Bunga Rembulan IV

251 12 0
                                    


Bunga Rembulan

IV

Eliza pulang kerumahnya dan tanpa di sadari air mata berlinang di matanya, entah apa yang dia rasakan dia masih belum mengerti dia hanya merasa sakit dan sesak setelah mendengar bahwa Rusi akan menjadi pengantin Elium suatu hari nanti.

"Ternyata benar! Elium tidak ingin aku kembali ke istana, sehingga dia mengatakan hal penting itu di luar istana."

Eliza pun pergi tidur di kamarnya, dia tidak mau melakukan apa-apa, dia hanya menangis dan terus menangis sampai akhirnya dia kembali menyimpulkan "Ya, yang aku rasa ini cinta."

Cinta yang dia rasakan pada Elium sepertinya sudah dapat dia simpulkan, dia bangkit dari tidurnya dan langsung menulis surat.

[Aku ingin mengatakan hal penting padamu, jika aku penting untukmu temuilah aku di bawah pohon bunga putih yang pernah kau letakan di telingaku, susurilah sungai di hutan itu untuk dapat menemukannya]

Dia pun mengirimkan surat itu pada Elium dengan bantuan temannya.

Tidak lama kemudian Elium pun mendapatkan suratnya dan dia langsung membacanya.

"Apa yang dia maksud?" Tanpa banyak berpikir Elium langsung berlari mencari kudanya dan langsung mencari di manakah tempat pohon tersebut.

"Apakah bunga sekecil itu bisa memiliki pohon?" Elium bertanya-tanya sembari kebingungan dia mencari kesana dan kesini, terlalu banyak sungai yang ada di hutan ini. Dia mencarinya terus menerus dan melewati sungainya satu per-satu.

Eliza telah sampai di pohon itu dan tengah menunggu kedatangan Elium.

"Apakah dia akan datang?"

Eliza gelisah dan terus menerus mengelilingi pohon itu, tanpa sadar bunga-bunga itu berjatuhan menimpanya. Dan terus bergumam, "Apakah aku penting untuknya?"

Eliza mulai lelah menunggu dan dia duduk di bawah pohon tersebut, Eliza mengambil satu tangkai bunga yang jatuh dan memandanginya lalu berdoa agar Elium benar-benar datang. Hari pun mulai gelap Eliza mulai putus asa menunggu kedatangan Elium.

"Jika hingga tengah malam nanti dia tidak datang, maka aku akan pergi menjauhinya, agar aku tidak perlu merasakan sakit yang aku rasakan seperti sekarang." Eliza mulai meneteskan air mata.

( beberapa saat kemudian )

Elium tiba,

"Maafkan aku Eliza, aku menyusuri setiap sungai yang ada di hutan ini aku kebingungan mencarinya." Elium dengan nafas terengah-engah mengatakan alasannya sampai terlambat.

"Tidak apa. Aku bersyukur kau mau datang, dengan begitu aku merasa sedikit menjadi orang penting dalam hidupmu." Keputusasaannya hilang seketika ketika Elium datang.

"Eliza apa yang ingin kau katakan?" Elium bertanya pada Eliza, Eliza pun hanya terdiam terlihat sedikit menghindari tatapan Elium.

"Baik akan ku katakan."

"Elium sudah sejak lama aku merasakan ini, namun aku tidak tau apa yang sebenarnya aku rasakan, aku hanya bisa merasakannya tanpa tahu apa artinya. Namun setelah kau mengatakan bahwa Rusi adalah calon pengantinmu nanti, aku sadar ternyata disitu aku cemburu dan aku tahu ternyata aku mencintaimu, mungkin terlambat aku sadari hal ini namun aku tetap ingin mengatakannya padamu, maafkan aku jika itu mengganggu mu, maka dari itu aku izin untuk pergi."

Elium pun memeluk erat Eliza, "Sudah tidak akan ada kata pergi, selama ini aku mencintaimu, aku selalu ingin bersamamu, entah apapun yang kau lakukan padaku aku tetap mencintaimu, yang aku katakan kemarin hanyalah kebohongan. Aku hanya ingin melihat reaksimu, namun kemarin sedikitpun tidak terlihat wajah kekecewaan di wajahmu."

Mereka pun berpelukan di bawah indahnya bunga putih yang tersinari oleh sinar rembulan yang sangat terang pada malam itu.

"Maukah kau menjadi pendamping hidup ku?" Elium pun langsung mengatakannya.

Eliza hanya mengangguk serta menangis karena perasaan yang dia katakan malam ini ternyata membuahkan hasil sesuai dengan apa yang dia inginkan.

"Apakah ini takdir?" Eliza mengatakannya dalam hati.

Elium melepaskan pelukannya dan memegang tangan Eliza, "Mari kita berjanji untuk saling melengkapi di bawah pohon ini."

Setelah kejadian tersebut, bunga putih yang tidak di ketahui namanya itu pun di beri nama "Bunga Rembulan" dan pohon bunga tersebut di jadikan salah satu hal yang paling di lindungi oleh kerajaan Adyl.

BUALANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang