunga yang indah saat dia mekar namun tidak selamanya bunga itu akan mekar, Bintang yang menghiasi langit malam sangat indah namun sulit di gapai, dan Rembulan yang menyinari langkahmu di malam hari. manakah yang kamu inginkan? pilihlah salah sa...