"Vi? Makan apa?" Tanya Anita.
"Samain aja deh kayak lo." Jawab Savia dengan tersenyum lebar.
Anita hanya menganggukan kepalanya dan pergi memesan makanannya.
"Vi, kemaren kenapa?" Tanya Tifanny.
Savia hanya diam tak menjawab. Ia sedang melamun. Tubuhnya saat ini berada di sini tapi tidak dengan pikirannya.
"Vi?" Angeline menepuk bahu Savia pelan. Savia menatap Angeline dengan linglung.
"Ada apa?"
Tifanny hanya mendesis. "Lo kenapa, Vi? Ada masalah? Cerita dong."
"Ga ada apa-apa kok."
"Serius?" Tifanny memicingkan matanya melihat Savia.
Savia mengangguk yakin dan tersenyum lebar kearah Tifanny. "Hem gue gapapa."
Savia tidak ingin menceritakan perihal masalahnya. Ia hanya tidak ingin membuat teman-temannya khawatir.
Ketika melihat tatapan curiga teman-temannya ia segera mengalihkan topik pembicaraan.
"Eh, lo jadian sama Dian yah, Gel?"
"Seenak jidat lo bicara aja yah, Vi." Kata Angeline tidak terima.
Savia dan Tifanny tertawa terbahak-bahak melihat reaksi Angeline.
"Kok kayaknya ga ada gue seneng banget lo pada?" Kata Anita manyun sambil membawa 2 mangkuk bubur ayam.
"Kalo ga ada lo mah kita selalu bahagia, Nit." Kata Savia yang membuat Tifanny dan Angeline tertawa sedangkan Anita manyun.
"Karena lo bilang gitu. Bubur ayam lo di sita. Say goodbye buat bubur ayam lo." Kata Anita sinis sambil mengambil bubur ayam yang tadi ia letakkan di depan Savia.
Savia hanya tertawa melihat kelakuan temannya itu. Setidaknya ia sedikit terhibur dengan keadaaan teman-temannya.
Mereka melanjutkan obrolan lagi. Hinggal bel berbunyi dan tepat saat itu Anita menghabiskan dua mangkuk bubur ayamnya.
"Uh, gue kenyang." Kata Anita sambil memukul perutnya pelan.
"Bisa jalan ga lo, Nit?" Tanya Angeline.
"Yah bisalah. Lo kira gue kenapa." Anita sweatdrop.
"Puas yah lo makan bubur ayam gue?" Tanya Savia sambil bangkit dari tempat duduknya.
Anita mengangguk. "Sangat puas."
"Dasar lo." Tifanny menoyor kepala Anita pelan.
"Udah yuk, balik."
Mereka berempat mengobrol dengan santainya sambil berjalan menuju kelas masing-masing. Tak menghiraukan bel yang sedari tadi sudah berbunyi.
"Oke, kita pisah di sini. Bhay." Kata Anita dan Angeline.
Savia hanya mengangguk dan pergi ke kelasnya bersama Tifanny. Kelas mereka hanya bersebelahan. Tidak terlalu jauh.
Ketika Savia dan Tifanny ingin masuk kelas tanpa sengaja ia melihat Jason. Ia menatap Jason yang juga menatapnya. Kali ini, Savia membuang mukanya lagi.
Ia tidak ingin memikirkan lebih banyak tentang Jason karena Ayahnya adalah prioritas untuk saat ini.
❤❤❤
"Vi, gue balik duluan yah? Gapapa lo tinggal sendirian disini?" Tanya Angeline yang saat ini sedang bersama Savia menunggu jemputan. Dan jemputan Angeline sudah datang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Laf Amour
Teen FictionPada awalnya Savia menganggap semua orang akan tetap bersamanya. Tapi semua pikiran itu lenyap. Ketika sahabat masa kecilnya, Jason Maurier. Menghindarinya tanpa berkata apapun. Lalu, Savia berusaha mati-matian agar Jason kembali berteman dengannya...