"Savia!"
"Ada apa, Jeje?"
"Ini aku ada coklat buat kamu."
"Coklat? Dalem rangka apa?"
"Emm. Valentine?"
"Tapi aku belom nyiapin coklat buat kamu."
Hening.
"Jeje?"
"Jason?"
"JASONNNNN!"
Bruakk.
Savia jatuh dari tempat tidur. Ia meringis kesakitan sebentar dan tersadar akan sesuatu.
"Ck. Mimpi dia lagi."
Iya, Dia yang dulu sangat Savia sayangi. Sukai. Sebagai sahabat maupun lelaki.
Dia yang dengan tiba-tibanya menjauhi Savia tanpa memberitahu sebab akibatnya.
"Ah sue. Kenapa pagi-pagi udah mikirin dia aja. Bikin mood orang kesel aja."
Savia menggerutu dan melihat jam. Ia terperanjat ketika melihat jam yang menunjukkan pukul 06:40.
"Kelamaan libur ini. Jadi telat bangun."
Savia menggerutu. Ia langsung bergegas mandi dan bersiap-siap untuk berangkat ke sekolah.
Saat ini Savia menyandang status anak kelas sepuluh. Dan hari ini adalah hari pertamanya masuk sekolah dengan rok abu-abu.
Setelah selesai. Ia bergegas turun dan langsung menuju ke meja makan.
"Pagi semua. Kenapa ga ada yang bangunin Savia sih?" Omel Savia.
"Loh? Kamu udah masuk sekolah toh? Mama kira masih libur. Jadi mama ga bangunin deh." Sahut Hany--Mama Savia--.
"Ah, Mama mah. Anaknya sendiri sekolah aja ga tau." Gerutu Savia sambil mengambil roti yang Hany siapkan.
"Salah lo juga sih ga kasih tau Mama." Balas Savier.
"Ih, bicik lo terong busuk." Ejek Savia.
"Apaan lo cabe busuk."
"Papa. Liat tuh Kakak." Savia merengek kepada Aldy--Papa Savia--.
"Savier, kamu ngga boleh gitu sama adik kamu." Tegur Aldy.
Savia menjulurkan lidahnya ke arah Savier.
"Ih, lo mah curang. Mainnya ngadu. Ga asik ih. Kalo begitu gue juga ga mau kalah. Mama. Adek jahat." Adu Savier
Savier Aderon adalah kakak Savia. Ia dan Savia berbeda 6 tahun. Saat ini Savier kuliah di jurusan bisnis.
"Sudah-sudah. Katanya kamu hampir telat, Sayang. Berangkat sana." Lerai Hany.
"Berangkat sama siapa, Ma?" Tanya Savia.
"Sama Kakak, yuk? Kakak juga mau kuliah."
"Loh? Kakak udah masuk aja?"
"Gue libur aja belom, bege lo."
"Oh? Masa? Yaudah yuk anterin gue, Kak."
Savia nyengir kearah Savier. Dan Savier hanya menatapnya malas.
"Giliran ada maunya aja lo baik sama gue. Untung adek gue lo." Cibir Savier
Savia mengandeng lengan Savier. Dan nyengir.
"Mama, Papa , Kami pergi dulu yah." Jerit Savia dan Savier.
Hany dan Aldy hanya bisa menggelengkan kepala melihat tingkah laku kedua anak mereka itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Laf Amour
Novela JuvenilPada awalnya Savia menganggap semua orang akan tetap bersamanya. Tapi semua pikiran itu lenyap. Ketika sahabat masa kecilnya, Jason Maurier. Menghindarinya tanpa berkata apapun. Lalu, Savia berusaha mati-matian agar Jason kembali berteman dengannya...