Hamparan Bintang Di Bawah Pohon XVII

109 8 0
                                    


Hamparan Bintang

Di

Bawah Pohon

XVII

Ren sampai di rumahnya. Dia penasaran dengan tempat penampungan yang Riyu katakan padanya, akhirnya Ren bertanya pada Eliza.

"Bu. Apa ibu tahu tentang penampungan bangsa Adyl dulu saat pertama kali datang ke sini?"

"Hmm, tentu ibu ingat."

"Bisa ibu ceritakan padaku, apa saja yang pernah ibu dan aku alami di sana?"

"Tentu."

Eliza pun menceritakan semua hal yang dia ingat pada Ren. Bahkan Eliza menceritakan bahwa Ren sering bermain di bukit yang ada di sana. Mungkin itu bukit yang sama yang telah di kunjunginya tadi. Eliza menceritakan dulu salah seorang bangsa Adyl datang membawa benih pohon Bunga Rembulan. Eliza memberikan benih itu pada Ren, Ren menanam benih pohon itu di sebuah bukit yang ada di sana. Setelah beberapa lama Ren mengatakan bahwa pohon itu sudah tumbuh namun Eliza tidak pernah melihat pohon itu. Dia takut teringat kenangan indah bersama Elium tentang pohon itu. Suatu hari ada anak perempuan dari kota datang ke tempat penampungan itu. Eliza menceritakan bahwa anak perempuan itu berteman sangat akrab dengan Ren. Anak itu selalu datang untuk bermain bersama dengan Ren namun Eliza lupa siapa nama anak itu. Ren selalu mengajak anak itu bermain di bukit dekat penampungan. Hingga suatu saat anak itu tidak lagi mengunjungi Ren. Tidak pernah datang kembali, Ren merasa sangat kehilangan, hingga akhirnya Ren pun tidak pernah lagi mengunjungi bukit itu. Tidak lama setelah anak perempuan itu menghilang entah kemana. Riyu datang, dan berteman dengan Ren hingga saat ini. Riyu yang bukan lain adalah warga Adyl dan tinggal di penampungan yang sama. Hal inilah yang membuat Riyu dan Ren akrab hingga saat ini.

"Bu, apakah ada barang peninggalan dari penampungan itu? Mungkin aku bisa mengingat sesuatu."

"Jika tidak salah ada di kotak yang ibu simpan di loteng. Kamu carilah sendiri, Ren."

Ren mencari benda yang mungkin bisa mengingatkan sesuatu di dalam kotak besar yang Eliza simpan di loteng. Akhirnya Ren menemukan sebuah kotak kecil yang bertuliskan "Janji Ren & ------a" sebuah nama entah kenapa nama itu terhapus hanya ada sebuah huruf "A" di ujungnya. Huruf yang tidak menjelaskan apapun. Ren membawa kotak kecil itu ke kamarnya lalu membukanya. Di sana ada sepucuk surat kecil yang sudah kusam termakan waktu. Di dalam surat tersebut ada tulisan seorang anak kecil yang sangat rapih. Ya tentu itu bukan tulisan Ren, karena tulisan Ren sampai saat ini pun masih tidak sebagus itu. Di sana tertulis dengan jelas

"Suatu hari kita akan melihat hamparan bintang di bawah pohon ini bersama."

Entah apa maksud dari tulisan itu. "Bukankah bintang seharusnya ada di langit dan itu berada di atas pohon." Gumam Ren kebingungan.

"Pohon ituuuuu. Hah, mungkinkah? Pohon yang ada di bukit itu?" Ren berbicara sendiri.

Ren belum yakin kalau pohon yang di maksud adalah pohon tersebut. Ren berencana untuk pergi kembali ke bukit itu, tentu tidak sendiri. Ren mengajak teman-temannya pergi bersama setelah perkuliahan selesai.

{{{

#Ke-esokan harinya ...

Perkuliahan selesai dan mereka berkumpul di taman seperti biasa.

"Hai Ren, sebenarnya ada apa?" Tanya Lisa.

"Aku ingin kita semua pergi ke bukit itu satu kali lagi." Ucap Ren.

"Untuk apa?" Tanya Riyu.

"Aku ingin kalian memecahkan apa yang di maksud surat ini." Ren menunjukannya dan mengatakan bahwa itu adalah surat yang di berikan oleh teman masa kecilnya yang entah sekarang dia ada di mana.

Mereka semua setuju dan bergegas pergi ke bukit itu. Sesampainya di bukit itu, Riyu dan Ren pergi melihat pohon yang ada di ujung bukit itu. Pohon yang berdiri sendiri tidak memiliki teman sama sekali. Mereka terus memperhatikan pohon itu hingga Riyu tersadar.

"Hey Ren, coba lihat! Daun pohon ini berbeda dengan pohon-pohon pada umumnya. Aku baru pertama kali melihat pohon dengan daun seperti ini."

"Kamu benar Riyu. Sudah ku duga, ini adalah pohon yang aku tanam waktu aku kecil dulu." Ucap Ren.

"Memangnya ini pohon apa Ren?" Tanya Eriana.

"Ini adalah pohon Bunga Rembulan, lambang dari kota Adyl. Suatu hari bangsa Adyl yang baru datang ke kota ini membawa bibit pohon ini dan menyerahkannya pada ibuku. Namun karena ibuku tidak ingin mengingat kenangan-kenangan indahnya bersama ayahku dan pohon ini. Ibuku menyerahkan bibit itu padaku dan menyuruhku menanamnya di mana pun di tempat yang aku suka. Ibuku mengatakan saat aku kecil aku selalu bermain di bukit dekat penampungan, dan aku yakin di sinilah tempatnya. Inilah pohonnya!"

Akhirnya maksud dari surat itu sedikit terpecahkan. Namun mereka masih belum mengerti apa yang di maksud dengan "Hamparan Bintang di bawah pohon." Mereka sudah yakin Pohon itulah yang di maksud surat tersebut. Namun merekan tidak tahu apa maksud dari bintang tersebut. Akhirnya mereka pulang dan berencana menjadikan tempat itu sebagai tempat berkumpul dan bermain setelah perkuliahan selesai.

I��L;+�

BUALANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang