D u a b e l a s

2.5K 288 74
                                    

A Little Too Much -
Shawn Mendes.

***

Jason tersenyum senang ketika melihat senyum itu lagi. Senyum Savia yang kemarin menghilang entah kemana. Sekarang yang ia lihat adalah Savia yang dulu. Savia yang kuat.

"Woi! Melamun aja lo. Liat siapa sih?" Kata Dian memukul lengan Jason yang sedari tadi melamun.

Dian mengikuti arah pandang Jason dan terkejut ketika melihat objek yang sedari tadi Jason pandang.

"Gan, lo dari tadi liatin Savia? Lo naksir sama dia? Wanjir." Seru Dian kaget. Saat ini Dian dan Jason sedang makan di kantin berdua. Hanya berdua.

"Gan? Ganteng yah? Makasih. Tapi gue masih suka sama cewek. Maaf yah, Yan. Jangan baper karena gue ajak makan di kantin berdua aja dong." Kata Jason sambil mengalihkan pandangannya yang sedari tadi melihat Savia.

"Buset. Gue juga masih normal. Dan gue ga baper cuma di ajak makan di kantin doang. Dan satu lagi. Jangan mengalihkan topik pembicaraan."

Dian menatap tajam Jason. Yang di tatap hanya diam sambil memakan makanannya.

"Udah. Kacangin aja gue. Udah biasa kok gue." Senyum Dian pedih.

"Jangan baper sama gue, Yan." Kata Jason sekali lagi. Memperingati lebih tepatnya.

"Najis. Gue serius. Lo suka sama Savia? Apa karena gara-gara di tinggal berduaan jadi tumbuh rasa di antara lo sama Savia?" Kata Dian penasaran.

Jason hanya menatap Dian aneh. "Ha? Tinggal berduaan?"

"Iya. Pas kita semua keluar ke mall itu loh. Masa lupa?"

"Yah, ga lah. Masa cuma karena di tinggal berduaan udah ada rasa aja. Lo kira gue cowok apaan."

"Emang lo cowok apaan, Son?" Tanya Dian makin penasaran.

Jason menoyor kepala Dian. "Kok lo jadi penasaran gue cowok apaan?"

"Lah? Gue juga ga tau?" Kata Dian bingung.

Jason menghela nafas bentar. "Gue sama Savia dulu pernah satu sekolah. Dan pernah dekat."

Dian yang melihat Jason mulai bercerita segera menopang dagu dengan tangannya dan matanya menatap Jason.

Jason mulai bercerita dari awal ia ketemu dengan Savia. Sampai kenapa ia dan Savia sekarang seperti orang asing.

Dian hanya mangut-mangut. "Jadi sekarang lo udah ngomong sama dia kan?"

"Awalnya gue masih marah sama dia. Tapi pas kita sekelas rasanya mulut gue gatal banget mau ngomong sama dia." Curhat Jason sambil mengaduk-aduk kuah baksonya.

"Masalahnya kayaknya kecil banget, deh. Tapi ngapa lo bikin besar? Lagipula salah lo, ga nanya alasan kenapa dia ngelakuin itu." Kata Dian sambil menatap Jason.

Jason hanya meringis. "Namanya dulu gue masih kecil, masih labil. Dan gue takut nanya alasannya. Karena gue takut mendengar apa yang seharusnya gue dengar. Lo ngerti kan?"

Laf AmourTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang