Salju XIV

130 8 0
                                    


Salju

XIV

Pagi yang indah di hari ini, Ren sangat bersemangat. Eliza terkejut dengan perubahan Ren di hari kemarin dengan sekarang, kemarin Ren terlihat sangat suram dan sekarang dia terlihat begitu bahagia. Pagi ini Ren keluar rumah dia berangkat dengan senyum hangat terpancar di wajahnya, dia berjalan menuju stasiun tempat di mana mereka berempat akan betemu. Sepanjang perjalanan banyak salju putih indah dan tentu dingin. "Musim dingin sekarang datang lebih awal," gumam Ren dalam perjalanan.

Ren datang pertama, belum ada yang datang. Dia mengirim pesan pada Riyu bahwa dia sudah datang di stasiun. Tidak lama kemudian Lisa dan Eriana datang menghampiri Ren.

"Hai Ren, kamu datang pagi sekali." Lisa menghampirinya.

"Tentu, aku sedang bersemangat hari ini." Jawab Ren dengan senyum manis, menatap ke arah Eriana.

"Oh oh oh, sepertinya aku tau kenapa kamu bersemangat. Aku pergi sebentar mencari minuman, Kamu tunggu disini bersama Ren." Lisa tertawa dan berlari meninggalkan mereka berdua.

"Apa yang dia pikirkan?" pikir Ren, keadaan menjadi canggung. Tidak ada sepatah kata pun terdengar. Sampai akhirnya Ren memutuskan untuk mengawali pembicaraan. Namun saat Ren mengawali pembicaraan, ternyata Eriana pun mengatakan sesuatu. Namun Ren tidak mendengar Eriana mengatakan apa, karena mereka mengatakan hal yang berbeda bersamaan.

"Silahkan Eriana kamu ingin mengatakan apa?" Ren mempersilakan Eriana untuk mengatakan hal yang ingin dia katakan, namun Eriana menolaknya. Dia hanya berkata "Tidak, itu bukanlah hal penting."

Akhirnya mereka pun melanjutkan pembicaraan mengenai jurusan yang mereka ambil bersama. Mereka mulai membicarakan hal yang sama, namun ternyata Eriana masih bersikap sedikit dingin pada Ren. Di sisi lain Ren tidak memperdulikan hal itu, dia tetap melanjutkan perbincangan melihat ke arah Eriana dan tersenyum. Riyu pun datang bersama dengan Lisa.

"Kenapa kalian bisa bersama?" Tanya Eriana pada Lisa.

"Kami bertemu di jalan." Jawab Lisa yang ternyata itu bohong. Sebenarnya Lisa dan Riyu sudah datang sejak tadi, namun mereka bersembunyi melihat Ren dan Eriana.

Mereka pun bergegas berangkat menuju Universitas di ibu kota, sebut saja Kampus Towa.

Setibanya di Towa, mereka langsung berlari mencari tempat hangat. Karena suhu di Towa saat itu sangat dingin. Riyu dan Ren segera mencari minuman atau makanan untuk menghangatkan tubuh mereka.

"Lisa dan Eriana mau di belikan apa?" Ren bertanya pada mereka, namun mata Ren hanya tertuju pada satu orang yakni Eriana.

"Terserah kalian." Terulang kembali, jawaban yang dingin keluar dari mulut Eriana.

"Aku ingin kopi hangat." Ucap Lisa.

Riyu dan Ren pergi dan dengan cepat kembali, mereka langsung menyantap makanan dan minuman yang datang.

Setelah tubuh mereka terasa hangat, mereka langsung pergi mengelilingi Towa. Sungguh kampus yang sangat indah dan besar. Ada taman pribadi di sana, dan kebetulan kampus ini dekat dengan pantai yang dulu pernah mereka kunjungi tanpa Eriana. Sesaat mereka melewati taman, di sana terlihat sebuah bukit yang dulu membuat Ren tersesat di dalamnya. Dia pun kembali teringat pada pohon yang ada di bukit itu. Ren sedikit melamun.

"Hey hey Ren, kamu sedang memikirkan apa? Apa kamu punya masalah?" Tanya Lisa yang ada di samping Ren.

"Tidak, tidak ada apa-apa aku hanya mengingat dulu kita pernah main di bukit itu dan aku tersesat di sana HaHa," ucap Ren menunjuk kearah bukit.

"Yah kapan-kapan kita ajak Eriana ke sana." ucap Riyu.

"Ya aku setuju!" Ucap Ren penuh semangat.

"Tapi jangan sampai kamu tersesat lagi ya, hahaha." Ledek Lisa.

Setelah mereka puas berkeliling, mereka langsung memutuskan untuk pulang. Mereka tidak ingin pergi kemanapun karena cuaca yang sangat dingin.

"Ren, aku dan Riyu ingin membeli sesuatu. Jadi kamu pulanglah temani Eriana." Lisa menarik Riyu pergi meninggalkan mereka berdua.

Ren pulang bersama dengan Eriana tanpa sepatah kata pun. Ren diam karena setiap pertanyaan Ren pasti di jawab dingin oleh Eriana. Ren takut jika dia banyak bertanya akan membuat Eriana risi padanya. Mereka akhirnya sampai, saat mereka keluar dari stasiun. Tiba-tiba ada seorang anak dengan sepedanya menabrak Eriana hingga dia terjatuh dan membuat kakinya terluka. Eriana mengerang kesakitan, kakinya tidak bisa di gunakan untuk berjalan.

"Aww, sakit. Bagaimana ini?" Rintih Eriana kesakitan.

"Rumahmu kearah mana?" Tanya Ren.

Eriana hanya menunjukkan arah jalan ke rumahnya. Ren duduk di depan Eriana, dengan tangan ke belakang, "Ayo naik, aku antar."

"T-t-tapi..." Eriana menahan rasa sakit sehingga jawaban yang dia berikan terbata-bata.

"Sudahlah ayo!" Ren sedikit mengeraskan suaranya. Ren tidak menatap Eriana. Dia hanya memandang lurus ke depan. Akhirnya Eriana pun mau di gendong oleh Ren.

"Rumahku jauh." Eriana mengatakannya dengan suara yang pelan pada Ren.

"Sudahlah tidak apa. Aku akan mengantarmu." Jawab Ren.

Di perjalanan Eriana mulai berbicara pada Ren. Sekarang sikap dinginnya sudah mulai menghilang. Udara dingin di sekitar pun menghilang, tentu karena Ren menggendong Eriana. Udara dingin pun tidak terasa. Jalan menuju rumah Eriana ternyata sangat jauh dan jalannya pun menanjak.

"Ren apa kau lelah? Sebaiknya kita istirahat terlebih dahulu." Ucap Eriana sedikit mendekat ke telinga Ren.

"Tidak, anginnya semakin besar. Aku khawatir akan ada badai disini." Ren yang kelelahan melanjutkan perjalanannya. Saat melalui jalan yang sangat menanjak, Ren terjatuh.

"Apa kamu terluka Ren, kamu pasti kelelahan." Eriana khawatir.

"Tidak. Tenang saja, itu karena jalannya licin."

Mereka akhirnya sampai di rumah Eriana.

"Ren, tadi siang sebenarnya aku bertanya padamu. Sebenarnya Apa yang ingin kamu katakan padaku dulu?"

"Oh ia aku ingin mengatakan sesuatu sejak dulu. Tapi nanti saja sekarang aku ingin segera pulang. Aku takut ibuku khawatir." Ren yang sudah kelelahan memutuskan langsung pulang.

�f��c�)-

BUALANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang