Kesalahan XX

112 10 0
                                    


Kesalahan

XX

Sudah beberapa hari ini Lisa tidak pernah ikut berkumpul bersama. Dia selalu menghindar jika di ajak bermain bersama. Eriana dan Ren mejadi semakin dekat layaknya sepasang kekasih, ya memang benar mereka sepasang kekasih. Sekitar dua minggu Eriana dan Ren bersama.

Hari minggu ini Eriana dan Ren berencana untuk pergi ke taman bermain berdua. Hanya berdua mereka tidak mengajak Lisa dan Riyu karena mereka tidak ingin di ganggu. Berbagai macam wahana permainan yang ada di sana mereka naiki berdua hingga di ujung hari mereka berdua menaiki sebuah bianglala besar yang ada di sana. Suasana romantis dengan langit sore yang indah mereka nikmati berdua saat berada di bianglala. Ren memeluk Eriana dan berkata "Kenapa kamu tidak mengatakan langsung jika kamu adalah teman masa kecilku?"

"Eh, teman masa kecil siapa? Bukankah kita baru bertemu saat SMA?" Jawab Eriana.

"Bukankah kamu yang membalas surat-surat kecil yang aku simpan di pohon itu?" Sedikit terkejut dan sedikit melepaskan pelukannya.

"Surat apa? Aku tidak mengerti Ren?" Eriana kebingungan.

"Pada hari itu, untuk apa kamu datang ke pohon yang ada di bukit itu?"

"Saat itu aku sangat kebingungan Ren. Aku tidak tahu mau menceritakan isi hatiku pada siapa. Akhirnya aku pergi ke pohon itu untuk meluapkan isi hatiku karena aku anggap itu adalah pohon yang berharga untukmu Ren."

"Jadi kamu tidak tahu apa-apa soal surat yang aku tulis?"

"Tidak sama sekali aku tidak mengerti Ren."

"Baiklah lupakan itu Ana, mungkin aku salah."

"Umm." Eriana mengangguk lalu memeluk Ren.

Bianglala selesai berputar, Momen romantis pun selesai sudah di hari itu. Hari nan indah yang telah mereka lalui berdua. Mereka pulang ke rumah masing-masing. Namun Ren yang kebingungan yang ternyata salah mengira kalau Eriana adalah teman masa kecilnya. Ren segera pergi untuk melihat surat lain yang mungkin ada di pohon itu. Ada dua buah surat di sana. Surat pertama berisi "Temui aku malam ini di sini sendiri." Dan surat kedua berisi "Aku telah menunggumu semalaman." Ren yang terkejut dan merasa sangat bersalah meminta maaf di surat itu dan dia menceritakan apa yang terjadi. Ren menceritakan bahwa Dia telah salah mengira kalau Eriana adalah teman masa kecilnya jadi Ren tidak mengecek kembali surat yang ada di pohon itu, Tentu Ren meminta kembali untuk bertemu. Ren berencana untuk menunggu hingga teman masa kecilnya itu datang namun ternyata kepalanya sakit, Ren kelelahan karena seharian telah bermain dengan Eriana. Ren pulang dan beristirahat.

Esok harinya Ren segera pergi untuk mengambil surat yang ada di pohon itu. Ren sangat bersyukur karena ternyata ada surat balasan untuk nya. "Baiklah, aku akan menemuimu di sini tengah malam ini. Mungkin ini akan menjadi pertemuan terakhir kita sebagai teman masa kecil." Ren sedikit terkejut dengan kata terakhir yang tertulis di surat itu.

Tengah malam Ren datang ke bukit itu. Di depan pohon di sana berdiri seorang gadis dengan jaket putih berbulu.

"Hey kamu, apa kamu yang menungguku?" Ren memanggilnya.

Gadis itu berbalik tersenyum kearah Ren dengan wajah berlinang air mata.

"L-l-lisa?" Ren terkejut. "Apa yang kamu lakukan disini?"

"Aku kesini dengan tujuan yang sama denganmu Ren." Lisa tersenyum.

Ren pun mendekati nya, Ren benar-benar terkejut akan hal ini. "Kenapa kamu tidak mengatakannya sejak dulu?"

"Bukankah tidak ada gunanya jika aku memberitahukan itu semua sejak dulu. Bukankah kamu tetap tidak akan mengingatku?" Lisa mengatakannya dengan wajah penuh air mata.

"Bukan begitu. Aku melupakanmu karena dulu kamu meninggalkanku."

"Sudahlah. Mungkin karena aku yang terlalu mencintaimu hingga aku tidak mampu untuk melupakanmu Ren. Kemarilah." Lisa mengulurkan tangannya.

Ren pun mendekat dan memegang tangannya.

"Ren. Aku memiliki satu permintaan. Apa kamu akan mengambulkannya?"

"Baiklah apa itu?"

"Untuk kali ini saja. Aku mohon peluklah aku. Aku ingin menangis di pelukanmu. Pelukan orang yang bertahun-tahun aku cintai."

Ren memeluk Lisa dengan sangat erat. Lisa menangis terus menangis hingga Ren pun ikut menangis karena tangisan Lisa yang terdengar sangat menyakitkan.

"Maafkan aku, Lisa."

Lisa tidak menjawab. Dia hanya terdiam tanpa kata.

"Lisa maafkan aku, aku mohon maafkan aku."

"Hey Ren, apa kamu tahu arti dari surat yang aku berikan padamu dulu?" Lisa menatap kearah Ren.

"Tidak Lisa, sama sekali tidak tahu."

"Jika kamu ingin tahu, sedikit renggangkanlah pelukanmu dan lihat kearah pohon itu. Pohon yang kamu tanam dulu."

"Ya aku sudah lihat dan itu tetaplah sebuah pohon."

"Sekarang kamu lihat kebawah pohon itu Ren."

Ren hanya terdiam tanpa kata. Ren benar-benar melihat hamparan bintang di bawah pohon tersebut. Hamparan bintang yang di tulis di surat yang Lisa berikan pada Ren bukanlah bintang yang Ren bayangkan, melainkan hamparan lampu-lampu rumah dan gedung yang ada di seluruh kota.

"Indah nya." Ucap Ren.

"Inilah yang aku maksud Ren. Aku sangat ingin melihat ini berdua denganmu. Sekarang mungkin kamu sudah memiliki orang yang kamu cintai. Tapi kamu tahu Ren, Aku akan tetap mencintaimu." Ucap Lisa yang langsung mencium Ren.

"Maafkan aku Lisa, mungkin aku telah menyakitimu." Ren melepaskan pelukannya.

"Tak apa Ren, Erianalah pilihan hatimu. Jangan beritahu siapapun tentang ini. Kita lupakan teman masa kecil, mari kita berteman di masa sekarang."

"Baiklah Lisa. Sekali lagi maafkan aku."

"Ren. Ajaklah Eriana melihat ini. Hamparan bintang di bawah pohon Bunga Rembulan yang kamu tanam. Suatu saat mungkin bunga ini akan mekar saat itulah kamu ajak orang yang kamu cintai untuk melihat pemandangan malam yang indah ini." Lisa mengatakannya lalu pergi meninggalkan Ren. Lisa terlihat sangat tegar, namun Ren tahu bahwa hati Lisa sekarang sedang sangat sakit karena ulahnya.

BUALANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang