Upacara Penerimaan XVI

117 8 0
                                    

Upacara Penerimaan

XVI

Ren sudah pulih. Saat di rumah, Riyu menceritakan bahwa Eriana selalu berada di sisi Ren saat Ren dalam keadaan koma. Ren yang mengetahui hal tersebut terkejut lalu tersenyum.

"Apa kau senang Ren, di temani bidadari di sampingmu? Haha." Ucap Riyu.

"Entahlah, namun sayang aku tidak dapat melihatnya."

"Apa kamu ingin melihat bidadari itu? hehe" Lisa yang juga ada di rumah Ren mencoba menggoda Ren.

"Ya, untuk saat ini aku ingin melihatnya." Dengan polosnya Ren mengatakan itu, Lisa pun langsung menunjukan Foto yang dia ambil saat Eriana mencium bunga pada saat itu. Ren tersenyum melihat Foto itu dan meminta Lisa mengirimkannya ke ponsel Ren.

"Mungkinkah Ren jatuh cinta?" Lisa menggoda Ren.

"Tidak aku hanya ingin foto itu untuk kenang-kenangan." Jawab Ren.

"Aaa kenang-kenangan, tapi kamu tidak minta fotoku?" Lisa terus menggodanya. Mereka terus menggoda Ren sampai larut malam.

{{{

Di rumah Eriana. Eriana sangat bersyukur dan bisa lebih tenang karena Lisa memberitahunya bahwa Ren telah pulang. Lisa pun mengatakan bahwa dia memberi Ren foto Eriana yang Lisa ambil saat itu. Eriana yang mengetahui hal itu terkejut kebingungan sekaligus malu. Dia terus memikirkan hal itu, "Kenapa dia minta fotoku?" Dia bergegas mandi untuk menenangkan dirinya, namun saat dia sedang berendam dia kembali memikirkan Ren.

Di rumahnya Ren terus memandang foto Eriana. Foto yang di ambil dengan sempurna, wajah cantiknya dan bunga itu terlihat sangat cocok. Ren mulai menyadarinya sepertinya dia menyukai gadis ini. Gadis yang di pertemukan secara tidak sengaja, dengan pertemuan yang sangat buruk. Apakah Ren akan mendapatkan cintanya, apakah Eriana dan Ren memiliki perasaan yang sama. Ren menjadikan foto itu sebagai gambar latar di layar ponselnya, tentu dia tidak ingin ada orang yang mengetahui hal itu.

{{{

Hari ini adalah upacara penerimaan, Ren juga teman-temannya pergi ke kampus untuk mengikuti upacara tersebut.

Riyu, Ren dan Lisa berangkat bersama. Kebetulan rumah mereka satu arah.

"Apa kamu sudah benar-benar pulih Ren?" Tanya Lisa.

"Ya tentu, aku sangat pulih hari ini. Di mana Eriana?"

"Wah wah, aku tau kenapa kamu sangat pulih dan bersemangat hari ini. Ternyata kamu ingin segara bertemu dengan Eriana. Hmm sudah ku duga." Lisa menggoda Ren.

"Tentu saja." Ucap Ren.

"Eeh benarkah Ren?" Tanya Riyu.

"Tentu saja aku bersemangat untuk mengikuti upacara ini." Ren menjawabnya memalingkan wajahnya.

Mereka sampai di Towa. Di sana ada Eriana yang sudah menunggu.

"Hai Ren, selamat pagi." Eriana dengan penuh semangat menyapa Ren.

"Eeh, jadi disini hanya ada Ren saja rupanya." Sindir Lisa.

"Eh, selamat pagi Lisa dan Riyu." Eriana kembali menyapa.

"Sudahlah tidak apa-apa Lisa, mungkin dia sudah sangat merindukan Ren. HaHa." Riyu meledeknya.

"Ayo kita pergi, jangan sampai terlambat." Ren dengan suasana hati yang senang langsung bergegas menuju ke lapangan.

Eriana dan Ren pergi bersama, karena mereka mengambil jurusan yang sama. Sedangkan Riyu dan Lisa berpisah entah berada di barisan mana. Upacara selesai, Eriana dan Ren bergegas menuju taman. Mereka berjanji akan bertemu di taman jika upacara selesai. Beberapa saat kemudian Lisa dan Riyu datang akhirnya mereka berempat berkumpul kembali.

"Jadi kemana kita akan pergi?" Tanya Lisa.

"Bagaimana jika kita pergi ke bukit? Ada tempat yang ingin aku kunjungi." Ucap Ren.

"Apakah itu tempat kamu tersesat dulu Ren?" Tanya Riyu.

"Ya tempat itu."

"Baiklah sudah di tentukan, ayo kita pergi." Eriana memutuskan. Untuk pertama kalinya Eriana ikut serta menentukan tempat tujuan mereka.

Mereka berangkat ke tempat tujuan. Memang dekat jika mereka berjalan dari Towa. Namun tetap melelahkan karena jalanan yang menanjak. Tentu menanjak karena yang menjadi tujuan mereka adalah bukit bukan laut. Mereka sampai di puncak bukit, tempat di mana Ren tersesat dulu. Di sana mereka dapat melihat seluruh kota dan Towa pun terlihat dari sana.

"Indahnya." Ucap Eriana.

"Kamu tersesat di tempat seperti ini bukanlah kebetulan Ren." Ucap Riyu.

"Eeh, Memang Kenapa?"

"Aku telah berkeliling, ternyata di sebelah sana ada tempat bekas penampungan. Seingatku dulu seluruh warga Adyl yang selamat di tampung disana."

"Tunggu kamu bilang Adyl? Apakah maksud kamu itu kota Adyl?" Tanya Eriana.

"Iya kota Adyl yang sering di ceritakan ibuku, yang bukan lain adalah Ratu di sana." Jawab Ren.

"Pantas nama panjang kamu Adyl. Ternyata kamu seorang pangeran. Bahkan ibuku ingin bertemu denganmu saat aku menyebutkan nama lengkapmu Ren." Ucap Eriana.

"Eeh Eriana, mungkinkah ibumu ingin menjodohkanmu dengan pangeran ini, hehe." Lisa menggodanya.

"T-t-tidak mungkin. Ibuku juga berasal dari sana, namun dia menikah dengan warga disini jadi dia tinggal di sini." Jawab Eriana.

"Baiklah suatu saat aku akan menemui ibumu." Ucap Ren.

"Mungkinkah kamu ingin melamarnya Ren?" Riyu menggoda Ren.

"Tentu tidak, Bodoh!!"

Eriana terkejut mendengar jawaban Ren yang seperti itu.

"Tidak untuk sekarang." Ren mengatakannya dengan suara pelan.

Eriana yang mendengarnya tersenyum malu.

"Lalu ada apa kamu mengajak kami kemari?" Lisa bertanya.

"Aku hanya penasaran. Lihat satu pohon di ujung sana. Tidak ada pohon lain yang menemaninya hanya ada hamparan rumput." Jawab Ren.

"Kamu benar. Ini aneh sepertinya pohon itu di tanam." Ucap Riyu.

"Jika kita warga Adyl pernah di sini. Apakah kamu mengingat sesuatu Riyu? Soalnya saat aku memandang pohon ini pertama kali, aku teringat sesuatu tapi entah itu apa." Ucap Ren.

"Emm aku pun merasa begitu saat ini, aku merasa pernah pergi ke sini tapi entahlah." Ucap Eriana.

Mereka berempat terus membicarakan pohon tersebut, namun tidak ada yangmengingat tentang pohon dan bukit itu sampai akhirnya sore tiba. Mereka punpulang.    

BUALANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang