Kebimbangan Eliza
II
Hari demi hari telah di lalui Eliza dan juga Elium, terlihat jelas mereka semakin dekat. Eliza yang hanya menganggap dirinya seorang rakyat biasa sekarang mulai terbiasa dengan perlakuan istimewa Elium kepadanya, Elium yang memperlakukan Eliza dengan sangat baik dan membuat Eliza nyaman. Akhirnya Eliza mulai menyukai Sang Pangeran Elium, namun apa yang dia rasa dia sendiripun tidak mengerti apa yang sebenarnya dia rasakan. Apakah itu hanya sebuah rasa kagum karena kebaikan Elium kepadanya atau rasa kagum karena ketampanannya, Eliza kebingungan apa yang dia rasa dan dia terus bertanya pada dirinya sendiri.
{{{
Suatu hari Eliza bertemu dengan Elium di sebuah pusat perdagangan di ibu kota Adyl, Eliza pura-pura tidak melihat Elium dan mencoba menghindarinya. Seperti biasa jika Elium muncul para gadis di kota pun jadi ricuh ingin melihatnya, namun Elium menghiraukan mereka dan mengejar Eliza sampai akhirnya Elium menangkapnya dan memegang tangannya untuk menahannya.
"Apa yang kau lakukan, kenapa kau menghindar dariku ?"
"Aku hanya terburu-buru, aku tidak melihatmu tadi." Eliza pun berbohong dan dia pun bingung kenapa dia harus menghindar tadi. Elium pun menarik tangannya dan saling berhadapan.
"Ayo kita pergi berkeliling bersama."
"B-b-baiklah." Eliza pun menjawab dengan terbata-bata saat Elium berada tepat di depan wajahnya sembari memegang tangannya.
Mereka mulai berjalan bersama mengelilingi kota, tentu banyak gadis yang iri di buatnya dan banyak sindiran-sindiran yang tidak seharusnya dia dengar. Namun Elium tetap gembira dan terus berjalan sembari memegang tangan Eliza, Eliza yang tangannya di pegang merasa sangat senang entah kenapa dia senang namun kenapa rasa senangnya itu di ikuti hati yang berdebar-debar tidak beraturan.
"Sebenarnya apakah ini? Padahal ini hanyalah berpegangan tangan, kenapa hatiku berdebar tak beraturan." Di sepanjang perjalanan Eliza bimbang dan terus bergumam dengan dirinya sendiri. Hingga akhirnya mereka sampai di taman yang indah, Eliza terkejut dia baru mengetahui kalau ternyata di kota ini ada taman yang indah dan di sana ada bunga berwarna putih yang sangat indah.
"Indahnya." dengan suara halusnya Eliza mengatakannya.
"Ya tentu bunga putih itu sangat indah." Elium menjawabnya sembari memandangi Eliza.
Eliza pun tersipu malu saat tahu Elium memandanginya, kemudian Elium memetik satu tangkai bunga itu dan menyimpannya di telinga Eliza.
"Lihat bunga itu terlihat cantik ketika dia bersamamu."
Eliza tersipu malu dan tidak berkata apa-apa. Setelah itu mereka berdua pulang ke rumahnya masing-masing dan Elium meminta Eliza untuk datang ke tempat itu lagi besok.
"Ada hal penting yang ingin ku katakan besok." Elium mengatakannya dan tersenyum sembari meninggalkan Eliza.
Eliza terkejut dan kebingungan serta kegelisahan menghantuinya, "Apa yang ingin dia katakan dan apa yang dia maksud, kenapa dia tidak memintaku untuk pergi menemuinya di istana. Apa aku tidak boleh pergi menemuinya lagi? Apa salahku? Apa yang harus aku lakukan?" Pikiran negatif menghantuinya dan dia pun pulang dengan wajah yang murung dan nampak kecewa.
Malam harinya Eliza tidak dapat tidur, dia pergi keluar dan pergi ke atap rumahnya untuk berbaring di sana. Hembusan angin yang dingin dan sunyi dia mencoba menenangkan dirinya dengan menatap langit malam yang penuh dengan bintang,
"Bintang jatuh, aku harus mengucapkan permohonanku" Dengan rasa penuh harap dia pun berdoa.
Ya tentu apa yang Eliza inginkan adalah jawaban dari kegelisahannya selama ini, kenapa dia harus gelisah, kenapa dia harus takut dan kenapa ketika dia berada didekat Elium dia selalu senang, akankah besok menjadi hari yang indah seperti hari ini ataukah akan menjadi akhir ceritanya bersama dengan Elium.
"Telah aku putuskan dan aku yakin aku akan mengatakannya besok." Dengan penuh kebingungan Eliza pun memutuskan untuk mengatakan sesuatu sebelum terlambat. Jika besok adalah hari terakhir maka tidak apa-apa untuk mengatakannya sebelum berakhir itulah yang Eliza pikirkan.
gtP33����s(�
KAMU SEDANG MEMBACA
BUALAN
RomanceBunga yang indah saat dia mekar namun tidak selamanya bunga itu akan mekar, Bintang yang menghiasi langit malam sangat indah namun sulit di gapai, dan Rembulan yang menyinari langkahmu di malam hari. manakah yang kamu inginkan? pilihlah salah sa...