"Eum. Lo tau rumah gue?" Tanya Savia membuka pembicaraan.
"Ha? Gue ga dengar. Ulang. Lebih kuat." Kata Jason yang terdengar samar-samar karena suara deru angin. Tapi Savia dapat mendengarnya jelas.
"LO TAU RUMAH GUE KAN?" Teriak Savia mengalahkan deru angin.
"Oh. Masih yang lama kan?" Tanya Jason sedikit berteriak juga agar Savia dapat mendengarnya dengan jelas.
"YAH." Teriak Savia lagi.
Jason mendesis. "Lo teriak kayak ngebentak orang yah. Serem."
Savia memukul kepala Jason yang memakai helm pelan. "Tai kuda lo."
Jason hanya terkekeh. Savia sangat senang. Sampai rasanya ia ingin berteriak saat ini juga.
"Sudah sampai~" Kata Jason dengan memakai nada di belakangnya. Savia turun dengan bantuan Jason. Jason membuka helm yang berada di kepalanya.
"Mau mampir dulu?"
"Boleh?"
"Kenapa engga?"
Jason tersenyum. Ia berjalan bersisian dengan Savia. Savia membuka pintu rumah. Savia berjalan memasukki rumah dengan Jason yang di belakangnya.
"SAVIA PULANG."
"Oi, Udah pulang lo?" Tanya Savier yang sedang duduk di kursi ruang tamu sambil membaca koran.
"Seharusnya gue yang tanya gitu. Kok pulang cepat? Mama mana?" Tanya Savia.
Savier menurunkan korannya dan menatap adiknya. Ia melihat sesuatu yang aneh di belakang adiknya.
"Itu apa?" Kata Savier menunjuk Jason.
Jason yang di tatap hanya menampilkan senyum kikuk.
"Dia? Dia manusia lah kak. Nanya-nya kok gitu sih. Aturan nanya dia siapa? Lah ini malah itu apa. Lo kira dia apaan?" Gerutu Savia.
Savier mendengus melihat adiknya itu. Ia membaca korannya lagi tidak memperdulikan mereka berdua.
"Duduk dulu, Je. Gue mau ganti baju dulu. Bentar." Kata Savia pergi meninggalkan Jason.
"Bi. Ada tamu buatin minum yah." Kata Savia kepada Bibi Inem yang sekarang bekerja sebagai pembantu di rumah mereka. Tentu saja, semenjak Mama sibuk di kantor.
"Siap, Non."
Savia beranjak pergi ke kamarnya. Sedangkan Jason hanya menatap sekitar dengan canggung.
"Jadi lo pacarnya adik gue?" Tanya Savier dengan nada datar.
"Eh?" Jason melihat Savier yang sudah melipat korannya dan menatapnya dengan tajam.
"Iya?" Tanya Savier lagi dengan nada mengintimidasi.
"Bu-bukan kok, Kak." Jawab Jason sedikit gentar.
"Kak? Emang gue ada nyuruh manggil lo Kak?"
"Ja-jadi manggil apa dong?"
"Nama lo siapa?"
"Jason, Kak."
"Umur berapa?"
"Sama kayak Savia, Kak."
"Tinggal dimana?"
"Di Jln. Patriot, Kak."
"Anaknya siapa?"
"Ellen sama Edy Maurier, Kak."
"Pacarnya siapa?"
"Savia, Kak."
KAMU SEDANG MEMBACA
Laf Amour
Novela JuvenilPada awalnya Savia menganggap semua orang akan tetap bersamanya. Tapi semua pikiran itu lenyap. Ketika sahabat masa kecilnya, Jason Maurier. Menghindarinya tanpa berkata apapun. Lalu, Savia berusaha mati-matian agar Jason kembali berteman dengannya...