D u a p u l u h t u j u h

1.1K 97 70
                                    

Savia melihat kearah Ferdinan yang sedang berjalan ke tempat duduk barunya. Ia duduk bersama si ketua kelas yaitu Vincent.

Ferdinan yang merasa dilihati sedari tadi pun melihat ke arah Savia. Hal yang pertama kali Ferdinan lihat adalah muka cemberuy Savia.

"Kenapa?" Tanya Ferdinan tanpa suara karena mengingat tempat duduk mereka lumayan jauh.

Savia makin cemberut. "Kenapa ga bilang-bilang?" Jawab Savia juga tanpa menggunakan suara.

Ferdinan hanya mengangkat bahunya cuek lalu tersenyum. Savia makin jengkel di buat Ferdinan.

Bagaimana tidak jengkel? Mereka baru saja bertemu kemarin dan Ferdinan tidak memberitahunya bahwa ia akan pindah ke sekolah yang sama dengannya.

Baru saja Savia ingin menanyakan hal lebih lanjut suara Pak Edu menginterupsinya.

"Savia. Kalo mau modus sama anak baru tar aja ya? Sekarang denger dulu pemberitahuan bapak." Kata Pak Edu lembut tapi mengandung amarah.

Savia langsung diam dan seisi kelas menertawakannya. Savia menutup wajahnya malu

Jason yang melihat sedari tadi hanya menghela nafasnya berat. Apa yang harus ia lakukan sekarang?

"Tenang, Jas. Lo tinggal bersikap kayak biasa aja. Lo udah dewasa kan? Jadi pikirin baik-baik. Jangan ngehindari lagi. Hadapi." Kata Dian menasehati Jason yang duduk bersamanya.

Jason hanya mengangguk dan melihat ke arah Savia dan Ferdinan yang sedang berbicara tanpa suara dan tertawa bersama.

❤❤❤

"Mau pesen apa?" Tanya Anita kepada teman-temannya.

"Gue nasi goreng aja." Kata Savia.

"Samain aja." Jawab Angeline dan Tifanny kompak yang membuat Tifanny menatap Angeline geli.

"Oyaudah." Anita berjalan pergi memesan nasi goreng. Lalu menyuruh Angeline membantu membawakannya.

"Nih. Nyonya besar." Nyindir Anita ke Savia dan Tifanny yang hanya duduk sedari tadi.

Savia dan Tifanny langsung mengibaskan rambutnya.

"Oke. Nyonya besar mau makan." Kata Tifanny lebay.

Anita dan Angeline hanya menatap Tifanny jengkel. Sedangkan Savia hanya tertawa.

"Eh? Itu cowok kemarin kan? Ferdinan?" Tanya Anita yang kebetulan ia duduk menghadap pintu masuk kantin.

Angeline mengangguk. "Iya. Dia kesini tuh."

Savia yang mendengarnya langsung berbalik badan dan melihat Ferdinan tersenyum kearahnya.

"Boleh duduk disini? Ga ada tempat lagi tuh." Tanya Ferdinan sambil menunjukkan senyum manisnya.

Anita yang melihatnya langsung terpukau. Sedangkan Angeline dan Tifanny mengangguk lalu melanjutkan makanannya.

"Ga boleh." Jawab Savia.

"Kok jahat?" Kata Ferdinan cemberut.

Savia melihat kearah Jason yang sedang melihat kearahnya juga. Ia meminta izin kepada Jason apakah boleh Ferdinan duduk bersamanya. Jason hanya tersenyum. Tidak mengiyakan juga tidak menolak.

Savia berpikir sejenak. Untuk apa ia meminta izin kepada Jason? Toh. Jason bukan siapa-siapanya dan sebaliknya.

"Yaudah sih duduk. Ngapai make tanya. Kayak orang asing aja." Kata Savia bergeser ke arah Tifanny memberikan ruang untuk Ferdinan duduk.

Ferdinan pun duduk di sebelah Savia.

"Yakan sama mereka asing."

"Yeu. Ngode minta di kenalin ya lo." Ejek Savia yang di balas kekehan oleh Ferdinan.

Laf AmourTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang